H

49 8 4
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Meja kerjaku penuh dengan berkas yang harus kuperiksa. Dokumen-dokumen yang harus segera kutanda tangani belum selesai kuperiksa. Meskipun Myong-ie sudah membantuku untuk memastikan isinya sebelum membawanya padaku tapi aku tak ingin lalai dan membuat kesalahan yang mempermalukan diriku di mata Leedo. Dia memberi kepercayaan sepenuhnya padaku.

"Sedang apa dia saat ini? Mungkin sedang angkat barbel di gym. Belakangan kulihat otot tubuhnya semakin membesar. Sempat-sempatnya dia punya waktu untuk olahraga padahal iaa sibuk mengurus paman dan perusahaannya."

Tak terasa aku tersenyum memikirkanya. Tiba-tiba Dongmyeong masuk tanpa permisi berdiri di depan mejaku dengan muka masam.

"Kau tahu sekarang jam berapa Ung? Bukankah aku sudah bilang tadi jangan kerja terlalu lama ini akhir pekan dan kita punya agenda penting yang lain!" Kata Myeong-ie.

"Agenda apa? Myeong-ie, aku punya banyak kerjaan yang tertunda. Lagipula aku sedang tak ingin keluar rumah." Jawabku.

"Kita ada undangan dari Seoho dan Keonhee, pernikahan mereka. Kau lupa?" Tanya Myeongie.

"Astaga aku lupa" jawabku panik.

Wah, aku benar-benar mengacau kalau sampai tak datang ke acara pernikahan mereka. Keonhe adalah artis besar yang baru saja menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan ini untuk mebuat koreografi untuk dua lagunya untuk comeback yang ditunda karena pernikahan yang mendadak hari ini.

Sebenarnya kami punya jejak rumit di masa lalu, 'kami' dalam arti bukan hanya aku dan Keonhe tapi juga dengan calon suaminya Seoho hyung dan adik tercintanya. Ugh, rumit dan tak ingin ku ingat-ingat lagi. Saat itu kami masih remaja labil yang sedang mencari jati diri.

Aku juga tak pernah menyangka, takdir membawa kami pada sebuah pertemuan kembali beberapa waktu lalu. Awalnya aku dan Keonhe hanya bicara secara profesional saja tapi setelah beberapa kali pertamuan kami mulai bertukar nomer hp dan siap untuk memulai kembali pertemanan kami.

Suara Myeong-ie yang mengomel membuyarkan lamunanku.
" Ung, kita tak punya banyak waktu. Belum lagi jalanan pasti macet karena sekarang hari libur. Come on!".

"Oke, oke. Aku ganti baju sebentar. Kita berangkat bertiga atau..?" Tanyaku ragu sambil beranjak ke kamarku.

" Aku udah undang temen untuk jadi fake date kamu, gak usah pusing. Cepetan kasian Harin sama temennya nunggu di bawah" kata Myeong-ie mendorongku masuk kamar.

Aku tersenyum lega. Myeong-ie tahu saat ini aku sedang tak ingin dekat dengan siapa-siapa dia selalu menyelesaikan masalahku saat aku butuh teman ke acara-acara yang mengharuskanku tampil berpasangan. Di saat seperti inilah aku paling berharap ada Leedo di sini.

Tak butuh waktu lama karena Dongmyeong membantuku memantaskan penampilan. Kami segera menuju ke tempat resepsi pernikahan setelah berkenalan sejenak dengan fake date-ku, namanya jackson. Hot daddy style.

Upacara pernikahannya berlangsung lancar. Resepsi pun dihadiri orang dengan nama-nama besar. Pantas saja Dongmyeong memaksaku datang. Dia punya misi khusus untuk memperkenalkan nama perusahaan kami pada orang-orang besar itu. Dia memang selalu berdedikasi pada pekerjaannya.

Kulihat pengantin tertawa bahagia menyambut tamu-tamunya. Tak sengaja pandangan Seoho bertemu denganku. Aku kadang masih kikuk di depannya. Kemudian pengantin berdua menuju ke arahku setelah Seoho membisikkan sesuatu pada Keonhe. Keonhe mendatangi dengan wajah sumringah dengan seoho di gandengannya.

"Hi, thanks udah dateng ya" kata Keonhe memelukku.
"Aku juga terimakasih kalian udah mengundangku. Selamat ya pengantin baru!" Kataku menepuk pundaknya. Dan bersalaman dengan Seoho hyung.

I.P.U (I PROMISE YOU) ONEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang