ARAH YANG BERBEDA.
[CHAPTER 13]
eh, bener ya ? Maaf ya, ini nih akibatnya kalau kelamaan digurun sahara, aku jadi lupa udah sampai chapter berapa hihi:)
.
.
.
.
.
Selamat makan,
Aish🤦 maksudku...-Selamat membaca-
Dandelion, aku pikir dengan mengaggumi Dandelion aku bisa belajar mengenai ketangguhan juga keberaniannya, terlihat gampang memang saat kita hanya sebatas berucap, tapi sekarang aku baru sadar, dibalik ketagguhan juga keberaniannya, Dandelion lebih dulu melewati sisi kerapuhannya. Ini masih perihal Dandelion tapi bukan Dandelion yang sesungguhnya, tapi aku yang sedang menyerupainya. 🍁
.
.
.
.
.
✨
Semenjak beranjaknya Ridho juga Tammy dari kamar Aldevano, Aldevano tetap dalam posisinya. Terbaring di ranjang kasurnya dan hanya menatap kosong langit-langit atap kamarnya."Dandelion, dia itu berani dia juga tangguh aku mau jadi seperti Dandelion Pah, Aldevano akan jadi Dandelion yang kuat, tangguh juga pemberani supaya bisa bantuin Papah jagain Mamah sama kak Tam hehe"
"Anak pintar"
Tawanya dulu masih terdengar nyata, betapa bahagianya Aldevano kecil saat dia belum mengerti arti menjadi tangguh yang sesungguhnya. Tangguh dalam artian harus kuat menghadapi segalanya, termasuk rasa kecewa juga luka hatinya.
Bocah itu, dengan wajah polosnya selalu menampilkan deretan gigi putihnya, senyumnya manis terurai begitu saja, dengan mata yang selalu menunjukkan binar bahagia. Tapi nyatanya setelah ia dewasa, semuanya hilang begitu saja, mata yang dulunya menunjukkan binar bahagia, hanya tinggal binar kesedihan yang setiap kali kerap meneteskan air mata.
Sorot matanya kini berubah sendu, tak sama seperti dulu saat ia masih kecil, mata indah itu selalu menampilkan sorot mata yang ceria.
.
.
.
Aldevano terdiam, sembari mengingat memory masa kecilnya dahulu, dimana ia sangat antusias terhadap bunga Dandelion, hingga sampai saat ini ia masih tetap sama ingin sepertinya, dengan segala sisi yang dia punya. Dandelion adalah wujud dari dirinya. Maka, untuk menjadi seperti Dandelion ia tak akan putus asa lagi untuk sekarang ini, tapi entah dilain waktu apa masih bisa tangguh atau justru malah rapuh. Karena sama halnya dengan Dandelion yang mempunyai beberapa sisi, Aldevano pun juga sama.Setelah beberapa jam lamanya Aldevano terdiam dengan tatapan kosongnya, juga dengan pikiran yang selalu berkecamuk memenuhi ruang di dalam benaknya, Aldevano memejamkan kedua matanya, rasanya lelah sudah, otaknya diperas hanya untuk memikirkan segala hal yang bahkan malah semakin membuatnya sakit juga kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH YANG BERBEDA
Teen Fictionmenceritakan kisah seorang saudara kembar yang memiliki perbedaan watak. keduanya mirip namun memiliki sikap yang berbeda. hingga kejadian yang tak terduga. mereka berdua harus sama-sama berjuang melawan penyakitnya. namun sayang perbedaan keduany...