Suara merdu indah saling sahut menyahut,antara burung yang berterbangan.tak kalah, si jantan petarung pun memenuhi heningnya pagi kemerahan.Dingin yang menusuk dengan percikan embun menyelimuti udara yang segar, membuatku tetap bersemangat untuk melanjutkan lembaran demi lembaran wasiat darinya.
Berada dalam satu atab yang tak lagi kokoh dengan lima tiang. Akan selalu tampak tak sempurna nan cacat.
Suara lembut terdengar dari luar kamarku yang dingin, menyapa dan mengecup tanganku sebagai tanda perpisahan. Penuh harap dan sayang,ku curahkan dalam setiap doa-doa mustajab di akhir persetiga malam.
Wajah yang tampak segar dan siap memulai hari baru dalam gundukan duka yang mendalam.
''ibu... ibu.... Azri mau berangkat ngajar nih.'' Sambil mengetok pintu kamar ibu.
''iya sayang, nanti buka puasa dirumahkan?'' membuka pintu lalu menyodorkan tangan yang berisi ongkos,untuk naik angkot.
''insyaallah, bu. Tapi agak telat sedikit,kan azri abis ngajar sampai siang lanjut kerja di caffe.lagian...kan hari pertama kerja, juga hari ini puasakan. Pasti banyak yang datang untuk buka.jadi kalau azri lama.ibu buka duluan yaaa.'' Menyalami tangan ibu dengan penuh harap keridhoaannya.
''Baik, kamu hati-hati yaa nak'' dengan mata yang berkaca-kaca. Ibu mengisyaratkan kata maaf yang mendalam terhadap anak semata wayangnya itu.
''assalamu'alaikum bu'' melangkah meninggalkan ibu di depan pintu rumah.
''wa'alaikumusalam....maaf yaa sayang.'' Tetesan air mata itu tetap meluap dan jauh terjatuh dari pipi halusnya itu.
"Aktivitas yang tak lagi sama, hobi yang ku urungkan. Membuatku tetap berusaha kuat dalam relung hati yang kosong. Sembilan hari puasa tanpamu pa, dan aku masih dalam redupnya malam,berputar dalam jajaran kenangan, jatuh dalam lembah kesedihan. Aku masih duduk dan mempersiapkan segalanya untuk anak kita pa."
Namun, setiap tulisan diatas lembar kertas putih ini,terbayang hari-hari bersamamu. Luka dan cacian yang tak berhenti kita rasakan, bahkan saling menguatkan.
Sempatku putus asa, agar kamu mencari wanita yang subur dan mampu memberi keturunan yang cepat untukmu. Tapi kamu tidak mau, dan menguatkan aku. Hingga keajaiban itu datang pa.
"Akan ku selesaikan wasiatmu. Sehingga aku siap untuk bertemu denganmu didimensi berbeda dalam harap penuh ridho sang kuasa."
"Rahasia ini menjadi bukti tugas kita."Dengan aliran deras tetesan jatuh membasahi muka dan hatinya,terus menulis, entah apa yang akan mengubah keadaan saat ini.
Bersamanya hanya luka dan hiasan indah kenangan nyata.
Bersambung........
KAMU SEDANG MEMBACA
Tugas rahasia azri
General FictionIbu berubah sejak kehilangan papa, sedang aku hanya mampu tegar dan diam dalam menghadapi segala kenyataan. lalu kini, ibu juga menyusul papa. sementara aku sendiri, masih dalam diamku. yang meronta-ronta dihati. namun, ibu memberiku pengawal sej...