3. Four Members of Vandalas

14 6 1
                                    


"Gue selaku kakaknya minta maaf. Maafin Ade gue, dia ga sengaja, dia emang suka ceroboh." Flo meminta maaf dengan santay setelah mendengar cerita Fio yang menurutnya memang salah adiknya.

"Woih ga semudah itu buat minta maaf, Ade lo harus nurutin semua kemauan gue, kalau dia mau tenang." Tawa laki-laki itu sembari memainkan rambut Flo yang langsung ditepis ketika itu juga oleh Flo.

"Gausah kurang ajar ya lo!" Kali ini Flo membelalakkan matanya. "Lagian nabrak lo doang ga ada yang lecet juga, lebay amat dah lo jadi cowo." Ucap Flo dengan nada kesal dan memutar bola matanya malas.

"Jangan songong ya lo sama gua, lo gatau siapa gua?!" Kini ia memasang muka galaknya dan juga menyombongkan diri dengan bangganya.

"Lo Raka!! Cowo yang katanya paling galak di SMA ini!? Bener apa yang gue bilang?" Tanya Flo malas seraya mengangkat alisnya sebelah.

"Ooh jadi lo tau?" Tentu saja tau, namanya sebegitu terkenalnya di sekolah ini. "Dan lo bisa sekurang ajar ini ke gue? Hebat banget lo." Tepuk tangan meremehkan datang dari tangan Raka.

" Udahlah boss kita bawa aja mereka ini ke markas, kita jadiin babu mereka disana." Ucap salah satu temannya yang bernama Alex, dan disetujui oleh kedua temannya yang bernama Raffi dan Leon.

Fio sudah ada dalam kendali Alex yang di perintahkan oleh Raka untuk membawanya. Fio yang merupakan anak manja plus cengeng hanya bisa menangis dan tidak banyak berontak.

Sedangkan Flo harus dipegangi oleh dua pria yang tidak lain adalah Raffi dan Leon, namun tetap saja mereka kesulitan. "Lepasin gue, jangan buat gue marah deh lo!" Sinis Flo kepada kedua pria yang mencekal tangannya.

"Ututuu, mau marah." Ucap Leon memonyongkan bibirnya. "Semarah apa si marahnya coba!!" Lanjutnya dengan tawa yang pecah. Mungkin tidak ada yang dengar karena sekarang masih jam pelajaran dan siswa siswi yang pastinya masih dalam kelasnya masing-masing.

Flo mendengus kesal akan hal ini, kesalahan adiknya membuatnya dalam urusan geng Vandalas. Ya itu adalah nama geng motor mereka berempat, yang sebenarnya anggotanya tidak hanya mereka, tapi mereka lah yang paling berkuasa disana.

Fio masih dikendalikan oleh Alex, Raka yang melihat Fio menangis terlihat tidak rela dengan air mata yang membasahi pipi Flo. Dan benar saja hatinya terenyuh seketika itu. "Lepasin tangan dia, biar gue yang bawa dia!" Tegas Raka kepada Alex.

Kini Raka menggendong Fio bak Bridal Style yang sangat mengejutkan bagi Fio. Dengan spontan Fio mengalungkan tangannya pada leher Raka. "Kakak ngapain?" Tanya Fio sesenggukan.

"Gendong lo lah, ga tega gue liat lo nangis gitu." Jawab Raka seadanya. Raka adalah type cowok yang jujur guys. "Jangan nangis, gue benci liat cewe nangis."

"Kan kakak yang udah bikin Fio nangis." Ucap Fio dengan polosnya.

"Udah diem lo nurut aja sama gue!" Tegas Raka yang sebenarnya juga santay saat mengucapkannya.

Kata-kata Raka membuat Fio diam tak bersuara.

Kini Flo pasrah dan tak berontak lagi untuk dibawa dua cowo menyebalkan itu, namun rasa kesalnya tetap saja belum hilang.

Ternyata sedari tadi ada yang memperhatikan mereka semua, namanya Radit. Ia ingin mencoba membantu tapi rasa takutnya lebih menguasai dirinya. Ia hanya memperhatikan dari jauh tanpa mendekat sedikitpun, bahkan dia sembunyi dibalik tempat sampah (yang lumayan besar dan bisa menutupi seluruh tubuhnya itu) yang keberadaannya dekat toilet. Niatnya untuk ke toilet diurungkannya dan dengan jalan terburu-buru tapi tidak berani lari, karena takut langkah kakinya didengar geng Vandalas, dia menuju ruang BK yang tak lain adalah Ruang Bu Lastri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembar tapi Beda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang