G

71 10 2
                                    


***
Setelah Ung menghabiskan malam secara intim dengan Leedo dia merasa sangat menyesal. Bukan hanya karena dia melakukan hal itu karena mabuk tapi juga karena ia sadar pada akhirnya ia dihantui rasa takut menghancurkan hubungan baik yang sudah terjalin bertahun-tahun.

***

UNG POV

1 tahun berlalu. Hubunganku dengan Leedo hyung berubah. Minggu pertama aku benar-benar menghindarinya tapi setelah kami bicara baik-baik, kami setuju untuk memulainya dari awal.

Aku tahu dia menatapku penuh dengan perasaan, tapi aku tak pernah menyangka bahwa perasaannya padaku bukanlah rasa sayang seperti keluarga tapi sesuatu yang lain yang tak pernah bisa kupahami. Cinta.

Leedo hyung menyatakan cinta padaku. Tapi aku tak bisa menjawabnya. Bagiku cinta itu seperti Alien, semua orang membicarakannya tapi aku meragukannya karena tak pernah terlihat nyata bagiku.

Tapi bukan berarti aku tak pernah memberinya kesempatan. Aku berusaha membuka hatiku, memberi Leedo kesempatan yang ia mau karena aku menyayanginya, sungguh.

Awalnya memang kikuk, lalu kami mencoba kencan seperti pasangan lain pergi dinner, ke bioskop, clubing, dan juga sex. Bohong kalau aku bilang aku tak menikmatinya. Tapi hal itu tak bertahan lama karena takdir berkata lain. Bisnis kami maju pesat. Kami mulai bekerja terpisah agar efektif. Murid di studio semakin banyak. Aku dan Leedo mulai menerima project dari nama-nama besar di dunia entertain untuk membuat koreografi. Dance kru kami juga semakin sibuk mengisi acara di mana-mana.

Kami merekrut anggota baru untuk menjadi pengajar di studio. Kami mulai membagi kelas menjadi beberapa bagian khusus cabang tari dan olahraga. Karena ternyata ide Leedo menambah bangunan sebagai gym diminati banyak orang. Kami bahkan membuka kelas pilates karena banyak permintaan. Kami mulai memperluas bisnis kami. Aku lega kami berdua sangat sibuk.

Sebulan ini aku dan Leedo saling diam. 1 tahun berlalu dan kami masih belum bisa merasakan ikatan di hati kami. Dia masih menyayangiku seperti biasa begitu pula aku padanya. Tapi kami sama-sama kelelahan secara batin dan fisik. Kami lelah berusaha mencintai. Aku tahu saat ini akan menjadi titik balik kami. Aku punya firasat aneh.

Kemarin sore ini Leedo mengajakku terbang ke Jeju untuk beristirahat sejenak dari jadwal padat kami. Dia memesan kamar hotel untuk 3 malam untuk kami menghabiskan weekend bersama.

Awalnya aku kira Leedo mengajakku liburan karena hanya ingin menikmati sex denganku tanpa terganggu jadwal apapun karena sudah sebulan ini ia tak pernah menyentuhku. Ia juga sering menngunakan sex sebagai senjatanya saat kami ada masalah atapun berselisih pendapat. Aku paham dia 'Monster' dan dia hebat dalam hal itu. Tapi ternyata aku salah.

Kami benar-benar menghabiskan hari ini dengan hanya santai berdua tanpa kegiatan seksual apapun. Seperti saat ini, kami berbaring di sofa, cuddle sambil menonton film di kamar.

Firasatku semakin kuat. Kami harus mulai bicara.

"Hmm.. hyung ada yang ingin kutanyakan. Aku ingin kita bicara serius" tanyaku sambil mengusap-usap punggung tanganya yang memelukku dari belakang.

"Mm..ya, tentu. Aku pikir ini sudah saatnya kita bicara" kata Leedo sedikit gugup.

Leedo membenamkan wajahnya di rambutku sambil menghirup aroma rambutku untuk memenangkan dirinya beberapa saat. Aku tahu itu salah satu kebiasaanya.

"Kau keberatan kalau kita bicara sambil duduk atau hyung ingin tetap kita berbaring seperti ini?" Tanyaku.

"Aku ingin seperti ini. Jangan menatapku. Aku takut tak bisa bicara apa yang ingin kubicarakan kalau kita saling berhadapan Ung" kata Leedo dengan nada sedih. Hatiku mulai terasa bergejolak, firasatku mungkin benar.

"It's ok hyung.." kataku. Kami diam beberapa saat. Yang terdengar hanya suara nafas kami berdua.

"Menurut hyung, bagaimana tentang kita selanjutnya?" Tanyaku hati-hati.

"Aku tau kau sudah berusaha Ung. Dan terimakasih juga sudah memberi kesempatan untuk 'kita'. Tapi..kurasa kau juga sudah tau jawabannya" kata Leedo.

