See You

73 5 0
                                    

Menyenangkan bisa melihat senyumnya --Aiko

***

Aiko's POV

Jingga tergurat jelas pada mega senja. Bibirku mengerang sebab plastik hitam berisikan sampah yang tengah diseret. Kuletakkan kantung besar ini di ruang terbuka tepat di sebelah gerbang.

Aku menghela napas lega, "Berat."

"Keiko-chaan..!!"

Seruan suara bariton khas pria melengking tajam. Aku yakin asalnya tak begitu jauh, jadi aku menoleh. Meski bukan aku yang dipanggil. Hendak mengumpat tapi tak sopan.

"Keiko-chan."

"Huwaah!" pekikku kaget. Pasalnya, pemuda pemilik kunci tadi siang muncul tepat di belakangku dengan ringisan sok manis hingga mata yang sudah sipit itu membentuk garis.

Sigap tangan besar itu menangkap lenganku yang hampir terjengkang.

"Gomen gomen. Aku mengagetmu ya, Keiko-chan?" ia berujar sembari mengekeh ringan. Menampilkan deretan gigi putihnya.

Aku kembali berdiri sendiri. Menjawab sembari tersenyum, "Sedikit dan ngomong-ngomong ... namaku Aiko, bukan Keiko ...."

Ia mengerjap. Mengusap tengkuk salah tingkah. "Eh? Salah ya? Gomen, aku lupa..," kilah pemuda berambut gelap tersebut.

"Tak apa," aku balas tersenyum, "Kenapa ada di sini?"

"Sedang jalan-jalan. Sebenarnya, rumahku hanya beberapa blok dari sini sih," sahutnya menggedik ke arah barat.

Aku mengangguk mahfum. Mundur selangkah untuk memperlebar jarak.

"Aku masuk dulu ya? Jaa..," pamitku. Berbalik dan berderap memasuki pelataran rumah.

Kulihat ia melambai riang saat aku sengaja menilik ke belakang. Mendengar pemuda itu merapal.

"Mata nee..!"

Apa? Memangnya kita akan bertemu lagi? Hm, mungkin saja. Mengingat jarak kediaman yang tidak begitu jauh. Tapi aku memang sedikit berharap bertemu dengannya lagi.

Sekali lagi.

.

.

Sekian...


Saisho no ai (Cinta Pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang