•••D-Day•••

2.3K 219 47
                                    

Masih kilas balik wkwkwkwk
Panjang banget, heran :)

•••

Hari esok telah tiba begitu cepat,

Winwin tampak tengah sibuk mempersiapkan hidangan ringan, tak lupa Renjun pun ikut membantu.
"Udah! Jangan capek capek! Kamu duduk aja dek!" Ujar Winwin kearah Renjun.

"Biarin adek bantu Napa sih..." Kesal Renjun karena sang ibu tak ingin dibantu.

"Tulah ma! Kenapa engga bayar pelayan aja sih?" Tanya Lucas yang dengan riangnya mencomot berbagai macam kue yang ada.

"Bener bener anak kingkong satu ini ya! Jangan dimakanin terus! Mama pasung juga kamu!" Lucas langsung kabur sambil tertawa,

"Win, mereka udah datang. LUCAS! BUKA PAGAR DULU SANA!" Teriak Yuta.

Jika kalian berfikir keluarga Huang adalah keluarga sederhana sehingga tak memiliki pelayan, kalian salah.

Ini semua kemauan Winwin yang ga mau memiliki pelayan, paling pelayan bayaran datang sekali dua Minggu itupun kalau Winwin lagi mood.

"JANGAN TERIAK BABA! MALU!" Balas Lucas yang kini berjalan kearah pagar rumahnya.

Winwin hanya bisa menghela nafas, sedangkan Renjun sibuk menenangkan jantungnya.

"Silakan masuk tuan Lee." Ujar Yuta ramah, mempersilahkan keluarga Lee itu untuk duduk.

"Malam tuan Huang, maaf mengganggu waktu anda sekeluarga." Ujar Taeyong tak enak hati.

Yuta tertawa kecil mendengar nya. "Tak masalah, mari mari silakan masuk, apa tuan sekeluarga sudah makan malam? Jika belum, istri saya telah memasakkan makan malam untuk kita."

"Tak perlu repot-repot tuan Huang." Ujar Ten tak enak.

"Tak masalah, mari, saya kenalkan dengan keluarga saya." Ajak Yuta ramah,
"Perkenalan ini Winwin, istri saya. Dan itu putra sulung saya. Lucas." Ujar Yuta memperkenalkan.

"Dan terakhir, Ini Renjun." Pria mungil itu tersenyum manis sembari memberikan salam, Ten tersenyum gemas melihat Renjun yang begitu imut.

Tinggi mereka sepertinya sama, tapi entah mengapa Ten merasa Renjun lebih mungil dari pada dirinya.

"Jadi kamu Renjun... Cantik sekali." Puji Ten.

"Terima kasih..... Tante?" Ujar Renjun ragu.

Ten tersenyum lembut, mengelus puncak kepala Renjun pelan.

"Sudah pada makan?" Tanya Winwin lembut.

"Mohon maaf sekali nyonya Huang, kami sudah makan..." Ujar Ten menyesal.

"Tak masalah, santai saja nyonya Lee." Ujar Winwin sembari berjalan masuk untuk menyajikan makanan ringan.

Renjun pun ikut membantu menghidangkan beberapa macam kue,

"Tujuan kami sekeluarga kemari tak lain dan tak bukan untuk meminang putra bungsu tuan Huang, buat anak semata wayang kami. Jeno." Ujar Taeyong memulai pembicaraan.

Komplek NEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang