Nata berjalan di belakang empat pria berbadan tinggi itu, memasuki sebuah mansion yang tak kalah besar dengan markas Black Demon."Widih gede juga nih mansion" Nata terpukau dengan tempat yang baru saja ia datangi. Matanya menatap ke sekeliling, memandangi setiap sudut markas Black Charon.
Selepas dari ruangan Lukas tadi, Nata langsung mengikuti keempat pria yang akan menjadi partner nya ini menuju tempat tinggal mereka. Jarak nya lumayan jauh dari markas Black Demon, markas Black Charon berada di bukit tinggi yang disekelilingnya terdapat pohon pohon besar.
"Ini Lukas yang ngasih?" Tanya nya menatap empat pria di depan nya.
"Enak aja, ini kita beli sendiri." Jawab seorang pria yang memakai baju hitam lengan panjang.
"yaudh si ga usah sewot." Nata menatap pria itu yang sekarang juga menatap nya dengan tajam.
"Duduk."
Bruk!
"Aww"
Nata meringis saat tangan nya tiba-tiba di tarik dengan kencang hingga ia terduduk di sebuah sofa. Pelaku nya adalah pria berambut pirang yang sangat bawel sedari tadi di ruangan Lukas.
"Jelasin" pria berambut pirang itu berucap dengan suara rendah nya. Ketiga teman nya yang lain sudah memencar, hanya menyisakan Nata dengan nya di ruang tamu yang luas itu.
"Jelasin apa?" tanya Nata. Tangan nya sibuk memegangi pergelangan tangan kiri nya yang perih karena ditarik dengan paksa tadi.
"Tujuan lu"
"Kepo!" Nata sama sekali tidak takut dengan tatapan mematikan yang pria itu keluarkan, pria di depan nya ini sebelas duabelas dengan Lukas menurut nya.
"Jelasin atau lu gua usir sekarang juga!" Pria itu mencoba mengancam Nata.
"Silahkan, gua tinggal lapor Lukas" Nata tersenyum mengejek pada pria di depan nya ini. Dia pikir Nata takut?
"Jelasin atau lu mati sekarang!" Pria itu kembali mencoba mengancam Nata.
"Siapa takut! Ayo bunuh gua!" Nata malah menantang pria itu untuk membunuh nya. Pria itu mengeretakkan gigi nya kesal karena Nata tidak takut sama sekali dengan ancaman nya.
"Kenapa diem aja?!" Ucap Nata.
Pria itu segera meraih pistol kecil yang terletak di meja, menarik pelatuk nya, lalu mengarahkan nya tepat di kepala Nata yang duduk di depan nya.
"Jelasin sekarang juga!" Ucap nya.
"Hitungan kelima lu gamau ngomong gua tembak beneran!"
"Satu.."
"Dua.."
Nata menatap malas pria di depan nya, ia tidak mungkin di bunuh sekarang.
"Tiga.."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CHARON
FanfictionKehilangan adik yang menjadi satu satu nya anggota keluarga akan sangat menyakitkan bukan? Itulah yang dirasakan oleh Kaayle Nata, gadis itu harus kehilangan seorang adik diumur 21 tahun. Adik nya dibunuh oleh seorang gangster, yang dimana adalah a...