" yah..aku memang merasa akhirnya kita kelelahan sampai di titik ini. Aku juga berterimakasih untuk kesabaranmu dan segalanya hyung. Maaf..maafkan aku" kataku sambil menahan air mata. Hatiku sakit. Aku tahu aku akan kehilangan sesuatu yang sangat berarti di hidupku.

"Hei..tak perlu meminta maaf Ung. Aku bahagia. Aku tahu kau juga memperjuangkan 'kita'. Tapi sepertinya semua harus berhenti di sini sebelum kita saling menyakiti. Aku harus mengambil keputusan saat ini juga sebelum terlambat" kata Leedo. Mempererat pelukannya.

Air mataku mulai menetes. Kami terdiam mengambil nafas berat. Leedo beberapa kali mencium sisi atas kepalaku.

"Aku akan pergi ke Canada. Kamu tahu Ayah sakit, ia memintaku mengurus perusahaanya sementara waktu. Kita butuh 'waktu' untuk menenangkan diri. Tidak ada yang berubah Ung, aku masih akan tetap menyayangimu. Meskipun kita tak 'bersama'. Jangan mennagis." Kata Leedo, ia tahu aku tak siap kehilangan seseorang yang menyayangiku.

Aku hanya diam menahan air mataku yang tak mau berhenti menetes. Aku takut sendirian setelah Leedo pergi. Dia satu-satunya orang terdekatku.

"Jika kita teruskan hubungan ini akan jadi toxic Ung. Aku pergi sementara. Aku janji saat aku kembali nanti, kau tetap Ung-ku. Aku hyungmu. Meskipun kita bukan pasangan kekasih." Kata Leedo

"Kau harus menjaga diri selama aku tak ada. Aku juga sudah meminta DongMyeong dan Harin menemanimu selama aku tak ada. Aku sudah mengatur semua urusan perusahaan agar lebih mudah kau tangani saat aku tak ada. Aku yakin kau bisa mengatasinya Ung. Jika ada yang penting kita bisa berkominasi secara online. Aku yakin kau akan baik-baik saja Ung" kata Leedo meyakinkanku.

"Baik hyung.." hanya itu yang bisa kukatakan. Aku tak berani membayangkan hari-hariku selanjutnya tanpa Leedo. Jauh dalam lubuk hatiku aku tahu ini yang terbaik.

Tangisanku meledak. Aku tak bisa lagi menahanya. Rasa takut, rasa sakit bercampur rasa lega dan tegang. Aku tak bisa berhenti menangis. Kudengar suara serak Leedo menenangkanku. Dia membiarkanku menangis sampai lelah dan tertidur. Sayup-sayup kudengar dia bilang,

"Aku menyangimu Ung" suara Leedo lembut.

"Aku juga menyayangimu hyung" kata terakhir entah terdengar atau tidak sebelum aku benar-benar tenggelam dalam tidurku.

Tidur yang kurasakan seperti sebentar, tapi saat ku bangun matahari sudah tinggi. Kuraba ranjang, disebelahku sudah kosong dan dingin. Leedo sudah tak ada di sini sejak tadi. Tak terdengar suara apapun di kamar ini. Aku lari ke kamar mandi. Kosong. Dimanapun Leedo tak ada di kamar ini.

Hatiku mulai terasa kembali sakit. Aku menelfon beberapa kali tapi Hp-nya aktif. Dia pergi tanpa membangunganku dan beerpamitan untuk terakhir kali. Aku menemukan sarapan sudah tersedia di meja, Leedo yang memesan layanan kamar dan meninggalkannya untukku bersama selembar surat.

"Dear Ung, jangan marah dan jangan menangis lagi. Aku tak berpimatan karena akan lebih berat untuk pergi saat menatap wajah imut kesayanganku.

Nikmati sisa liburan dengan baik, karena pekerjaan menumpuk menunggumu untuk hari senin. Aku yakin kamu akan baik-baik saja!

Nomerku akan nonaktif selama beberapa hari. Cobalah beristirahat. Ini titik awal untuk kita berdua. Hyung menyangimu!"

Aku tahu ini air mata terakhirku untuk melepasnya. Ini yang terbaik untuk kami. Aku menutup mata sambil meletakkan surat Leedo di dadaku. Kutarik nafas panjang. Aku siap memulai awal baru. Aku tak akan mengecewakan Leedo. Kesempatan dan kepercayaannya padaku. Aku siap!

*******************

Hello dear, aku kembali lagi.

Miss you all sooo much!!!

Tapi aku gak janji akan up rutin.

Karena aku punya banyak hal pribadi yang sangat menyita waktu akhir-akhir ini aku libur panjang dari WP.

Tapi kalau ada waktu dan kesempatan pasti aku akan up seperti saat ini.

Kebye luv-luv..:*

I.P.U (I PROMISE YOU) ONEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang