Jungkook merapikan kamarnya yang akan dipakai Sooyoung beberapa hari ke depan, ia memindahkan semua pakaian serta beberapa senjata dari almarinya. Ia membiarkan samsak tinju masih menggantung di sana, ia pikir tidak mungkin wanita itu akan terganggu dengan itu.
Ia sudah berjanji malam ini akan menjemput Sooyoung dan juga Serim, bagaimana pun gadis super manja seperti Sooyoung tidak akan bisa hidup tanpa seorang asisten. Tuan Park sudah merencanakan matang-matang untuk kepindahan Sooyoung, ia bahkan memilih waktu yang tepat di saat hanya beberapa anak buah kepercayaannya yang akan berada di mansion, sulit untuk mencari penyusup di waktu sekarang.
Jungkook merapikan kaset tape yang berantakan di meja dan menyimpan semua benda berbau pencarian jati dirinya di tempat tidak seorang pun dapat melihatnya, dan juga beberapa barang pribadi yang tidak seharusnya orang tau, seperti alat dua puluh satu tahun ke atasnya?
Tidak dapat dipungkiri memang tumbuh di wilayah yang rusak bagi sebagian orang yang hidup dilingkungan bersih, tentu Jungkook senang bermain dengan hal seperti itu. Meski perasaan bukan hal yang penting baginya, ia cukup bersenang-senang dengan wanita jalang selama ini. Dalam hal ranjang ia tidak perlu diragukan lagi.
Tengah hari ketika Jungkook pergi ke mansion. Di sana ia sudah disambut dengan tatapan tajam dari Sooyoung, wanita itu seakan memiliki bom yang akan dilemparkan pada pemuda itu. Beberapa hari sudah ia merayu Ayahnya agar tidak perlu tinggal di apartemen, pasti akan sangat sempit untuknya, ia sudah terlalu bosan tinggal di tempat seperti itu, namun akhirnya mengindahkan juga keinginan Ayahnya ketika menyadari kesempatan emas untuk melakukan rencana balas dendamnya pada Jungkook.
Tuan Park dan juga Sooyoung masih berada dalam suatu obrolan ketika pria paruh baya itu akan berangkat ke suatu tempat. Jungkook memperhatikannya dari jauh, saat ini tugasnya hanya mengawal Sooyoung, jika tidak mungkin ia akan berada satu mobil dengan atasannya untuk menuju lokasi pertemuan dengan anggota Cangsu.
Akan terjadi perkelahian besar-besaran malam ini.
"Aku mungkin tidak akan pulang sampai kau pergi, jadi tidak usah menunggu kedatanganku. Semoga hari pertamamu berjalan lancar di kampus," ujar Tuan Park pada Sooyoung, tak lupa Ia menyempatkan memberi doa baik untuk hari esok pada putrinya.
"Apa sungguh aku harus tinggal di apartemen Jungkook?" tanya Sooyoung untuk terakhir kalinya. "Ayah tidak ingin membelikanku apartemen saja?" sarannya.
"Kau akan senang, apartemen itu luas untukmu."
"Baiklah."
"Ayah pergi, jika sesuatu terjadi beritahu aku secepat mungkin, ikuti semua perintah Jungkook," ucap Tuan Park mengakhiri percakapan mereka dan segera pergi diiringi tiga mobil pengawal.
"Mengikuti perintah Jungkook? Bukannya seharusnya sebaliknya?" gerutu Sooyoung sembari memperhatikan mobil Ayahnya yang semakin menjauh dan tak terlihat.
Sooyoung tidak pernah mempertanyakan untuk apa Ayahnya harus se-protektif ini, yang ia pikir inilah cara pria paruh baya itu mengekspresikan kasih sayang yang begitu besar untuknya, untuk beberapa alasan seperti ini pula ia harus menyimpulkan sepenting itu lah Jungkook bagi Ayahnya.
Di seberang Jaehyun menghampiri Jungkook, lelaki itu terlihat tidak semangat hari ini.
"Jung, kau tidak ikut?" sapanya. Jungkook menggeleng yang semakin menciptakan raut kecewa di wajah Jaehyun. "Astaga aku harap tidak mati malam ini," gumam lelaki itu seraya meninggalkan teras hendak bergabung dengan semua anak buah Tuan Park yang saat ini menunggu di markas.
Sejauh yang Sooyoung tau bahwa selama ini Ayahnya pengusaha kaya raya yang sukses, sampai ia harus membuang-buang uang hanya untuk memperkejakan berpuluh pengawal di mansion, yang anggota Ginza sendiri nyaris ribuan di luar sana. Sooyoung tidak perlu tau itu, meski bahkan sekarang hidupnya dalam bahaya berada di Korea setelah beberapa tahun tidak seorangpun yang diperbolehkan memberitahukan situasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE
FanfictionLembaran kisah yang tidak seharusnya terukir meruntuhkan tingginya hati keras Park Sooyoung; gadis congkak dengan lusinan sifat keras kepalanya. Andai ... andai kala itu Tuan Park sedikit menyisihkan murah hatinya untuk Jungkook agar mati saja di t...