Pagi keluarga lee

5.3K 315 21
                                    

Disclaimer ⚠️

✓Semua karakter yang ada di sini itu OOC (Out Of Character). Tak ada hubungannya dengan kehidupan nyata, baik dari segi tokoh maupun lainnya.

✓Lapak BxB, mohon memilih dengan cermat.

✓Semua hanya fiktif, imajinasi saya selaku penulis.

✓NOREN AREA.

✓BAHASA KASAR, BAHASA TIDAK BAKU.

✓ Lokal

✓Nama sengaja engga dirubah karena malas☺️👌 Cukup di akun saya yang satu lagi saja, saya pusing memikirkan nama :)

✓Ah iya, jangan malas mengecek tag ya teman teman :) Budayakan mengecek terlebih dahulu agar tidak ada yang komen "Loh kok ini?"   "Si A lebih cocok sama ini tau!"    "Aku pikir kapal ****"    dan lain sebagainya.

✓Kapan inti, NOREN. Yang lainnya itu hanya kapal yang aku liat dicerita cerita yang pernah aku baca.

Dah lah, panjang bat!

•••

Seorang pria cantik kini tengah asik berkutat dengan bumbu bumbu dapur didepannya, bibir mungilnya bersenandung kecil sembari menggerakkan spatula miliknya.

Tubuh mungil itu cukup tersentak saat sebuah lengan kekar kini bertengger indah di pinggang rampingnya.

"Pagi." Ujar sang dominan, suara berat itu bertambah berat akibat efek baru bangun tidur.

Si mungil tersenyum manis, tak terganggu dengan pelukan sang dominan, ah itu kegiatan yang sudah biasa.

"Pagi, mas..." Ujarnya lembut, sang dominan membenamkan wajahnya di ceruk leher sang submisive, menghirup aroma khas 'istri' nya itu.

Aroma yang dapat mengaktifkan dirinya.

Jeno, pria berahang tegas itu mengusap lembut hasil karyanya tadi malam di leher istrinya, menciumnya sensual lalu menjilatinya, membuat bahu si mungil sedikit bergerak akibat geli.

"Mas, jangan gitu nanti wajannya terbang loh!" Peringat si mungil, Jeno hanya tertawa pelan dan mengeratkan pelukannya.

"Kenapa udah beraktivitas sih njun? Kamu berdiri aja kakinya berjarak gitu... Masih sakit kan?" Ujar Jeno.

"Masih sih, tapi kalau aku ga masak... Mas sama lele kelaparan dong." Ujarnya lembut.

Jeno tersenyum, "Padahal hampir tiap hari kita berhubungan intim, masih sakit juga, tambah sempit malah..." Ujar Jeno menggoda, Renjun tersenyum malu, memukul pelan lengan sang suami yang melingkar di pinggangnya.

Tiap hari? Iya... Jeno ga bohong kok.

Bagi bapak lijen berhubungan silahturahmi alat reproduksi itu seperti kegiatan pokok.

Ah, mungkin itu bentuk balas dendam tubuhnya karena ga pernah merasakan gairah. Akan dibahas nanti, tenang saja :)

"Masih pagi tuan Lee!" Peringat Renjun, Jeno tersenyum dan kembali menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Renjun.

Komplek NEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang