Permulaan

29 0 0
                                    


Stasiun berjalan ramai, tidak lekang waktu untuk orang bersibuk diri di dunia yang semakin maju ini. Di tengah keramaian itu tiada yang menyadari keberadaan pembunuh handal berdarah dingin yang tidak kenal kata ampun. Besar ditangan Park Jungsik menjadikan Jungkook lelaki yang keras akan dunianya, menjadi tangan kanan seorang bos gangster cukup tersohor di Korea membuatnya menyisihkan semua masalah pribadi termasuk perasaan. Seorang diri sejak kecil bukanlah masa-masa mudah, jika Jungkook harus memilih hubungan apa yang penting dalam hidupnya, maka mengabdi adalah jawaban yang paling tepat.

Jungkook bisa menghitung berapa kali tidur dengan wanita yang berbeda, tapi mengenai perasaan mungkin ia tidak akan menjajal hal tersebut meski barang satu kali. Baginya menyukai lawan jenis dan mencintai hanyalah suatu beban yang akan menimbulkan kelemahan. Persetan dengan itu.

Mata tajam Jungkook mengawasi pergerakan seorang pria yang tengah sibuk dengan koper di tangannya. Dari celah topinya yang hanya menyisakan segaris penglihatan ia tetap menfokuskan perhatiannya pada pria tersebut. Dibalik masker putih yang ia kenakan menyembunyikan wajah yang sangat mungsuh takuti. Sudah jauh-jauh hari So Songguk memaparkan keberadaan Jungkook di kalangannya, seluruh mungsuh Tuan Park juga tau tameng terkuat pria itu adalah lelaki itu.

So Songguk bukan lawan utama, ia hanya sebagian kecil dari mungsuh-mungsuh besar Tuan Park, namun So Songguk terlampau bodoh menurut Jungkook karena selalu berurusan masalah pribadi dengan seorang pemangsa sepertinya.

Tepat ketika pria berkoper itu akan memasuki kereta yang berlusin-lusin orang masih mencoba turun, Jungkook segera mencekal lengan pria itu. Menyadari keberadaannya telah diketahui pria itu segera berniat kabur dengan memukulkan koper pada Jungkook, karena tidak terkesiap cekalan tangan Jungkook terlepas mereka segera berkejaran menciptakan atensi seluruh manusia di stasiun.

Tubuh Jungkook tidak sengaja menabrak beberapa lengan orang yang lalu lalang, satu dua umpatan segera keluar dari mulut mereka untuk Jungkook. Mereka saling mengejar sampai akhirnya keluar dari area stasiun, Jungkook nyaris kehilangan jejak pria itu ketika sampai di persimpangan jalan, namun melalui instingnya ia segera menyadari saat ini pria itu berada di bawah kolong mobil yang terparkir di sisinya. Jungkook mengeluarkan pistol dari belakang dibalik jaket hitam yang ia kenakan.

Menyadari Jungkook yang berlutut pria itu segera ingin kabur, namun melihat pistol mengacung ke arah kepalanya ia mengurungkan niat itu.

"Apa yang kau mau?" sodor pria itu pada Jungkook yang mereka tidak saling melihat.

"Informasi," jawab Jungkook singkat. Dari seberang ia melihat pantulan pria itu dari cermin sebuah toko yang merangkak mendekat berniat menggapai pistolnya.

"Jika kau berniat menggapai pistolku akan kupastikan jariku menarik pelatuknya sekarang juga."

Mendengar ancaman Jungkook pria itu terdiam kikuk.

"Keluar!" perintah Jungkook. Namun kepalang sok jagoan pria itu menarik pistol Jungkook yang tentunya gagal karena kesigapan dari sang empunya. Tepat ketika tangan pria itu lolos dari celah bawah mobil kaki Jungkook segera menginjaknya. Sepatu pantofel milik Jungkook semakin menambah sensasi sakit bagi pria itu.

"Baik-baik aku keluar!"

Akhirnya pria itu berada dicengkeraman tangan Jungkook. Ia mengarahkannya untuk berjalan ke gang sempit jauh dari jalanan orang lalu lalang. Tubuh pria itu Jungkook hempaskan ke arah tong sampah di depannya, yang membuat pria itu meringis memegangi tangannya yang masih sakit karena injakan Jungkook tadi.

"Dengar aku tidak memiliki informasi apapun," suara pria itu terdengar bergetar menyadari yang di hadapannya saat ini adalah Jungkook lelaki yang sama tempo hari ingin ia enyahkan bersama teman-temannya namun tidak pernah berhasil.

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang