Batu karang tak membiarkan dirinya terkikis dengan sengaja
Ia sedang melawan takdir
Menyambut setiap ombak yang menyapa
Akupun juga begitu sama
Melawan batasan waktu dan kehendak tuhan
Mencoba menjahit kembali daun yang jatuh pada pohon yang melepasnya
Aku menyalakan ratusan lentara
Agar malam tetap terang layaknya siang
Aku berbisik pada bintang agar ia tak mencoba untuk terjatuh
Aku merayu pada bulan yang dilanda rindu
Lalu ia tersipu malu dan menangis sendu
Teringat kekasihnya yang dulu pergi
Dan tak pernah kembali
Aku berkata pada bulan yang tersedu sedan
Dulu aku kenal seorang perempuan
Parasnya cantik berkah dari tuhan
Senyumnya dapat meruntuhkan daratan
Matanya mampu menggoda setan
Banyak penyair saling berlomba untuk memiliki dirinya
Namun tak ada yang berhasil mendapatkannya
Ia menolak setiap ajakan pemuda
Karena ia tak ingin diperlakukan seperti piala
Akupun tak punya kesempatan
Hatinya seluas samudera
Dan aku hanya buih di lautan