Kau adalah ratu
Keinginanmu adalah titah bagiku
Sabdamu merupakan hukum yang dipatuhi
Memenggal rindu
Mengkebiri hati
Menikam perasaan diam-diam
Semua akan aku lakukan
Takan aku biarkan rautmu menjadi muram
Berbagai candaan ku lontarkan
Menjaga agar senyummu tak hilang
Gelakmu diiringi lantunan biola
Bagai sebuah perayaan di alun-alun kota
Belasan botol anggur tertata di setiap meja
Kau berdiri di samping kursi tahta
Dengan tiara di atas kepala
Lalu duduklah seorang raja
Dengan sorot matanya yang tajam
Ia menatapku dalam-dalam
Yang sedang tersujud dalam lamunan
Aku tersadarkan oleh kenyataan
Ternyata aku hanya seorang badut kerajaan