〇2. ㅡ Jealously

8.2K 1.1K 151
                                    

"Kau yakin ingin ikut?" Tanya Mitsuya pada sang kekasih seraya membenarkan rambut sang gadis. Menyisipkan beberapa anak rambut untuk menetap di dahi [Name] sebagai penghias.

[Name] mengangguk mantap. "Tapi apa kau yakin? Kita bisaㅡ"

"Taka, kita sudah berada di depan markas mu. Bukankah sia sia jika aku kembali pulang?" [Name] memotong paksa kalimat Mitsuya yang sudah tertebak bagaimana akhirannya.

"Benar juga."

Oh siapapun, tolong temukan dimana kecerdasan seorang Mitsuya Takashi bersembunyi.

Berjalan mendahului Mitsuya, [Name] bersenandung kecil memasuki gedung yang terlihat agak usang dengan suara ramai dari dalam. Atensinya tertarik oleh seorang anak adam dengan surai panjang asik bermain kartu.

"Oh, Jiba!"

Sang adam menoleh. "Namaku Baji tau! Bukan Jiba! Jangan seenaknya membalik nama orang!"

[Name] terkekeh pelan. Menghampiri Mikey yang asik tiduran tak merusuh dan Draken yang asik menertawai kawanannya. Draken bermuara, "Dimana Mitsuya, dan tumben dia membawamu kemari?"

Dagu [Name] terangkat, menunjuk arah dimana Mitsuya asik menyapa beberapa bawahannya dengan ramah. "Aku yang memaksa 'sih."

Draken tertawa ringan. "Tidak ingin menyapa Chifuyu?" Godanya. Dagu runcing itu menunjuk keberadaan Chifuyu Matsuno yang asik bersenda gurau dengan yang lain.

Senyumannya merekah. Belum dua atau tiga langkah terlaksana, tangannya di cekal paksa dari arah samping. "Mau kemana?"

Telunjuk manisnya mengudara, memberi direksi kemana ia akan pergi. Manik yang awalnya menyapa ramah beberapa bawahannya kian tak lagi sinkron, berganti tajam bagai belati.

"Tetap disini atau kau ku gendong paksa untuk pulang."

[Name] menatap merajuk kearah Mitsuya. Dengan rasa dongkol, ia mendudukkan pantat di sofa lusuh tempat Draken dan Mikey bersinggasana. Matanya memandang tempat dimana Chifuyu berada, hingga penglihatannya menghitam karena sebuah tangan kekar menghalangi arah pandangnya.

"Satu larangan dibuat, kau juga tidak boleh memandangnya terlalu lama." Ujar Mitsuya absolut.

Mata gadis itu menyipit. Mitsuya melangkah pergi, menghampiri sahabat sahabatnya. Menyisakan tawa Draken yang asik membisikkannya beberapa rantai kata.

"Apa ia masih trauma dengan apa yang pernah terjadi di antara kau dan Chifuyu?"

[Name] mengangkat bahunya. "Entahlah. Dia itu terlalu kekanak kanakan tau! Andai saja anak buahnya tahu jika ketua mereka itu seperti bocah cilik pemarah yang sangat manja!" Kesal [Name].

Draken melemaskan diri, menyandar merefleksikan diri. "Wajar saja sih, kau dulu kan cinta mati dengan Chifuyu." Draken berucap. 

"Ah, hentikan itu! Itu hanya cerita cinta monyet tau!"

Tawa Draken menguar, "Kau juga saat itu tidak tahu kondisi sekali ya, benar benar sangat tidak peka. Padahal jelas jelas Mitsuya menyukaimu saat itu. Bahkan rela mengejarmu yang asik menangis tengah hujan, tapi kau malah berucap jika kau menyukai Chifuyu dengan lantang."

[Name] menarik rambut berkelabang milik Draken tanpa ampun. "H-hei! jangan tarik rambutku! Lepas!"

"Akan kulepas jika kau berhenti mengejekku." Ujar sang gadis bermuram durja. Mengabaikan ringisan memohon ampun dari sang pemilik surai kepang. Sungguh, lelaki yang selalu tampil hebat di tiap pertarungan nyatanya kini memohon pada seorang gadis yang tengah menarik rambutnya.

"Iya iya! Aku akan berhenti, aku janji."

Ia melepas tarikannya. Menatap sengit Draken yang asik melempar cengiran.

[Name] menunjuk Draken dan dirinya bergantian. "Kau dan aku, mulai hari ini adalah musuh!"

Draken terkekeh seraya mengusap kasar surai [Name]. "Kau itu tetap saja seperti dulu. Bilang aku adalah musuhmu, tapi selalu saja datang padaku." Draken mengulas senyuman.

"Karena Draken adalah yang terbaik." [Name] memberikan jempolnya di depan Draken seraya mmberikan senyuman tiga jari khasnya.

"Aku heran, kenapa Mitsuya lebih cemburu pada Chifuyu ketimbang denganku ya?" Heran Draken.

"Karena kau tidak pantas di cemburu. Lagi pula mana mungkin kau menyukaiku."

Draken mengangguk. "Hm, mungkin."

ntr enak kayaknya:D

Boyfie : Mitsuya TakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang