4. She

64 4 0
                                    

Zayn's P.O.V

Aku tak henti-hentinya melirik ke arah jam tanganku. Sudah hampir pukul 5 sore dan aku masih belum melihat batang hidungnya sedari tadi. Dimana Valerie? Aku melihat tasnya yang masih tergeletak di bangkunya, tetapi dimana dia sekarang?

Sebagai teman, aku merasa cukup khawatir. Apalagi ia seorang perempuan. Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya? Aku masih ingin menunggunya tetapi hari sudah terlalu sore sehingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Semoga Valerie baik-baik saja, batinku.


Valerie's P.O.V

And now here I am with Niall in McDonald's. Aku terpaksa mentraktirnya. Mengapa kami bisa disini?

Baiklah biar kujelaskan. Jadi kami berhasil bersembunyi dari Mrs. Walsh. Tepat saat ia melihat buku Niall yang berserakan, seekor tikus lewat. Tak kusangka, Mrs. Walsh langsung memandang jijik ke arah tikus itu lalu berlari pontang-panting.

Oh aku amat bersyukur pada putaran apapun yang membuat tikus itu muncul di saat yang tepat.

Dan beberapa menit kemudian, kami langsung berlari keluar perpustakaan. Niall tidak jadi membawa satupun buku yang ia sudah tenteng. Tetapi tiba-tiba saja ia memintaku untuk membayar semua kerugian yang dia alami dengan mentraktir sebuah makanan.


Niall seolah sedang berada di dunia lain saat ia memakan cheese-burgernya. Ia enak-enakan saja makan di hadapanku, sementara aku sengaja tak memesan apapun karena uangku telah habis.

"Mengapa aku harus mentraktirmu, sih. Menyebalkan!" kataku sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Hey sudah kubilang, kan? Ini sebagai balas budi padaku yang sudah membangunkanmu di perpustakaan. Tetapi jika saja kau tidak berada disana, aku sudah pasti berhasil membawa buku-buku itu lalu keluar secepatnya dan kau tidak perlu membelikanku burger ini." cerocosnya.

Aku memutar kedua bola mataku, "Whatever Mr. NEIL! Aku sebaiknya pulang sekarang."


**

Oh gosh.. akhirnya liburan yang ku nantikan datang juga. No, it's not summer. Not yet. Kami diberi waktu libur seminggu karena anak-anak senior sedang menjalani ujian akhir mereka. Jadi aku bebas melakukan apa saja untuk seminggu kedepan yeay!

Saat ini aku sedang bermain playstation bersama Louis di lantai bawah. Kali ini Louis membuat sebuah perjanjian, siapa yang kalah maka ia harus mentraktir si pemenang.

Sial. Jangan sampai aku kalah. Aku tentu tidak ingin uangku (lagi-lagi) terkuras sia-sia sama seperti anak aneh bernama Niall itu.

"Ok. Siapa takut!" jawabku penuh keyakinan.

"Baiklah. Let's start!"

Aku amat terfokus pada permainan balap mobil bernama Need For Speed ini. Amat menyenangkan. Kau hanya perlu menekan tombol konsol gas dan rem.

Louis terlihat amat kesal karena selama 3 menit terakhir, aku terus menduduki posisi pertama dan di layar tertulis tersisa 1 lap lagi.

"See Lou? Kemenangan sudah ada di genggaman ku haha!" ejekku sambil menjulurkan lidah kearahnya.

"Erghh kita lihat saja!" balasnya.


Louis terus memacu gas dengan kecepatan semakin tinggi tetapi ia masih belum bisa mendahului ku. Tanpa kusangka, ia tiba-tiba saja sengaja menyerempet sisi kiri mobilku agar menabrak pagar pembatas.

Let It Be Me // nh . zm  (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang