1. New Neighbors?

234 9 0
                                    

Valerie's POV

    Akhirnya hari Jum'at tiba. Aku bisa kembali bersantai dari tugas-tugas sekolah yang memuakkan. Saat ini sudah pukul 4 sore. Tiada yang spesial. Yang aku lakukan hanyalah bersantai di kamar tidurku (di lantai 2 fyi), oh lebih tepatnya membaca novel seperti biasa. 

Aku duduk menghadap ke arah jendela. Dari sudut ini bisa kulihat bahwa langit sedang mendung. Kuharap hujan akan segera turun.

Membaca novel ditemani oleh secangkir cokelat panas serta diiringi suara rintik hujan yang membasahi bumi itu benar-benar salah satu kebahagiaan hidup.

     Halaman demi halaman novel telah kubaca dengan penuh konsentrasi. Hingga akhirnya suara-suara gaduh dari depan rumahku membuyarkan segalanya. Aku penasaran siapa dan apa yang mereka lakukan disitu.

Kulihat ada sebuah truk besar yang terparkir di depan rumah kosong yang tepatnya berada di depan rumahku. Tampak dua orang berseragam, yang kupikir adalah sopir truk itu. Mereka membawa banyak kardus ke dalam rumah tersebut.

Apakah ada orang yang akan menempatinya? Semoga saja.

Karena... jujur, selama ini aku merasa agak ketakutan setiap kali melihat ke arah rumah kosong itu pada saat malam hari. 

Siapa tahu saja ada hantu-hantu yang bersarang disana? Who knows? Ugh inikah efek kebanyakan menonton film horror? Ku harap tidak.

Aku memang berlebihan.

***

     Sabtu pagi. Aku terbangun tepat pada pukul 7. Tidak biasanya. Entahlah, tiba-tiba saja aku terbangun dengan sendirinya. Padahal aku tidak mengalami mimpi buruk.

Tetapi syukurlah, aku mendapati bahwa hari sedang hujan saat ini. Detik berikutnya, aku memutuskan untuk berdiam diri di dekat jendela kamarku. Aku hanya menatapi hujan dengan penuh kedamaian. 

Aku benar-benar mengagumi hujan.

Angin sejuk yang dihasilkannya, bau khas rumput dan tanah setelah terkena hujan serta suara rintik-rintiknya yang terdengar seperti melodi indah. Ahh aku benar-benar menyukai suasana ini. You know, I'm a pluviophile. 

Kemudian pandanganku beralih ke arah depan rumahku. Aku melihat pintu balkonnya sedikit terbuka, lalu sesaat kemudian munculah seorang anak remaja lelaki yang tampaknya seumuran dengaku, keluar dari sana.

Ia mengenakan jaketnya sambil menatapi hujan, sama sepertiku. Tetapi aku tidak sampai keluar ke balkon. Aku pasti tidak akan tahan oleh suhu dingin di luar.

Kuperhatikan wajahnya secara diam-diam dari balik tirai jendela. Ia tidak terlihat seperti orang barat pada umumnya. Rambutnya berwarna hitam. Aku yakin ia memiliki darah ketimuran. 

Ah sudahlah. Tidak usah dipikirkan. Mau ia seorang alien atau bahkan zombie sekalipun, aku tidak peduli. 

Di dapur, ternyata ibu sudah menantiku. 

"Val, mom sudah membuatkan mu grilled cheese untuk sarapan. Ingat, jangan sampai kau telat makan! Mom akan segera ke kantor."

Aku mengernyitkan dahi, "Bukankah hari Sabtu, kau libur?"

"Kebetulan perusahaan sedang mengalami peningkatan jumlah pemesanan produk. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, jadi mom harus pergi. Hati-hati di rumah!" 

Aku hanya mengangguk.

     Mom ku terpaksa menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga semenjak ia telah bercerai dengan ayah yang saat itu ketahuan selingkuh dengan wanita lain. Tentu sangat menyakitkan bagi mom. Ah sudahlah, aku tidak ingin mengingatnya. 

Beberapa menit kemudian, mom sudah berangkat dengan mobilnya. Ia memerintahkan Louis untuk menjagaku. Louis, kakak ku satu-satunya. Ia orang yang sangat jahil, berisik, menyebalkan tetapi ia juga sangat humoris serta sayang kepadaku.

Aku memakan sarapanku sambil menonton televisi, lalu Louis ikut bergabung denganku.

Disaat ia sedang mengunyah, ia malah berbicara tidak jelas. Makanannya ada yang muncrat mengenai wajahku. Sial.

"Louis, hentikan! Kau menjijikkan."

Louis malah tertawa. Dasar, anak ini sungguh menyebalkan.

"Hahahah, maafkan aku. "

Aku masih mengerucutkan bibirku.

"Oh c'mon! I have something to tell you." Baiklah, sekarang ia malah menunjukkan puppy face-nya. 

"Lalu apa yang ingin kau bicarakan Tomlinson?"

"Jadi apakah kau sudah mengenal tetangga baru kita?"

Aku menggeleng. Sepertinya Louis akan menceritakan sesuatu yang menarik. Mungkin saja salah satu anggota dari keluarga baru itu adalah seorang psikopat? Haha lagi-lagi aku berlebihan. Lalu aku mulai mendengarkan ceritanya dengan seksama.

"Sudah kuduga. Baiklah aku baru berkenalan dengan salah satu anak mereka bernama Za... uhm Za... Zack Malik. Oh bukan, bukan. Namanya... yeah Zayn Malik! Yah aku hanya bertanya dari mana ia berasal dan mengucapkan selamat atas rumah baru mereka."

Selama 10 detik mulut kami sama-sama terkatup. Aku masih menunggu Louis untuk melanjutkan ceritanya.

15 detik.... 

"Lalu?" kataku memecah keheningan.

"Sudah itu saja." Louis berkata lalu ia lanjut memakan grilled cheese nya.

Oh wow. Cerita yang amat sangat menarik. Aku tercengang. Ya, sangat-sangat tercengang sekali.

"Seriously Louis, you're just wasting my time."

__________________________________________________________

Hahah ga jelas ya? Ampuun bang :v

Let It Be Me // nh . zm  (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang