Akhirnya kutemukan jejakmu
Di dekat pagar hijau
Mengarah ke rumah bercat biru
Kuikuti tiap jejakmu
Hingga berhenti tepat di depan pintu
Dada ini mulai menggebu-gebu
Membayangkan akan lekas bertemu
Namun tiba-tiba sebuah suara berseru
Berteriak kencang dalam kepalaku
Setelahnya aku menyadari sesuatu
Pintu itu bukan pintu rumahmu
Bukan juga pintu depan rumahku
Mungkinkah salah satu tempat singgahmu?
Love,
Rengga
KAMU SEDANG MEMBACA
Gurat
PoetryGuratan-guratan rasa yang menumpuk menjadi guratan kata untuk dinikmati.