0

2.3K 245 20
                                    

A Treasure's Horror-Fantasy
Fan Fiction

A Treasure's Horror-Fantasy Fan Fiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"When death is the best choice."





















"Ibumu datang."

Pemuda manis bersurai hitam kecoklatan itu mendongak, menyeka pipinya terlebih dahulu untuk menyamarkan bekas air mata, menepuk-nepuk pakaiannya yang terkena debu, lalu beranjak keluar dari loteng rumahnya. Berjalan gontai menuju ruang tengah rumah tua yang ditempatinya itu bermaksud menyambut kedatangan kedua orang tuanya.

Tidak, Kim Junkyu tidak akan menyambut kepulangan kedua orang yang telah membesarkannya itu dengan riang dan gembira ataupun dengan seulas senyuman hangat. Itu berlebihan. Junkyu hanya akan menyambut mereka dengan menjadi budak yang siap melayani majikannya. Itulah faktanya.

"Kemana saja kamu, berbicara dengan hantu khayalanmu itu lagi?"

Pemuda berusia delapan belas tahun itu menundukkan kepala, tidak berani menatap kedua manik sang ibu yang sedang bertanya dengan nada sinis kepadanya. Junkyu takut. Lebam di lehernya saja masih terasa sangat perih, ia tidak mau menambah luka lain lagi di tubuhnya yang rapuh.

"M-maaf, Bu...."

Kim Jae-hwa pun lebih memilih tak mengacuhkan anak sialnya, melangkah masuk ke dalam kamar utama, kamarnya. Terlihat seorang pria paruh baya mengekor di belakangnya, itu adalah suami barunya sekaligus ayah tiri Junkyu. Pria bertubuh besar yang sepuluh tahun lebih tua dari sang ibu itu menikahi Jae-hwa setelah ayah kandungnya meninggal dunia lima tahun lalu.

Jae-hwa bertindak kasar kepada Junkyu tidak semata-mata karena terpengaruh dari Kim Wang-jun, suami barunya. Hal itu sudah lama terjadi, bahkan dari pertama kali Junkyu membuka matanya di dunia ini Jae-hwa sudah membencinya.

Alasannya classic, wanita dengan tahi lalat di hidungnya itu tidak pernah menyukai ayah kandung Junkyu. Pernikahan mereka tidak dilandasi cinta, hanyalah perjodohan konyol yang memuakkan baginya.

Bedanya, dulu Junkyu masih bisa berlindung di balik punggung lebar sang ayah saat ibunya marah kepadanya. Namun, sekarang malaikat penjaganya itu telah tiada. Junkyu harus berjuang seorang diri.

















"KIM JUNKYU!?"

Junkyu tersentak saat teriakan menggelegar sang ibu memekikkan telinganya.

"Cepatlah, sepertinya ibumu marah lagi kepadamu."

Setelah mengangguk paham, Junkyu keluar dari loteng berdebu itu untuk segera menghadap ibunya. Jantungnya berdegup kencang, kesalahan apa lagi yang telah ia perbuat sampai-sampai Jae-hwa terdengar sangat marah seperti itu.

Menuruni tangga kayu yang sudah lapuk, mengenakan kembali sandal selopnya, membuka kenop pintu gudang itu, lalu melangkahkan kakinya di koridor lantai dua rumahnya, hingga berhenti tepat di depan pintu bercat putih yang merupakan kamar orang tuanya. Perlahan, membukanya....





Damn, I'm A Ghost ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang