Biasan cahaya keorenan menghiasi langit yang redup nan gelap. Merubah rasa sepi yang mengelilingi,terasa hangat dari sekujur tubuh yang kebas karna dinginnya udara pagi saat ini. Ku susuri jalan – jalan aspal yang tak terawat di sekitar pemukimanku, melintasi rumah-rumah yang telah siap menyambut pagi nan cerah.
Memulai aktivitas seperti biasa.Kesibukan yang mewarnai rumah pada umumnya. Beres-beres, nguci piring setelah sahur yang menumpuk bak gungung dempo di perbatasan provinsi sumatra selatan dan provinsi bengkulu. Tepatnya berada di kota pagar alam. Tepat di depan pangkalan ojek, siap menunggu penumpang yang hendak pergi ketempat tujuan.
''mang ke jalan anggrek yaa....., no 5.'' melambekan tangan,memberi kode pesanan.
'' baik yuk, naiklah.'' senyum hangat menebar,penuh syukur di awal pagi sang bapak.
''orang mane yuk, caknye baru kelihatan.''
''ohhh, aku orang palembang asli jugo mang, tapi baru setahun netap disini. Juga bahasa palembang tak terlalu pacak nian....'' Seyum tipis menjelaskan.
''iya sih aku pun ,jarang keluar dan keliling di sekitar rumah, lagian aku senang baca buku aja di kamar atau di teras belakang. Tak apalah.''
Kebiasaan azri yang takkan terlupa saat berada diatas motor, berpusat pada permainan pikirannya, menikmati udara yang berlari-lari antara hempasan jilbab coklat syarinya, menutup mata dan membayangkan hal yang tak pernah terduga dari kehidupan nyata, pantulan cahaya terus menyebar hingga menyilaukan pandangan mata coklat miliknya. Lalu ia berkata'' akankah ada yang merasakan cahaya ini,hanya miliknya'' senyum tipis tak berhenti muncul dari parasnya yang elok dipandang mata, kebahagia bermain-main antara pikirannya. Membuat ia terlupa akan semua kenyataan pelik dihadapannya. Lalu permainan itupun buyar seketika, seakan membangunkannya dari khayalan semu semata.
''yuk...,yuk...'' sambil menoleh kebelakang
''ohhh,iya mang, berapa ongkosnyo?
''karna lumayan jauh, 15.000 bae yo.''
''ok, ini mang....terima kasih.'' sambil memberi uang dan helem hitam bapak tadi.
*******
Suasana kelas
Tepat pukul 11:30, bell tanda pulang telah terdengar memekik telinga. Membuat murid -murid semakin tak terkendali, ingin segera pulang dan melepas letih dari kegiataan sekolah. Merapikan segala buku pelajaran masing -masing, melirik semua sudut meja untuk memastikan tak ada yang tertinggal dari miliknya di kelas. Laju semangat yang membara, seakan ingin memacu semangat, menuju garis finish dengan mengambil start di depan pintu kelas.
''Bailklah,... anak-anak, tenang dan dengar, kerjakan tugat menulis di rumah yaaa, jangan lupa!, ibu akhiri pembelajaran kita hari ini, wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
''waa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokaatuh.'' Semua murid menjawab dengan semangat.
''baik, silahkan pulang''
''yeeeeee...'' pekikan kesenangan murid-murid rumah baca cempaka, menjadi langkah awal kemenangan dari keletihan pikiran.
''alhamdulillah, seteah ini aku ke ruang staff bendahara untuk mengambil gaji harianku.'' Menyusun buku- buku murid yang harus dinilai hari ini. Lalu membawanya ke rumah agar mudah di selesaikan.
''assalamu'alaikum.... Buk afi.'' Masuk dengan perasaan canggung
''waa'alaikumusalam, iya azri. Tunggu yaa.''berjalan menuju laci amplop yang telah disiapkan dari tadi.
''azri, ini gaji pertamamu, terima kasih udah mau berkontribusi, dalam menuntaskan buta huruf di rumah baca cempaka ini. Semoga kamu tetap semangat dalam mengajari anak- anak dalam membaca dan menulis yaa.'' Tersenyum penuh syukur.
''iya buk, saya yang berteima kasih, sudah mau menerima saya, walau saya gak lulus sarjana karna biaya. Sekali lagi... terima kasih buk.'' Sembari menyalami ibu yafi.
''iya sama-sama zri.''
''buk, saya pamit dulu yaa, wasslamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.''
Walau hanya memperoleh gaji seratus ribu dari rumah baca cempaka ini, semangat azri tak luntur dan tetap memutar otak untuk keberlangsungan hidup mereka berdua. Tak berhenti sampai disini, azri menyiapkan diri untuk bersiap ke tempat kerja barunya yang kedua. Harus tepat waktu karna hari pertamanya berkerja di garden caffe.menjadi tantangan besar untuknya kali ini.
''bismillah......, semangata zri kamu pasti kuat.'' Menatap langit dengan kilaunya yang terik. Seakan menambah energi baginya untuk mencintai proses saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tugas rahasia azri
General FictionIbu berubah sejak kehilangan papa, sedang aku hanya mampu tegar dan diam dalam menghadapi segala kenyataan. lalu kini, ibu juga menyusul papa. sementara aku sendiri, masih dalam diamku. yang meronta-ronta dihati. namun, ibu memberiku pengawal sej...