Part 3

440 56 7
                                    

08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08.00 PM KST.

Malam ini adalah pertama kalinya Nana melihat meja makan yang bisa diputar sesuai dengan keinginan pemiliknya. Maksudnya ia bisa memilih makanan yang ia inginkan hanya dengan memutar bagian tengah meja.

Hidangan yang tersedia pun layaknya hidangan yang ada di restoran mewah dalam drama tv. Manik mata Nana yang jernih berbinar ketika melihat hidangan pasta yang hampir jarang ia temui di Busan.

Melihat tatapan lapar itu, Jaehyun tahu kalau gadis belia yang duduk berseberangan dengannya maupun Jeno itu menginginkan pasta udang yang ia masak sendiri.

"Kau mau ini?"
Tanyanya yang langsung mendapat anggukan gesit Nana.

Senyuman kecil melintasi bibir manis Jaehyun.
"Ini, makanlah." Dan ia memberikan hidangan tersebut ke hadapan Nana.

Sementara Jeno hanya menatap gadis asing yang duduk tak jauh darinya itu dengan tatapan aneh.
Setelah itu, tak ada percakapan apapun lagi yang terjadi.
Semuanya terfokus pada makanan mereka masing-masing.

Nana makan dengan sangat lahap, bahkan saus pasta yang kelihatan cukup kental mulai memenuhi bagian bawah hidungnya. Suara decakan mulutnya yang luar biasa berisik dan dentingan antara garpu dan sendok yang beradu dengan piring menjadi satu-satunya suara yang kini terdengar dalam ruang makan mereka akibat ulah Nana.

Jeno dan Jaehyun tercengang melihat bagaimana cara Nana makan. Terutama suara decakan mulut gadis itu yang luar biasa mengganggu.
Pikir mereka, dari mana gadis itu berasal? Apakah dari planet yang lebih jauh lagi dari Pluto? Kenapa bisa makan dengan cara yang agak aneh dan kurang nyaman dilihat begitu?

Akhirnya mereka hanya bisa menghela napas, memutuskan untuk membiarkan saja dulu kelakuan anak gadis itu sementara ini. Toh setelah ini mereka akan menyekolahkan Nana di sekolah paling bagus di Gangnam. Pastinya sekolah tersebut juga akan mengajarkan tata cara makan yang benar seperti sekolah-sekolah kelas atas lainnya.

Selama kurang lebih 7 menit Nana fokus menikmati makanannya. Sampai akhirnya ia menyadari sesuatu yang berbeda. Yakni suasana yang hening, tak ada percakapan yang terjadi, dan yang paling mencolok adalah bagaimana kedua pria di hadapannya menikmati makanan mereka.

Tak ada suara berisik atau tawa keras paman dan bibi seperti biasanya. Tidak ada Xiao Jun atau Yangyang yang akan merebut daging babi dari mangkuknya lagi, dan tak ada semburan makanan yang biasa dilakukan oleh paman Yuta di saat ia sedang makan sambil mengobrol.

Makan malamnya benar-benar berubah 180° dari makan malam yang biasanya ia nikmati. Rasanya sekarang ia sedang berada di dimensi yang berbeda. Mungkin ia lebih suka menganggapnya surga, karena ada dua malaikat tampan yang menemaninya makan malam dan lebih indahnya lagi mereka mengaku sebagai kakak tirinya yang mungkin akan selalu menjaganya seumur hidup.

Namun di sisi lain, Nana memikirkan bagaimana suasana di rumah bibi sekarang? Apakah mereka merasa kehilangan dirinya? Atau mereka justru biasa-biasa saja? karena Nana tahu selama ini dirinya hanya jadi beban untuk keluarga bibinya yang sudah susah itu.

I'll Be Your Home (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang