"Awal bertemunya aku, dia, dan sebuah permasalahan-Gerhana."
RIHANA saat ini sedang berada di salah satu cafe yang sering ia kunjungi bersama nada dan chintya.
Cafe saat ini sedang ramai, banyak sekali anak-anak muda dan rihana mengenal mereka.
"Eh itu fajar bukan sih?." Ujar chintya sambil mempertajam penglihatanya.
"Mana?."
"Itu lohh."
Rihana meminum minumanya sambil mengangguk. "Yoi itu si fajar."
"Sial, kenapa dia sama cewe?." Sedikit informasi bahwa saat ini chintya sedang mengagumi sosok darendra fajar syaputra atau yang sering di panggil fajar si ketua osis yang di segani.
Nada dan rihana saling pandang seolah mereka sedang memikirkan hal yang sama."Hmm mungkin temenya, positif thinking aja dulu chin." kata rihana.
Chintya berdiri dari tempatnya. "Gak bisa nih, gk bisa dibiarin!." ia menegak minumanya dengan wajah me merah, ia berjalan menghampiri meja fajar.
Rihana dan nada hanya menggeleng-geleng melihat itu, dipikiran mereka hanya satu yaitu belum jadi siapa-siapa saja sudah cemburu, ck!.
"Loh fajar? Kok disini?." chintya duduk di depan fajar dengan wajah sumpringah.
"Lu ngapain disini chin?." tanya balik fajar.
"Nongkrong lah, yakali open bo."
"Gak salah sih."
Chintya berdecak ia mencomot kentang goreng di atas meja itu tanpa izin, membuat wanita di samping fajar menatapnya sinis.
"Sabi kali jar kenalin cewenya."
Fajar melirik wanita di sampingnya. "Lis ini chintya temen gua di sekolah, chintya ini lisa temen gua."
"anjir temen gk tuh." batin chintya, ia tersenyum sambil mengulurkan tangan. "Chintya."
"Lisa."
"astagfirullah mulus bet tanganyan, tpi mulusan gua sih." batinya ia dengan cepat melepas salaman tersebut.
"Yakin nih cuman temen?." tanya chintya.
"Mau temen atau pun bukan, emang apa masalahnya sama lo?." lisa menatap chintya sinis.
"Wow santai dong, gua cuman nanya lagian."
"Gila nih cewe baru kenal udah kibarin bendera perang aje ma gua." batin chintya, sial dari tadi ia selalu berbatin.
Chinya beranjak dari duduknya. "Gua balik ke tempat ye, temen lu gk asik." ia menepuk pundak fajar lalu kembali ke tempatnya.
"Gimana?." Tanya nada.
"Temenya."
Rihana mengangguk-angguk pelan ia berdiri. "eh gua ke toilet dulu ya."
Ia berjalan di lorong menuju toilet, cafe ini memang terbilang luas bahkan toilet saja ada di ujung lorong.
Berhenti berjalan saat dirasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, ia berbalik, tidak ada siapapun disini selain dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] _S E L E N O P H I L E_ Sebuah kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Gerhana clarisa evandry gadis pecinta bulan itu harus masuk kedalam sebuah permasalahan yang di timbulkan saudara kembarnya Rihana mawar evandry yang...