You're afraid of an ending, that doesn't mean you have to stay put and come back. All you have to do is step forward from where you are now, don't look back, and turn an ending you dreaded into a happy ending.
—Cale Howkins"Grill." William memanggil. Aku menoleh ke belakang sambil berjalan. Sekarang, kami memutuskan untuk tidak berhenti di sini, kami harus segera mencari jalan keluar dan menjauh dari para makhluk itu. Daripada makhluk, mereka cocok dipanggil monster. Aku betul-betul tak menyukainya, meski aku takut jika berhadapan langsung. "Apa kita akan baik-baik saja?"
Pertanyaan yang bagus, William. Aku tak bisa menjamin bahwa kami akan selalu baik-baik saja. Kemungkinan besar yang akan terjadi adalah, nyawa kami akan menjadi taruhan untuk bisa selamat. Dilihat dari cara monster itu bergerak dan membuat Ayah dan Ibu pergi, mereka menginginkan nyawa kami.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Chloe.
Choir mengeratkan genggaman tanganku. "Grill, kita akan pergi ke mana?"
"Aku takut ... Grill." Suara Gimmy menggema.
Aku menghentikan langkah. Tak ada yang dapat aku lakukan selain membuat mereka tenang. Aku benci ketika para adik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi-aku benci kami memiliki banyak kesamaan perihal rasa takut dan kecemasan. Jika sekarang aku kehilangan kendali untuk segera putus asa, sudah pasti Ayah akan kecewa. Aku yang tenggelam rasa takut, aku yang memadamkan api harapan, aku yang tak becus menjaga adik-adik.
Aku tak tahu, aku tak menyiapkan banyak hal perihal ini. Aku betul-betul tidak tahu .... Aku tak tahu apa yang mesti dilakukan setelah kami berhasil kabur dari sini. Bisakah semua pertanyaan tidak dilempar padaku? Dalam benak ini penuh rasa takut serta berbagai pertanyaan buruk yang berharap hal itu takkan pernah terjadi.
Aku tak mau kehilangan lagi.
"Maafkan aku," aku berujar, "Aku tak bisa menjamin bahwa kita akan selalu baik-baik saja, William. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mencari jalan keluar dari gua ini dan pergi sejauh mungkin dari monster itu."
"Grill," sahut Teressa. Suaranya parau.
"Gimmy, untuk rasa takutmu ..." Aku menahan napas. "Maafkan aku jika aku tidak dapat meredakan rasa takut itu. Tapi, maukah kau percaya padaku, dan melewati semua ini bersama-sama?" Maukah dia untuk menerima segala kekuranganku sebagai kakak? Maukah dia tetap bersama denganku meski suatu saat aku melakukan banyak kesalahan?
Gimmy tidak ragu, dia mengangguk dan berjalan kemudian memelukku. "Maafkan aku terlalu merepotkan, Grill."
Aku menggeleng. "Ini juga berlaku untuk kalian. Berjanjilah untuk saling percaya, untuk saling melindungi. Tolong berjanji padaku kalau kalian akan selalu bersama-sama."
Chloe dan Choir tersenyum, diikuti William kemudian Teressa yang memaksakan diri untuk ikut tersenyum. Aku tak tahu ketakutan apa yang disembunyikannya. Saat kejadian di ruang bawah tanah, aku melihatnya seolah bukan adikku. Teressa jauh lebih pucat pasi-aku mengerti dia terkejut dan tertekan. Apalagi begitu melihat Ibu dan Ayah ....
Aku tak dapat mengutarakannya.
"Kami berjanji," ujar William, diangguki yang lain.
Aku ikut menarik senyum. Meski aku mengerti akan ketakutan-ketakutan yang sama, aku tetap tak satu pikiran dengan mereka. Banyak hal yang tak dapat dimengerti hanya dengan melihat atau mendengar. Manusia selalu bisa menutupi hal yang dia anggap tak perlu diberi tahu atau, belum waktunya untuk memberi tahu.
Namun, aku meyakinkan diri bahwa aku juga berjanji. Untuk hal apa pun, untuk segala ketakutan yang semakin melahapku dalam-dalam, untuk segala kecemasan yang akan mendatang, atau kejutan lain yang di luar keinginan, aku berjanji bahwa aku akan selalu ada untuk mereka. Bahwa aku tak akan pergi meninggalkan mereka, aku akan menjaga mereka seperti apa yang Ayah katakan padaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Brother's Gimm and The Cursed World: Escape [ REVISI ]
FantasiaAku menemukan sebuah buku dari perpustakaan yang memiliki nama penulis di bagian sampul belakangnya, yang membuatku terkejut begitu membaca isinya; "dunia ini terkutuk". Ada banyak monster yang tidak aku tahu, bahkan nama desa-desa kami ada di dalam...