1.

288 60 8
                                    

Kaayle Nata, gadis itu berjalan dengan langkah cepat di lorong apartemen nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaayle Nata, gadis itu berjalan dengan langkah cepat di lorong apartemen nya. Rambut nya yang terurai itu terus bergerak kesana kemari saking cepatnya ia berjalan.

Wajah nya mengisyaratkan kekhawatiran sejak sahabat nya menelpon tadi. Semoga saja tidak terjadi apa-apa, batin nya cemas.

Kaki nya berhenti tepat di sebuah pintu  bernomor 201. Tanpa menunggu lama ia langsung menekan pin dan masuk ke dalam sana.

"SOMII"

"hey girl" suara yang tak asing itu menyapa kehadiran nya.

Nata menoleh ke arah sumber suara dan menemukan mantan bos nya itu sedang duduk santai di sofa miliknya sambil merangkul Somi. Di samping kanan dan kiri nya terdapat 2 anggota Black Demon yang berdiri tegap dengan pandangan lurus kedepan bak patung.

"Lu ngapain disini, Huang Xuxi?" Tanya Nata setenang mungkin. Nafas nya masih belum stabil. Di dalam hati ia sedikit lega karena bos lama nya itu tidak berbuat ulah yang aneh aneh kepada sahabat nya.

"Memastikannya lu masih hidup atau nggak" jawab pria tersebut sambil tersenyum lebar.

"Cih, keluar lu dari sini!"

Pria itu hanya duduk diam tak mendengarkan perintah Nata.

"Ck. Lepasin temen gua, Lucas" ucap Nata dengan tatapan tajam nya.

"Heyy ga usah galak galak gitu. Lagian temen lu nggak gua apa apain kan?" Katanya sambil menggoyangkan tangan nya yang berada di pundak Somi.

Jujur saja rangkulan itu begitu erat, dan Nata bisa melihat Somi tengah menahan sakit disana.

Perlahan Nata berjalan mendekat kearah mereka, "lu mau apa kesini?" tanya nya sekali lagi dengan penuh penekanan.

Senapan yang masih bertengger manis di bahu kanan Nata itu menarik perhatian Lukas dan juga Somi.

"Wah habis bunuh orang ternyata"

Somi yang mendengar itu sontak kaget dan menatap Nata dengan tatapan tak percaya. Mereka melakukan kontak mata sebentar tapi Nata langsung mengalihkan pandangan nya lagi.

"shit, pergi lu dari sini" geram Nata yang membuat Lucas justru melebarkan senyumnya.

Lucas beranjak dari duduk nya, membuat Nata terpaksa mundur beberapa langkah kebelakang. "gua bakal pergi, setelah ngomong empat mata sama lu, nona Kaayle"

Nata mengehela nafas sebentar sebelum akhirnya beranjak pergi dari sana, diikuti Lucas dibelakang nya membuat Somi bisa bernapas lega.

Sampai lah mereka di balkon apartemen Nata dan Somi. Mereka berdua sempat diam beberapa saat sampai akhirnya Nata memulai pembicaraan.

"dari 3 hari yang lalu, lu kan yang suka ngerecokin gua kalo lagi tugas?" Tanya nya membuka obrolan mereka.

Nata sangat kesal mengingat bertapa repot nya ia saat harus membereskan kekacauan yang Lukas lakukan di setiap gerakan nya.

"Yah ketauan ya?" Ujar Lucas tanpa rasa bersalah. "Gua pikir kalo lu gagal bakal di pecat, eh ternyata nggak" lanjut nya sambil memasang muka kecewa.

"Kalo gua dipecat juga gak nguntungin lu kan? Kurang kerjaan banget" ucap Nata dengan kesal. Tangan nya bergerak untuk menaruh senapan di sebuah kotak di pojok balkon, tempat biasanya ia menaruh senjata senjata nya.

"Oh jelas gua untung. Lu bisa jadi anggota gua lagi" ucap Lucas santai.

"Ck, lu udh nawarin itu 2 kali dan jawaban gua tetep sama. Gak mau." Nata berucap dengan tegas.

"kali ini gua yakin lu ga bakal nolak" ucap Lucas dengan smirk andalan nya, membuat Nata bingung. Apa yang sedang pria ini rencanakan?

"Maksud lu?"

Lucas mengeluarkan sebuah foto dari saku jas nya dan menunjukkan nya pada Nata. "Harus nya lu tau siapa dia..." Nata mengangkat alis nya, merasa tidak asing dengan wajah di foto itu.

"Dia adek bos lu"

"Trus?"

Lukas mendekatkan dirinya pada Nata, "dia orang yang bunuh Kinan 3 tahun yang lalu" bisik Lukas tepat di telinga Nata. Bola mata Nata membesar, ia menatap Lukas sejenak lalu langsung merebut foto itu dan mengamati nya baik baik.

"Basi tau gak cara lu. Dia udah mati!" Nata berucap dengan keras. Ia meremat foto itu dan melemparnya ke sembarang arah.

Nata mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan emosi nya. Nafas nya kembali tidak stabil karena merasakan cemas.

"No, lu salah. Dia selamat waktu itu, dan sekarang dia ada di New York,

Sembunyi dari kita" jelas Lucas sambil menyeringai membuat siapa saja yang melihat nya akan merasa ketakutan.

Nata diam tak berkutik. Ia bingung harus percaya atau tidak.

"Kalo gua gak percaya gimana?" ujar nya.

Lucas mengendikan bahu nya, "ga masalah. Intinya gua mau bunuh dia, dan gua mau ngasih lu kesempatan buat balas dendam dengan cara gabung sama gua lagi" jelas Lucas cepat.

"Gua bisa bunuh dia sendiri tanpa gabung sama lu lagi!" Nata tetap pada pendiriannya untuk tidak gabung kembali.

"Oh ya? Dengan fakta bahwa dia adek bos lu, lu bisa bunuh dia?" Lucas tertawa mengejek membuat Nata kembali berfikir.

"Gua tunggu kehadiran lu besok di markas" ucap Lukas seakan Nata sudah setuju untuk bergabung kembali dengan nya dan mengakhiri percakapan mereka.

"Gua tunggu kehadiran lu besok di markas" ucap Lukas seakan Nata sudah setuju untuk bergabung kembali dengan nya dan mengakhiri percakapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLACK CHARONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang