"Satu dua ga pat...."
Aku hanyalah gadis biasa yang suka berlari, dan saat ini aku sedang pemanasan.
"Alice, nih rotinya, tadi ku beli pas di kantin tadi. Kau belum makan, bukan?"
Yup, Alice, itu namaku.
"Thank u, hehehe..."
"Hehehe muka lu. Olahraga itu memang baik, tapi jangan lupa buat makan."
"Aku tau, kok."
Dia adalah teman baik ku dan teman kelas ku juga. Kami sering lari bersama dan selalu melakukan banyak hal bersama.
"Tapi, kau memang suka roti, yah."
"Eh, benarkah?"
"Kenapa lu malah balik nanya! Bukan nya setiap pagi kau selalu bawa roti kesekolah? Di lihat dari bungkusnya, bukankah itu berasal dari toko roti yang itu, yang didekat kafe itu".
"Eh, jadi rotinya berasal dari situ, ya. Aku baru tau."
"Oi, bukannya kau yang beli rotinya."
"S-soal itu..."
Gimana cara ngejelasin nya, yah.
"Ah!, itu di beri orang"
"Kenapa ada 'Ah!' di bagian pertama kalimat mu."
Dia mengatakan 'Ah!' Dengan cara meniru ku.
"Jadi, siapa orang yang ngasih kamu roti tiap hari?"
"Emm.... ga tau!"
"Oi, serius?"
Dia mengatakan itu dengan ekspresi lesu dan pasrah.
"Tapi kalo di ingat ingat, di lihat dari baju belakang nya, dia seperti nya murid di sekolah ini. Yah, pasti."
"B-belakang? ( sebagai temannya yang sudah cukup lama, aku sudah tau kalo dia itu cukup unik, tapi tak ku sangka sudah separah ini )."
"Ehm? Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"
"T-tidak ada."
Kenapa dia gugup?
"Sudah lah, cepat makan rotinya. Sebentar lagi kelas bakal masuk."
Aku membuka bungkus rotinya dan langsung memakannya.
Aku butuh air...
(Tersedak)
KAMU SEDANG MEMBACA
My School Life
Historia Cortaseorang anak SMA yg menjalani kehidupannya sehari hari di sekolah