The world is beautiful, but also cruel.
—Mikasa Ackerman, Attack on TitanSEMUA BERMULA saat aku melihat langsung aksi penjagalan kepala tepat di depan kami. Suaranya bergema, berkuku tajam dan besar seperti akar pohon yang runcing, bergigi hitam dan kedua mata bulat tanpa retina. Tentu kami takut, terlebih saat mengetahui tubuhnya begitu tinggi dan bau, mulut yang mengeluarkan iler serta pergerakan yang cepat tapi terlihat abnormal.
Kami berlari dari tempat eksekusi karena terselamatkan oleh biri-biri yang tiba-tiba saja berlarian keluar dari kandang. Aku berharap kami bisa pergi ke tempat aman yang jauh dari makhluk aneh, tetapi, kami tak tahu harus ke mana sebab selama ini kami terkurung di dalam desa tanpa tahu dunia di luar desa itu seperti apa. Kami terlalu menurut pada Tetua, sampai hal yang sangat mengerikan terjadi dan membuat kami kebingungan sendiri.
Satu biri-biri lepas dari kawanan, hewan itu berlari masuk ke dalam semak-semak diikuti salah satu adik kecil. Aku sebagai yang tertua terlampau panik dan berpikir bahwa salah mengambil keputusan untuk mengikutinya masuk ke dalam semak-semak. Namun, kami justru aman karena menemukan sebuah lorong gelap yang ditemukan kemarin pagi. Cepat-cepat kami berlarian masuk ke dalam sana, tak memikirkan apa pun selain berharap kami selamat dari kejaran makhluk aneh itu.
Sampai kami tiba di titik terang---ujung lorong yang gelap dan panjang ini, kami hilang arah. Membuat kami tak dapat menemukan cara lain, selain terus berlari, menjauh, dari tempat kelahiran kami.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Brother's Gimm and The Cursed World: Escape [ REVISI ]
FantasyAku menemukan sebuah buku dari perpustakaan yang memiliki nama penulis di bagian sampul belakangnya, yang membuatku terkejut begitu membaca isinya; "dunia ini terkutuk". Ada banyak monster yang tidak aku tahu, bahkan nama desa-desa kami ada di dalam...