Malam minggu kali ini, Jaemin tidak menghabiskan waktunya di rumah untuk berguling di kasur sambil menonton drama seperti biasanya.
Ada yang berbeda dengan malam minggunya, karena malam ini Hendery dan Liu Yangyang mengajaknya ke tempat bising dengan bau alkohol yang siaga menyambut begitu kalian masuk ke dalamnya.
Jaemin menyipitkan matanya begitu melangkah masuk ke ruangan gelap yang didominasi oleh lampu warna warni dan dentuman musik yang keras.
"Hen, pusing banget ah gue mau pulang aja," Ucap Jaemin.
"Justru lo harus nikmatin suasana ini, biar lo lupa sama patah hati lo."
"Gue ngga lagi patah hati," Gumam Jaemin yang tidak dihiraukan oleh teman-temannya.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Liu Yangyang begitu mereka sudah menemukan tempat duduk.
"Cola aja."
"Dih, jauh-jauh belinya cola. Mending ke minimarket deket rumah lo kalo mau minum cola doang mah."
"Payah lo Jae," Sambar Hendery.
"Ck, yaudah samain kaya lo berdua aja," Final Jaemin.
Jaemin yang masih merasa asing hanya termenung memperhatikan sekitar sambil menunggu Liu Yangyang memesan minuman.
"Lo suka ke tempat ginian Hen?"
"Cuma beberapa kali sih, kebetulan temennya om gue yang punya tempat ini."
"Pantes tadi kita langsung masuk ngga pake diperiksa." Hendery tersenyum miring dengan kedua alis terangkat sambil menghembuskan asap rokoknya, melempar tatapan sombong pada Jaemin.
"Btw, toilet dimana Hen?"
"Baru dateng udah nanyain toilet!" Seru Hendery.
"Kalo bisa ngontrol kandung kemih juga udah gue setting biar ngga perlu buang air seumur hidup."
"Itu toilet di ujung sana, dari sini juga keliatan tuh tanda nya," Ucap Hendery setelah terkekeh geli mendengar ucapan Jaemin.
Jaemin beranjak dari duduknya, ia melangkahkan kakinya ke arah toilet.
Di pertengahan jalan, tubuhnya ditubruk oleh seorang perempuan dengan dress minim.
Ia mengalungkan lengannya di leher Jaemin kemudian menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama musik. Perempuan itu menggoda Jaemin.
"Hai, lo anak baru ya?" Perempuan itu memasukkan kertas kecil ke saku jaket denim yang dikenakan Jaemin.
"Ah, sorry gue harus ke toilet." Jaemin meringis kemudian menjauhkan tubuhnya dari perempuan itu.
"Hei!" Perempuan itu memanggil Jaemin yang menjauh. Tangannya mengisyaratkan Jaemin untuk menghubunginya lewat telepon.
Jaemin melanjutkan langkahnya, ia mengambil kertas di saku nya yang ternyata berisi nomor telepon dan membuangnya di sembarang tempat.
Jaemin tidak mengerti, kenapa orang-orang yang merasa tertekan dan patah hati malah pergi ke tempat seperti ini? Baginya, tempat ini hanya semakin memperburuk suasana hati.
Keadaannya lebih buruk dari yang pernah Jaemin bayangkan. Untuk kalian yang membaca ini, jangan sekali-kali kesana. Sangat tidak direkomendasikan.
Jaemin terlonjak begitu melangkahkan kakinya ke dalam toilet.
Dua laki-laki yang sedang bercumbu di depan wastafel itu sama terkejutnya dengan Jaemin. Bukan karena tertangkap sedang melakukan hal tak senonoh, namun karena suara yang diciptakan Jaemin saat tubuhnya menghantam lantai. Mereka melepas ciumannya kemudian menatap Jaemin bersamaan.
"Eric?!"
__________
See you in another season!