"mengharapkan sesuatu yang tidak pasti itu menyakitkan-selenophile"
GERHANA berjalan di lorong sekolah dengan wajah menunduk, ia meremas rok sekolahnya saat dirasa murid-murid lain menatap dirinya dengan tatapan tidak suka, entah apa yang membuat mereka menatapnya seperti itu.Tas warna hitam dengan gambar bulan itu di tarik secara tiba-tiba oleh salah satu siswi dari belakang, ia dipaksa berbalik oleh siswi yang menarik tas nya itu.
"Tolong jangan g-ganggu aku." gerhana berbicara pelan dengan suara bergetar.
Siswi bernama anggia clarana atau yang kerap disapa gia itu sering kali membulynya. entah mengapa gia selalu membulynya ia juga tidak tahu.
"Gue juga sebenernya gk mau ganggu lo gerhana, tapi gk tau kenapa kalo gue gk ganggu lo sehari aja hidup gue tuh kaya ada yang kurang."
"Sekarang ikut gue!."
Gerhana semakin menunduk ketakutan saat gia menarik lenganya dan membawanya ke gudang kebalakang sekolah, tempat dimana murid-murid sering kali bolos pelajaran.
Di gudang sekolah gerhana di hempaskan oleh gia dan antek-anteknya, ia tidak bisa berbuat apa-apa saat gia mencoret-coret wajahnya dengan spidol yang mereka bawa.
Menggambar dengan asal di wajah gerhana seolah-olah wajah gerhana adalah kanvas putih yang harus mereka kotori.
Gia tersenyum sambil memperhatikan hasil gambaranya di wajah gerhana, ia berdiri lalu melempar spidol itu tepat mengenai kepala gerhana.
"Gambaran lo bagus juga gi." ujar sinta sambil memperhatikan wajah gerhana.
"Untuk pagi ini selesai gerhana." setelah mengatakan itu gia dan teman-temanya pergi meninggalkan gerhana yang sedari tadi mencoba menahan air matanya.
Selepas kepergian mereka, air mata yang sedari tadi gerhana tahan akhirnya keluar dan isakan kecil yang ia timbulkan.
Seseorang yang sedari tadi melihat kejadian itu hanya bisa terdiam tanpa membantu, karna ia sendiri juga tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa memvidiokan kejadian tersebut dengan ponselnya berharap suatu saat nanti vidio itu bisa membantu.
***
Seorang siswa berdiri di tengah lapangan sekolah dengan tangan menghormat, sudah ada 40 menit ia berada diposisi itu, hanya tinggal menunggu 10 menit lagi dan ia bisa meneduh dari panasnya pagi ini.
Ia melirik guru yang sedari tadi mengawasinya sedang sibuk dengan ponselnya, ia menurunkan lenganya karena merasa pegal.
"Altelaa tanganya!."
Altela menghembuskan nafas kasar saat mendengar gurunya itu berbicara padahal sedari tadi guru itu sangat fokus dengan ponselnya tetapi kenapa saat ia menurunkan lenganya guru itu malah menyadarinya.
"Ya allah bu pegel tau." Tutur nya.
"Suruh siapa telat?."
"Yaelah bu telat 10 menit mah gak jadi masalah kali bu."
Okey bisa dilihat kalo altela ini tipikal murid yang menyebalkan dan bisa dibilang ia murid yang tidan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] _S E L E N O P H I L E_ Sebuah kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Gerhana clarisa evandry gadis pecinta bulan itu harus masuk kedalam sebuah permasalahan yang di timbulkan saudara kembarnya Rihana mawar evandry yang...