"Tak Harus Khawatir"

1.2K 121 15
                                    

"Naruto...?",panggil Sasuke pelan.

"...Apa kau benci ayah?",tanya Sasuke meski tahu dirinya tidak akan mendapat jawaban apapun tapi ia masih mendapatkan jawaban 'tidak' dari bibir sang anak.

"...",Naruto tidak menjawab tapi ia berbalik dan terlentang di atas ranjangnya kemudian melirik sang ayah lalu berkata,"jika ayah ingin tahu jawabannya, lebih baik ayah makan dulu."

"...",Sasuke terdiam membisu menatap sang anak, membuatnya merasa ada secercah harapan untuknya.

Sasuke pun akhirnya duduk dan mulai makan, sebaliknya Naruto yang melihat itu langsung mengangguk pelan dan berbalik sembari memeluk guling.

Saat sedang melahap makanan di depannya, Sasuke sesekali melirik ke samping kemudian melanjutkan makannya secepat yang ia bisa kemudian meminum air yang ada di gelas dalam satu kali dongakkan ke atas.

"Naruto...?",panggil Sasuke lagi, kali ini ia berdiri dan berjalan ke arah ranjang sang anak kemudian duduk di atasnya.

"Maafkan ayah, ayah tidak bermaksud menyembunyikan apapun",ucap Sasuke dengan lesu dan tak lama kemudian terdengar jawaban,"ya" pelan dari bibir Naruto.

"Benarkah?",tanya Sasuke merasa senang.

"Tapi ayah...",balas Naruto kembali merangkak kemudian menoleh pada sang ayah dan langsung menyentuh pelan wajah sang ayah.

"...?",Sasuke kemudian memandang bingung sang anak.

"Apakah ayah benar-benar tidak akan kembali pada pasanganmu?"

"Huh?",gumam Sasuke terkejut.

"Bagaimana pun anakmu ini tahu batasannya ayah, aku tidak mencari apapun mengenai alasan kalian berpisah",balas Naruto menjelaskan kemudian, masih mengusap lembut pipi sang ayah.

"I-itu... Menurut ayah kau tidak akan bertemu dengannya jadi ayah pikir tidak perlu memberitahumu",jelas Sasuke pelan tak lama setelahnya.

Naruto langsung mengangguk sementara Sasuke melirik ke samping tepatnya pada tangan sang anak yang masih menyentuh lembut pipinya.

"Naruto, boleh ayah katakan sesuatu?"

"Tentu",balas Naruto cepat.

Sasuke pun segera merespon dan balas menyentuh lalu menggenggam tangan sang anak yang ada di wajahnya.

"Karena kau tahu, kau bukan anak dari hubungan berbeda jenis dan kau masih bersikap seperti biasa, apa itu tidak menyakitimu?"

"Mengapa begitu ayah?",tanya balik Naruto heran, seolah-olah ia menunjukkan jika dirinya tak pernah memikirkan hal itu.

"Jepang belum melegalkan hubungan sesama jenis, tidakkah kau merasa ada yang mengganjal?"

"Menikah di negara lain, lalu?"

Sasuke langsung menggeleng,"tidak malu?"

"Malu?",gumam Naruto langsung mengernyit.

"Apanya yang malu?",tanya Naruto kemudian.

"Kau..."

"Aku tidak pernah mengkhawatirkan hal seperti itu ayah? Tidak ada gunanya",balas Naruto acuh.

"..."

'Apakah itu berarti ini sudah beres sejak awal? Lalu apa yang membuatnya seperti itu?',pikir Sasuke jatuh kebingungan.

"Dan aku juga mengerti jika cinta yang ayah maksud sebelumnya adalah hubungan seperti itu, bukannya aku tidak mengerti",lanjut Naruto yang sekaligus kembali menyita perhatian Sasuke.

"Jadi terserah ayah ingin kemanakan perasaan ayah itu",ucap Naruto segera setelahnya.

'Bagaimana bisa aku mempermasalahkan hal remeh seperti itu?',pikir Naruto yang entah mengapa merasa kesal.

"...Lalu yang mengganggumu sejak tadi?"

"Hanya hal sepele",balas Naruto masih tidak mengatakan apapun secara jelas.

'Hal sepele?!',pikir Sasuke yang entah mengapa merasa jika itu yang anaknya maksud bukanlah hal seremeh itu.

"Bagaimana perasaanmu tentang pasanganmu sekarang, ayah?"

"Huh?"

"Ayah..."

"Sebaiknya ayah tidak suka padaku karena aku mirip dia, ya?"

"Tidak...",balas Sasuke menggumam.

'Aku mana mungkin mengatakan padanya jika aku hampir menyiksa ayahku sendiri dengan alasannya meninggalkan ayahku dengan mulutnya sendiri',pikir Naruto menyeringai kaku diam-diam.










Jumat, 11 Juni 2021
20:21

Sugar Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang