1. Cerita di Pagi Hari

379 33 2
                                    

Di sebuah kosan yang lebih cocok disebut rumah itu, terlihat begitu tenang. Meski beberapa diantara mereka bersembilan sudah ada yang tengah melakukan aktivitas. Contohnya saja di dapur dan di teras depan.

Di dapur, ada Jiya dan Maria yang tengah sibuk memasak untuk anak kosan. Sementara di teras depan ada Jingga yang sedang mencuci motor bebek kesayangannya. Sedangkan enam orang lainnya entah ada dimana keberadaanya.

"Masak apa lo berdua?" tanya Naira yang entah datang darimana, dengan muka bantalnya.

Kedua orang tersebut. Jiya dan Maria, sempat terkejut sebentar sebelum kembali memasak makanan.

"Elo Kak! Ngagetin gue aja!" decak Maria. Sedangkan sang tersangka hanya cengengesan tanpa dosa.

"Kit lagi masak sayur sawi sama telor dadar Kak." jawab Jiya sambil meletakan hasil masakannya dipiring.

"Elo, udah cuci muka sama sikat gigi belum?" imbuh gadis itu bertanya.

Naira menjawab pertanyaan Jiya sambil berjalan ke meja makan. "Belum. Entarlah, lagi mager gue."

"Jorok lo jadi cewek!" cibir Jingga yang baru datang dari depan. Penampilan gadis itu terlihat biasa, namun beberapa bagian di baju yang ia kenakan nampak basah.

"Nanti kalau gak ada cowok yang mau deket sama elo, mampus kan lo!" tambah Jingga mengejek.

"Sialan lo! Pergi sana, lo sendiri aja juga belum mandi!" cibir Naira balik.

"Tapi kan gue udah sikat gigi hee." ucap Jingga.

"Setidaknya gue gak sejorok elo wlee!" ledek Jingga sambil berlari menjauh dari Naira dan menurunkan sedikit kantung matanya.

"Awas ya lo! Gue bocorin ban motor lo biar berangkat ngampus jalan kaki!" ancam Naira dengan suara sedikit keras.

"Ya tinggal naik ojok lah, apa susahnya!" balas Jingga dari kamar, yang masih bisa di dengar Naira.

Sementara itu Jiya dan Maria yang berada di dapur menggelengkan kepala maklum. Sebab pertengkaran Naira dan Jingga sudah terlampau biasa di kosan. Jadi tak heran kalau keduanya sering disebut anak anjing dan anak kucing. Dan perihal siapa yang jadi anak anjing dan siapa yang anak kucing, kalian bebas mau memilih yang mana.

Naira yang sedang memijat pelipisnya karena merasa pusing karena ulah Jingga. Tiba-tiba mendengar sebuah langkah kaki dari tangga yang menuju ke tempatnya berada.

"Orang-orang pada kemana Kak? Kok tumben sepi." sebuah pertanyaan biasa namun sedikit random itu, baru saja dilontarkan oleh Diana. Gadis yang memiliki kulit paling putih di kosan. Yang terkadang suka bikin iri anak lain.

Naira yang ditanya menatap Diana tanpa semangat.

"Lo nanya gue?" tanya Naira balik dengan mimik wajah yang minta ditampol.

Dengan senyum masam Diana membalas pertanyaan Naira. "Enggak Kak Nai. Gue nanya nya ke Kak Jiya bukan elo." jawabnya sedikit mengeram.

"Oh." timpal Naira santai.

Bener-bener ya. Kalau gak ingat kalau Naira orang paling tua di kosan, udah pasti sudah daritadi Diana tampol kepala gadis itu, agar otaknya sedikit benar.

Sweet And Sour || Twice LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang