•••will u marry me?•••

2.5K 275 42
                                    

Masih kilas balik

•••

Pria manis menghampiri dirinya, melambai sambil tersenyum cerah.

"Telat banget datangnya." Kata sang submisive,

"Maaf Lix, tadi macet banget! Kayaknya rame banget yang mau datang ke pensi sekolah kamu." Sekarang Changbin bersyukur karena yang nemenin dia Jeno, kalau Hyunjin, pasti udah habis di ledekin karena bicara sok manis.

"Oh ya, ini sahabat aku, Lee Jeno." Mendengar itu Jeno mengangkat wajahnya, Felix tersenyum sembari memberikan tangannya.

"Felix!" Ujarnya, Jeno hanya bersalam, tanpa membalas sapaan tersebut.

Felix tersenyum kaku, "Jeno emang gitu orangnya! Maklum aja!" Ujar Changbin ketika tahu apa maksud dari ekspresi sang gebetan.

"O- oh... Iya hehe! Yaudah, duduk dulu! Kita keliling nya nanti aja ya! Sahabat aku mau nampil soalnya." Ujar Felix, membawa dua seme itu untuk duduk di kursi penonton.

Selama duduk, Jeno sibuk memperhatikan sekitar, kali kali ia dapat bertemu dengan pria mungil yang sudah seminggu ini ia cari.

Ya, alasan Jeno tidak ke markas selama seminggu terakhir itu karena ia sibuk menunggu di dekat daerah SMA cendikia demi melihat pria mungil itu pulang.

Namun hasilnya nihil, ia tak pernah melihat Renjun keluar dari gerbang sekolah itu, hingga pada semalam. Hari Jum'at, ia menyerah dan memutuskan untuk ke markas.

"Ayo kita sambut! Sang emas paduan suara! HUANG! RENJUN!" Suara MC bergema membuat para penonton bersorak ria, tak terkecuali Felix yang langsung berdiri menyambut sahabat mungilnya.

Mata Jeno membola, itu dia, pria mungil yang mampu membangunkan dirinya, yang hampir seminggu ia cari cari,

Pria mungil itu berjalan keatas panggung dengan senyuman di paras ayu nya, menggenggam sebuah gitar lalu duduk di tengah panggung.

Manik kelam Jeno menatap berbinar, ia tahu senyuman itu bukan untuknya, tapi untuk seluruh penonton. Tapi ntah mengapa hatinya menghangat, ribuan kupu kupu seperti berterbangan di dalam tubuhnya.

Petikan gitar terdengar dengan suara lembut yang mengalun bersama. Manik hitam Jeno tak pernah lepas dari panggung itu.

Waktu tak terasa, Jeno disadarkan dengan tepuk tangan para penonton.

Dapat Jeno lihat, Renjun menuruni panggung dan berjalan kearahnya, oh tak ingin terlalu percaya diri, tapi memang sepertinya arah tujuan pria cantik itu ke arah tempat duduk nya.

"Huaaaa gila! Bagus banget anjir!" Felix melompat, memeluk Renjun yang kini berada didepannya.

"Thanks Lix!" Pria bermanik rubah itu tersenyum cantik, "Oh! Ini pasti Changbin!" Lanjutnya.

"Salken, dan ini sahabat gue, Jeno." Ujar Changbin berinisiatif untuk memperkenalkan si batu Jeno.

"Oh, hai! Renjun..." Ujar Renjun ramah,

"Aku ga pernah lihat sahabat kamu yang ini, pikir sahabat kamu si duo cabe itu." Mendengar itu Felix tertawa terbahak-bahak, sedangkan Renjun tersenyum seakan tahu siapa duo cabe yang dimaksud.

Komplek NEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang