Suasana yang nyaris mendarah daging di sekujur tubuh Jungkook bahkan menyatu dengan jas hitamnya yang licin bukan hal baru. Di seberang Sooyoung tengah membicarakannya dengan teman-temannya yang mulai kehilangan kesadaran karena menenggak wine.Sekali tenggak Sooyoung menghabiskan segelas wine yang Hoseok sengaja berikan untuknya.
"Lihatlah pengawalmu itu, untuk apa Ayahmu menyuruhnya untuk mengekorimu Sooyoung?" Gelak tawa yang teredam suara musik tak sampai di telinga Jungkook namun ia sadar betul para pemuda pemudi tak berguna menurutnya itu tengah membicarakannya. Sooyoung menatap benci sekaligus menunjukkan kesarkasannya pada anak buah kesayangan ayahnya itu.
"Aku rasa biar aku membinasakannya malam ini Ayah akan memasukkanku ke penjara," cela Sooyoung.
"Tapi jika dilihat-lihat bukannya dia sedikit tampan?" Sooyoung membuat gimik seakan ingin muntah mendengar perkataan Jisoo teman wanitanya.
"Astaga Jisoo! Coba basuh wajahmu aku rasa kau sudah mabuk!" Sooyoung tergelak sembari menenggak wine untuk kesekian kalinya. Kelab yang nyaris menghitam itu hanya mampu menyisakan sedikit penampakan bahunya yang putih bak porselen bergoyang mengikuti irama lagu yang saat ini berdentum.
Jungkook mengambil satu batang rokok serta menyalakannya, matanya seperti akan mengikuti kemana pun Sooyoung melangkah, ia bahkan mungkin hapal gerakan apa saja yang gadis itu peragakan sejak tadi. Ia hanya akan mulai muak jika saja dia bukan anak dari atasan yang sangat ia agungkan.
"Tapi badannya kau lihat, aku bisa memastikan seratus persen perutnya sangat padat, astaga!"
Sooyoung kembali menatap Jungkook, ia ingin sekali melempar gelas yang saat ini tergenggam di tangannya ke arah lelaki itu. Ia bisa melihat dengan jelas serta berpikir mengiyakan apa maksud Jisoo. Lelaki yang ia kira merampas seluruh kasih sayang ayahnya itu memang memiliki perawakan yang gagah. Andai temannya yang berotak sempit itu tau seperti apa semua anak buah ayahnya yang menurutnya seperti hewan peliharaan itu.
"Aku mau dibelai olehnya."
Sooyoung tersedak air liurnya sendiri.
"Astaga! Kau bodoh atau apa," cela Sooyoung.
"Bagaimana guys, aku yakin pengawalmu itu juga tipemu," suara Jisoo yang sangat keras sedikit tertangkap pendengaran Jungkook. Hoseok yang ada di sampingnya menampilkan raut wajah tidak sukanya.
"Tidak, tidak," Sooyoung ingin sekali terkekeh sembari menengok ke arah Jungkook, lelaki itu hanya melihatnya dengan mata yang sama datarnya sejak tadi meski ia tau jelas apa yang mereka bicarakan.
"Ayolah ajak dia tidur bersama, aku yakin kau akan ketagihan dan bukannya dia selalu bersamamu, kau akan puas."
"Aku bilang tidak, bagiku dia hanya seekor anjing, okey."
"Hey, Hyesun anjing jenis apa menurutmu?!" lontar Jisoo dengan nada mengejeknya.
"Doberman!" Semua tertawa mendengarnya.
Jungkook memalingkan wajah setelah untuk beberapa jam terpaku pada arah yang sama, menenggak sedikit minuman beralkohol yang segera disambut rasa tajam pada lidah serta tenggorokannya.
"Shit!" decaknya yang mungkin hanya bisa ia dengar di tengah-tengah manusia di kelab itu.
Nyaris tengah malam ketika ponselnya bergetar menampilkan notifikasi pesan dari Jihoo yang sukses membuat alisnya berkerut tegas.
Lelaki itu segera melayangkan panggilan ke tangan kanannya itu.
"Jangan biarkan mereka membuat kegaduhan di sini!" gertak Jungkook. Di seberang Jihoo terdengar kuwalahan melawan beberapa mungsuh mereka sebelum akhirnya ponsel itu jatuh membuat suara Jihoo nampak menyedihkan bagi Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE
FanfictionLembaran kisah yang tidak seharusnya terukir meruntuhkan tingginya hati keras Park Sooyoung; gadis congkak dengan lusinan sifat keras kepalanya. Andai ... andai kala itu Tuan Park sedikit menyisihkan murah hatinya untuk Jungkook agar mati saja di t...