〇8. ㅡ Irsaya

5.5K 760 102
                                    

Sang Luna perlahan terbentuk, menggantikan mentari yang terbenam di ufuk barat. Udara malam perlahan menurunkan angka, dibarengi dengan banyak orang asik menyibukkan dengan berbagai transportasi umum untuk kembali kerumah.

Tangan ia lilitkan pada pinggang Mitsuya yang terfokus mengendarai motor. Menikmati pundak Mitsuya yang ia jadikan sandaran. Tak sesekali Mitsuya mengusap punggung tangan [Name] yang terpatri diperutnya.

Memori [Name] masih menyimpan jelas saat keduanya berhenti di minimarket untuk membeli minuman bersoda, entah bagaimana ceritanya Mitsuya bisa terkenal dikalangan kaum hawa.

Banyak dari mereka yang mengenal Mitsuya, bahkan menyapanya dan sok menanyakan hal hal yang menurut [Name] tak sepatutnya ditanyakan.

Seperti, "Apa yang Mitsuya lakukan disini?"

Ingin [Name] balas, "Mencari sabu!" Tapi [Name] masih punya hati nurani dengan mengalihkan atensi.

"Ingin mampir ke markas?"

[Name] terdongak. Maniknya berbinar, "Boleh?"

Mitsuya mengangguk. "Asalkan kau tidak genit ke siapapun, aku mengijinkanmu." Ucap Mitsuya yang membuat [Name] mendengus kesal.

Keadaan markas terlihat cukup ramai jika didengar dari luar. Suara yang saling bersahutan begitu keras dan beberapa motor yang terparkir rapih diluar.

Mengekor pada Mitsuya yang lebih dulu melangkah sembari membalas banyaknya sapaan dari bawahannya dengan raut garang.

[Name] berdecih, anak buahnya tidak tahu seperti apa wajah memelas Mitsuya saat ia tidak mau memberikan ciuman.

"Yo, [Name]. Apa kabar? Apa Mitsuya memperlakukanmu dengan baik?" Sambut Mikey dengan lambaian tangan. [Name] mengangguk berulangkali sembari melempar senyuman sejuta glukosa, sangat manis.

Duduk mendekat pada Draken, tangan usilnya menarik rambut kepang milik Draken sebagai bentuk sapaan. "Hai Ken!"

Meringis kesal, ia menatap sengit pada kekasih Mitsuya. "Jangan menarik rambutku bodoh!" Melepas spontan sembari melempar cengiran, mengabaikan urat geram dari pemuda bermarga Ryūguji.

"Sayang, kau tidak ingin sesuatu? Kalau kau lapar bilang padaku, aku tidak ingin kau sakit." Mitsuya berucap. Sangat mengundang hujatan dan gidikan ngeri dari kawan kawannya.

"Sial! Pankreasku serasa diremat karena rasa ngeri!" Ungkap Nahoya seraya mengacak acak surai kribonya. Lain dengan si kembaran yang malah menutup telinganya rapat rapat.

"Gendang telingaku gatal sial!" Rutuk Haruki keras, mengusap kedua telinganya secara berulang kali.

"Esofagusku tiba tiba mengerat! Rasanya sesak karena adegan amatir ini!" Imbuh Baji seraya mencekik lehernya sendiri seakan telah kehabisan oksigen.

Air muka Mitsuya nampak datar, lewat sorot mata semuanya seakan tahu dan sejenak membisu.

"Kerja bagus Mitsuya. Kau benar benar mempraktekkan materi yang aku berikan kemarin." Mikey memberi acungan jempol.

"Biar aku yang beli makanan." Draken yang sedari diam tak bersua, kian bermuara sembari beranjak melenggang pergi. Mitsuya menatap punggung Draken yang perlahan mulai menghilang dari jarak pandang.

Sungguh pondasi yang kokoh, pikir Mitsuya.

"Kau mau?" Tawar Baji yang menyodorkan satu bungkus roti yang masih tersegel cantik. [Name] menggeleng, "Tak apa, kau makan saja. Aku bisa menunggu Ken." Tersenyum simpul menolak secara halus pemberian Baji.

[Name] menyesal, kenapa ia selalu mengolok olok Baji padahal pemuda gondrong itu begitu perhatian padanya.

Mitsuya bersorot sengit. "Tidak usah sok perhatian dengan pacarku!"

Baji berdecak geram. Seharusnya ia menawari Chifuyu saja, pasti tidak akan ditolak dan tidak akan dikatai sok perhatian. Mikey berdecit pelan, "Kenapa tidak kau berikan padaku saja..." Cicitnya.

Tak berselang lama, Draken datang dengan dua kresek berukuran sedang menghiasi tiap sisi tubuhnya. Kontan beranjak, berbarengan dengan Chifuyu. Sungguh pas, pikir [Name].

Belum Mitsuya ikut menghampiri, kedua tangannya dicekal oleh Mikey dan Haruki ditiap sisi. "Apa yang kalian lakukan?!" Dengus Mitsuya. Sang adam meronta.

"Kau diam disini, dan jangan mengacak acak markas kita." Suruh Mikey.

Guratan emosi tercetak, "Ah sial! Hoi brengsek, jangan terlalu dekat dengan [Name]!" Mitsuya memperingati, entah di dengar atau tidak.

Merasa janggal, maniknya menatap jelas ketiganya asik tertawa lepas. Dan Chifuyu yang malah membalas dengan pose bunga.

"Kau dan dia satu sama, Mitsuya." Ucap Haruki.

Ketiganya mendekat, cekalan dilepas. Menyodorkan satu kaleng susu pada Mitsuya yang memerah padam. "Untukmu. Kau sangat menakutkan, kau tahu." Gurau [Name].

"Apa bagusnya si Chifuyu itu." Mitsuya mengerucut kesal.

"Perlu kusebutkan semua?"

Mitsuya menoleh, mendelik. Terkekeh akibat respon Mitsuya. Tahu betul kondisi menyiksa Mikey dan Haruki kala mencekal Mitsuya. Sesuai usul Draken, "Bagaimana jika kita pura pura bercanda lalu kau tertawa, supaya Mitsuya semakin memanas."

"Jangan cemburu."

"Cium aku, agak tidak cemburu lagi."

[Name] mendecih. Mengambil kesempatan di dalam kesempitan. "Oke, dirumahku saja ya ciumannya." Imbuh Mitsuya tanpa meminta pendapat [Name].

"Hah?! Aku tidak bilang begitu!"

"Oke, ciumnya double."

[Name] menutup telinganya. Menoleh kearah berlawanan. "Aku tidak dengar." Mitsuya mendekat, melepas telapak tangan [Name] dan berbisik.

"Oke, cium sepuasnya."

surprisee
hehe ada yg kgn ga:3

triple nih hehe
makasih banyak
udah mau nyempetin baca

part ini fail bgt huhu
jadi agak ngebosenin, maaf:(

Boyfie : Mitsuya TakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang