Kehilangan adik yang menjadi satu satu nya anggota keluarga akan sangat menyakitkan bukan?
Itulah yang dirasakan oleh Kaayle Nata, gadis itu harus kehilangan seorang adik diumur 21 tahun. Adik nya dibunuh oleh seorang gangster, yang dimana adalah a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah bersiap kurang lebih 1 jam, Nata sudah bersama 4 laki laki di dalam mobil Jeep. Dava yang menyetir, disebelah nya ada Rendra, dan di belakang ada Reno dan Chandra yang duduk di kanan dan kiri Nata.
Di dalam mobil sangatlah hening padahal Nata ingin bertanya, tetapi masih ragu untuk mengungkapkan nya. Tapi setelah berpikir lagi ia pun memberanikan diri untuk bertanya.
Ia menoel lengan Chandra yang duduk di sebelah kiri nya membuat cowo itu otomatis menengok.
"Itu yang di depan kok ga pernah ngomong sih? Gak bisu kan?" Tanya nya dengan berbisik.
Chandra terbahak, "dra lu dikatain bisu" seru Chandra pada teman nya yang duduk di bangku sebelah kemudi, tepat di depan nya.
"Ck, gua ngehemat suara" jawab Rendra dengan malas. Dia memang irit bicara, bahkan pada teman temannya. Ia hanya akan berbicara jika itu penting dan jika sedang bertugas saja, selebih nya ia memilih untuk diam.
Nata pun mangut mangut tapi sedikit heran juga. Ada ya orang yang ga suka ngomong gitu, emang betah apa ya? Tanya nya dalam hati.
Setelah menempuh perjalanan, mereka berhasil sampai di tempat yang sudah di tentukan. Sebuah gedung tua yang berdiri kokoh di ujung kawasan menjadi tempat mereka dengan klien bertemu.
Mereka tidak bodoh untuk berhenti tepat di depan gedung itu. Mobil Jeep itu terparkir di gang sempit yang tak jauh dari gedung tua tersebut.
"Nih pake" Reno memberikan ear monitor kepada Nata yang sudah terhubung dengan milik nya dan teman temannya.
Nata pun memakai nya lalu mengambil barang yang akan ia antar.
"Udah siap?" Tanya Dava dari kaca depan, Nata mengangguk.
"Lu boleh keluar. Inget pastiin dulu uang nya baru balik!" Peringkat Reno, Nata mengancungkan jempol nya.
"Kalo lu gagal kita tinggal" ucap Reno sebelum Nata benar benar keluar dari mobil.
"Iya bawel"
Dengan percaya diri Nata berjalan masuk ke dalam gedung tua itu. Ia memakai hoodie hitam dan masker untuk menutupi wajah cantik nya.
Di dalam gedung ini ternyata lebih gelap dari dugaan Nata, dan jujur saja ini pertama kalinya ia mengantar barang sendirian.
Jalan aja terus
Rendra memberi arahan lewat ear monitor yang dipakai Nata. Nata pun sedikit mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam.
Sampai lah di tengah ruangan ia menemukan sederet pria berbadan besar dan berpakaian serba hitam disana.
Taruh koper nya di lantai, jangan dikasih langsung
Sesuai instruksi Rendra, Nata dengan hati hati menaruh koper berisi senjata itu di depan mereka, setelah nya ia kembali mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak.
