3. Trapped

53 3 0
                                    

*ATTENTION !!! *

Setelah aku pikirkan, kayaknya lebih seru kalau pemeran utamanya ditambahin Niall. Supaya ceritanya tambah rame + complicated heheh. Keep on reading, folks!

Valerie's P.O.V

      Keesokan paginya, aku dan Zayn berangkat ke sekolah bersama. Tanpa kusangka, murid-murid perempuan yang lain menatapku sinis sewaktu kami menyusuri koridor. Awalnya aku tidak mengerti mengapa begitu hingga akhirnya aku sempat mendengar bisikan "Berani sekali ia sudah mendekati lelaki itu."

Lelaki itu? Baiklah, kurasa jawabannya adalah Zayn.

Berani-beraninya mereka bersikap seperti itu padaku tanpa mengetahui kenyataan yang sebenarnya! Lagipula aku sama sekali tidak berniat untuk merebut Zayn.

There's no room for such a silly thing like that in my life ya know.

**

     Jam istirahat pertama kulalui seorang diri dengan membaca sebuah novel di sudut ruang perpustakaan. Aku benar-benar sedang malas bersosialisasi. Zayn sempat mengajakku ke kantin bersamanya, tetapi aku menolak dengan alasan "Kau harus mencari teman lain selain diriku, Zayn. Disini bahkan ada lebih dari 3000 murid."

Well, bahkan aku harus memalsukan jumlah anak murid di sekolah ini, sebab aku tidak tahu jumlah persisnya.

     

Walau aku sudah berusaha untuk memfokuskan pikiran ku terhadap kata-kata yang tergores di novel ini, tetapi pikiranku tetap saja terusik.

 Semenjak kejadian tadi pagi, aku kini merasa benar-benar dikucilkan oleh teman-teman perempuan sekelasku. Terlebih saat tadi kami mengerjakan tugas berkelompok. Mereka sama sekali tidak ingin berbicara padaku! Menoleh saja tidak.

Why the hell on earth would they do that to me. Too savage.

Entah mengapa, memikirkan hal tersebut malah membuatku merasa lelah sehingga akhirnya kutenggelamkan kepalaku diantara kedua kaki.



"Um... hi?"

"Excuse me."

"HEY!"

     Aku terlonjak kaget saat seseorang menepuk pundak kananku. Awalnya pandanganku masih terlihat kabur dan aku bingung sedang berada di mana saat ini. Tetapi saat pandanganku mulai jernih aku baru sadar bahwa sedari tadi aku telah tertidur di sudut perpustakaan.

"Jam berapa sekarang?!" aku refleks berteriak, seolah mengacuhkan keberadaan orang yang tadi telah membangunkanku.

Aku perlahan menoleh kerahanya.

Oh Tuhan, semoga ia bukan guru yang sedang menangkap basah diriku sedang tertidur di sini.

Ternyata hanya seorang anak lelaki berambut pirang berkulit putih pucat.

"Ssst. Jangan berisik. ia menaruh jari telunjuknya di depan mulut.

"Hey kau mau berbuat kurang ajar ya!" aku berdiri, lalu menaikkan lengan jas sekolahku bersiap-siap untuk menghantamnya.

"Sembarangan! Kau pikir aku akan melakukannya dengan membawa buku sebanyak ini?!"

Oh benar juga.

Niall's POV

     Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar sejam yang lalu. Tetapi aku sengaja belum melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah because I have a plan.

Let It Be Me // nh . zm  (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang