"Kita akan terbiasa, terbiasa tanpa kabar, terbiasa tanpa rindu, dan perlahan kita akan terbiasa untuk saling melupakan" -Altela
ALTELA menatap gadis di depannya ini datar, sekarang ia sedang berada di salah satu cafe yang dulu sering ia datangi bersama gadis yang kini duduk didepan nya ini.
"Al aku-"
"To the point aja ay." Altela meminum minumanya dengan santai.
"Aku kangen Al, maaf." gadis itu menunduk sambil meremas tanganya pelan.
Ia tersenyum miring. "Dan gue gk peduli itu."
Ayla,mantan kekasihnya itu menatapnya sendu. "kamu gk kangen aku Al?."
"Hmm enggk, buat apa kangen gk guna tau gk."
Ia mencomot kentang goreng yang di pesan nya tadi lalu melirik Ayla yang kini menghapus air matanya. "Gak usah nangis dah, cengeng banget."
"Aku gk nangis al."
"Gk usah ngelak ay gua tau lu orangnya gmn."
Ayla beranjak dari duduknya lalu berpindah duduk di samping Altela, ia kemperhatikan lelaki itu dengan lekat.
"Maafin aku al."
Altela berdecak menatap gadis itu tajam. "gk usah di bahas, itu udah masa lalu ay."
"Tapi aku nyesel al, aku pengen kita kaya dulu lagi." Ayla memegang lengan Altela yang langsung di hempaskan oleh lelaki itu.
"Gak ada pengulangan ay, lo udh ninggalin gua dan milih lelaki brengsek itu dan sekarang lo kembali dengan rasa menyesal."
Rindu, sebenarnya ia rindu dengan gadis ini tetapi kembali ia mengingat apa yang sudah gadis itu perbuat padanya dulu, meninggalkanya demi lelaki lain setelah 2 tahun bersama.
Melupakan seseorang yang sudah lama bersama kita itu tidak mudah dan Altela sedang merasakan itu, ia sedang berusaha melupakan Ayla.
Memejamkan mata, Ayla menatap Altela sendu, sumpah ia sangat rindu lelaki ini.
"Gua duluan." Altela keluar dari tempat itu dengan mood yang berantakan, seharusnya tadi ia tidak usah menemui Ayla jika akhirnya kenangan itu kembali muncul.
Altela membawa motornya pelan ia mengernyit saat melihat gadis yang tidak asing baginya sedang berjalan di trotoar jalan sendirian.
Ia berhenti tepat di depan gadis itu, membuka helm lalu menyugar rambutnya kebelakang.
Rihana berdecak kesal saat jalanya dihalangi oleh Altela "Minggir."
"Jalan masih lega kali." ujar Altela.
Rihana berjalan kembali tanpa menghiraukan lelaki itu, Altela memperhatikan Rihana dari belakang.
"Rihana." panggilnya.
Berhenti berjalan, Rihana menghembuskan nafas kasar saat namanya di panggil, berbalik ia menahan nafas saat dada bidang Altela sangat dekat dengan dirinyaa.
Sedekat ini dengan Altela ia jadi tahu bau parfum lelaki itu, sangat wangi.
"Lu pake parfum apa sih?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile
Tienerfictie[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] _S E L E N O P H I L E_ Sebuah kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Gerhana clarisa evandry gadis pecinta bulan itu harus masuk kedalam sebuah permasalahan yang di timbulkan saudara kembarnya Rihana mawar evandry yang...