2. Kisah Mereka

293 30 6
                                    

"Gan. Berhenti dulu sebentar, gue capek!" ucap Salma menghentikan langkahnya dalam berlari.

Gadis itu mengambil oksigen begitu banyak, seolah-olah sejak tadi dia sama sekali belum bernapas ataupun menahan napasnya saat berlari. Sedangkan pemuda yang berada di depannya berapa meter, langsung kembali menghampirinya.

"Lemah banget sih lo! Baru juga satu putaran, udah cape." cibir Regan menatap Salma mengejek.

"Satu putaran dari mana sih Gan? Kita tu udah muterin ini lapangan sebanyak enam kali loh. Dan elo bisa-bisanya masih bisa ngomong kalau kita baru muter sekali? Wowww." keluh Salma antara takjub dan heran.

"Loh udah enam kali toh?" tanya Regan dengan wajah bingung. Sebenarnya sih bukan bingung, tapi pura-pura bingung.

"Serah elo lah, gue laper mau nyari makan." ucap Salma, hendak pergi meninggalkan Regan.

"Lah malah nyari makan? Percuma lo lari tadi, kalau itu perut lo isi lagi." cegah Regan mencekal lengan Salma.

"Ya masa gue kagak boleh makan sih Gan, habis olahraga? Gue kan juga butuh tenaga." tutur Salma lemas.

Regan tampak berpikir sebentar. "Iya juga sih," ucapnya.

"Yaudah deh gue juga ikut." imbuh Regan.

Salma memutar bola matanya cepat. "Bilang aja kalau lo juga laper Regan!"

"Hehehe." balas pemuda itu terkekeh.

Salma berdecak pelan, lalu menarik lengan Regan menuju sebuah warung yang menjual bubur ayam.

"Pak bubur ayam dua ya!" pesan Salma sesampainya di warung.

"Siap Neng." balas penjual bubur tersebut.

Regan dan Salma duduk saling berhadapan, sehingga membuat gadis itu dapat melihat jelas wajah sahabatnya yang ditekuk.

"Kusut amat itu wajah." ledek Salma terkekeh pelan. Sedangkan Regan semakin menekuk wajahnya.

"Gue tu pinginya sarapan soto, bukan bubur!" keluh Regan memprotes pilihan Salma untuk sarapan pagi ini.

"Disini adanya bubur ayam sama nasi rames. Kagak ada yang jual soto, jadi makan aja apa yang ada!" tegur Salma.

"Tapi kan tadi kita bisa keluar, nyari-nyari di pinggir jalan Sal." sanggah Regan.

"Udah terlanjur. Nanti pulang dari kosan gue, lo makan lagi aja. Beli soto deket kosan gue. Itu soto terkenal karena rasanya yang enak dan harganya yang murah." saran Salma.

"Gendut dong gue, kalau makan terus." sambat Regan kembali.

Salma tertawa kecil. "Gapapa, tenang aja. Henny gak akan ninggalin elo karena gendut kok."

"Jelas lah! Henny kan cinta banget sama gue. Secara gue kan orang paling ganteng." balas Regan dengan bangganya.

Sementara Salma menunjukkan mimik wajah yang ingin muntah. "Iyain aja deh, daripada nanti dia nangis terus gue yang repot." gumamnya dengan pelan.

"Lo tadi ngomong apa Sal? Gue gak denger." tanya Regan yang tak begitu mendengar, Salma bicara apa.

"Gapapa, lupain aja." jawab Salma dengan senyuman terpaksa.

Kemudian pesenan yang mereka berdua tunggu, datang juga. Lalu keduanya menikmati makanan tersebut sambil sesekali bercanda, seperti sahabat pada umumnya.

Sweet And Sour || Twice LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang