Mengerti kepribadian asli seorang Mitsuya Takashi tak membuat [Name] terkejut saat sang adam tiba tiba datang di pagi buta dengan membawa satu boneka beruang dengan ukuran besar bukan main. Sungguh sampai membuat sang pemilik tak kelihatan.
Membopong kedalam rumah meski sempat terjadi perdebatan ringan dipintu, membuat Kazutora, sepupu dekat [Name], yang ada dirumah [Name] mengernyit keheranan.
Mitsuya bersimpul manis, berucap bahwa hal ini merupakan sebuah bentuk kasih sayang untuk [Name]. Kazutora sampai dibuat muntah.
Kasur kesukaan [Name] kala terlelap, sang gadis merebahkan diri diujung. Tak mengindahkan sorot Mitsuya untuknya. "Masih marah?"
"Oh, masih marah." Jawab Mitsuya sendiri.
Pertanyaan retorik, pikir [Name].
"Jangan marah. Seperti anak perawan baru haid saja." Guraunya yang dihadiahi pukulan ringan dibahu oleh sang kasih. Mendekat di iringi suara decitan, tangan Mitsuya terulur membenarkan surai surai halus didahi [Name].
"Kau tahu tidak, apa hal yang paling bahagia dalam hidupku?"
[Name] melewatkan satu fakta. Selain pribadi yang luar biasa susah di tebak dan suasana hati yang kerap berganti dalam jangka waktu pendek, lelaki pemegang marga Mitsuya tersebut acap kali melempar gombalan aneh selama beberapa minggu ini. [Name] yakin, Mitsuya pasti berguru ke Mikey.
[Name] membenarkan ucapan Kazutora, semua salah Mikey!
"Diam, Taka." Sang adam melempar cengiran. Tetap melempar aksi meski [Name] sudah memperingati.
"Yang pertama saat aku bersama Touman, dan yang kedua saat aku bersamamu. Terlebih lagi diatas ranjang seperti ini." Mitsuya tersenyum, atau menyeringai [Name] tak menangkapnya dengan baik.
Hingga Mitsuya menggerakkan keda alisnya berulang kali, [Name] mendelik. "Mesum!"
Mitsuya tertawa puas. Padahal niat awal, jika saja [Name] tidak peka ia akan menyerang sang kasih saat itu juga.
"Kalau kau, apa hal yang membuatmu bahagia?"
Mitsuya terduduk menyilangkan kaki. Tangannya terjuntai lurus pada tumit kaki. Menatap sang kekasih yang mengerut lucu.
Kalau saja saat ini mereka ada di kediamannya, ia tak menjamin keutuhan [Name]. Mitsuya pasti akan menyerang [Name] tanpa ampun.
"Saat kau diam dan berhenti gombal tidak jelas." Tungkas [Name].
Mitsuya berdecak, "Mikey bilang, perempuan akan suka jika kita melempar gombalan seperti ini."
Tepat, sesuai dugaan [Name]. Mikey memang patut disalahkan. Kalau dipikir pikir Mitsuya juga tidak mungkin sepolos ini sampai mau dibodohi oleh sang ketua mengingat ia pernah menghilangkan kepolosan anak orang. Ia testimoninya.
[Name] beranjak, "Kenapa pergi?" Mitsuya mencekal pergelangan tangan [Name]. "Melihat kondisi Kazu, aku takut karena di tinggal sendiri ia jadi menggila."
Alis Mitsuya menyatu, mengerut kesal seraya menarik tangan [Name] untuk kembali berbaring. Terjatuh tepat disamping, Mitsuya memeluk [Name] bagai sebuah guling.
"Takashi!"
"Kau ingat saat aku bilang aku ingin membuatmu meneriakkan namaku dengan intonasi nikmat?" Mitsuya berbisik sensual, tepat ditelinga [Name].
Mendengar kalimat erotis Mitsuya, ia mendelik kontan. Merutuki tatapan sayu Mitsuya seakan meminta. "Boleh?"
[Name] terdiam, menelan ludah yang serasa berat. Hingga suara kekehan menyapu gendang telinganya. Menepuk ujung kepala [Name] berulang kali, Mitsuya berucap.
"Bercanda."
Hati yang seharusnya merasa lega, entah kenapa tetiba serasa sesak. Mengelak, tidak mungkinkan [Name] ingin. Meyakinkan diri bahwa rasa nyeri hanya berdasarkan sikap Mitsuya yang selalu saja mempermainkan sesuatu.
Kembali dikejutkan, saat Mitsuya tanpa aba aba mengecup sekilas bibirnya. Mengusap pipinya penuh afeksi. "Aku tidak bermaksud mempermainkanmu, sungguh." Mitsuya berucap di iringi senyuman tipis.
"Tapi jika kau mau, aku siap."
Mitsuya terduduk tegap, mengangguk mantap dengan mata berapi. [Name] mendengus dibarengi kekehan kecil. Antara kesal karena kalimat menyiratkan hal erotis milik Mitsuya, atau karena tingkah sang adam yang di anggap lucu.
Mencubit pipi [Name] pelan, Mitsuya bersimpul lega. "Aku mencintaimu."
ㅡtbc,
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie : Mitsuya Takashi
FanfictionTentang Mitsuya yang mencintai gadisnya. 「ooc, tidak mengikuti manga. Tokyo Revengers © Ken Wakui.」