6. Kebencian

206 26 5
                                    


"Mba Salma bakery rame lagi."

Satu kalimat dari salah satu pegawainya membuat Salma yang tadinya merenggangkan otot, jadi bangkit dari duduk. Ia melangkah keluar ruangan miliknya dan menatap sekitar. Ternyata yang dibilang oleh pegawainya itu benar, bakery and cafe miliknya kembali ramai. Iya kembali, karena tadi sebelum ia merenggangkan otot dan istirahat, bakery miliknya juga sudah ramai walau tak seramai sekarang.

"Udah kamu bantuin Adel aja sana, biar Mba yang ngasirin." suruh Salma mengambil alih pekerjaan pegawainya.

Karena keadaan yang sangat ramai dari biasanya, semua pegawai Salma sempat keteteran. Ditambah lagi ada satu orang yang tidak masuk karena izin sakit. Jadi mau tak mau Salma ikut turun tangan untuk membantu pegawainya, sehingga membuat keadaan kembali terkendali.

"Semua pesanan udah diberikan?" tanya Salma pada ketiga pegawainya setelah memastikan tidak ada orang yang mengantri lagi.

"Sudah Mba!" jawab ketiganya semangat, meskipun aslinya mereka lelah.

"Gak ada pesanan yang kurang?" tanya Salma memastikan.

"Gak ada Mba. Semua pesanan pelanggan sudah kami berikan tanpa ada kekurangan." jawab Raisha, pegawai yang tadi memanggil Salma diruangan.

"Bagus kalau gitu." puji Salma.

"Oh ya, kalian udah istirahat?" imbuh Salma bertanya.

Ketiganya kompak menggelengkan kepala.

"Kalian istirahat dulu gih, makan-makan biar tambah semangat." suruh Salma.

"Mba Salma gapapa ditinggal sendiri?" tanya Adel ragu.

"Iya gapapa, santai aja. Mba bisa kok atasi semuanya." jawab Salma.

"Nanti kalau ramai lagi gimana Mba? Mba kan sendirian." ucap Gina merasa khawatir.

"Kata siapa Mba sendirian? Mba nggak sendiri kok, nanti ada yang datang bantuin Mba secara cuma-cuma. Jadi kalian jangan khawatir." balas Salma santai.

Kemudian gadis itu mendorong ketiga pegawainya agar segara pergi beristirahat. "Udah sana pergi. Nanti kalau disini terus yang ada kalian gak jadi istirahat lagi." usir Salma.

Ketiganya mematuhi perkataan Salma. "Kalau gitu kami istirahat dulu ya Mba. Mba Salma yang semangat!" sorak ketiganya menyemangati.

"Iya pasti!" kekeh Salma.

Sepeninggalan ketiga pegawai tadi, kini Salma berganti didatangi oleh dua orang pemuda tinggi dan tampan.

"Halo manis..." goda salah satunya.

Salma melirik sekilas ke arah pemuda yang menggodanya. "Jangan gombal! Geli gue dengernya, Juan!" Tegur Salma.

Lantas pemuda yang dipanggil Juan tersebut langsung mencebikkan bibirnya kedepan. Sementara Regan yang berdiri disamping Juan berusaha menahan tawa.

"Sal, lo kenapa nyuruh kita kesini?" tanya Regan terus terang.

Salma menunjukkan wajah puppy eyes ke Regan. "Bantuin gue dong, bakery lagi rame-ramenya nih. Terus karyawan gue juga ada yang sakit, jadi pada keteteran." ucap Salma memohon.

Regan menghela napas pelan. "Iya kita bakal bantuin."

"Makasihhhhh Egan!" ucap Salma dengan gembira.

Juan yang merasa tidak dihiraukan langsung pura-pura batuk. "Uhukk..uhuk."

Perhatian Salma dan Regan langsung teralih ke Juan. "Kenapa?" tanya keduanya.

Sweet And Sour || Twice LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang