Sekolah baru

13 2 1
                                    

VOTE.

"Ketika kau ingin mendapatkan sesuatu yang baru, maka kau harus siap untuk kehilangan yang lama"_Kay Lee Arabella Sanjaya.


Setelah dari ruangan kepala sekolah Kay langsung menuju kelas yang disebutin oleh Pak Bram, tapi sialnya Kay lupa menanyakan dimana letak kelas itu. Ah sial. Gumam Kay. Kay Lee terpaksa balik lagi keruang kepsek.

Sesampainya disana Kay langsung mengetuk pintu tanpa bersuara.

"Masuk!" perintah orang yang ada didalam, siapa lagi kalau bukan Bram.

Kay langsung masuk tanpa bersuara, dia hanya diam sampau Bram menggangkat kepalanya.

"Astagfirullah," ucap Bram kaget.

"Om pikir Kay hantu?" tanya Kay agak ngegas.

"Mirip," jawab Bram santai.

"Om anj_" ucapan Kay terputus.

"Eits ga boleh ngomong kasar!" ucap Bram memotong ucapan Kay. "Ngapain lagi balik kesini?" tanya Bram.

"Kelasnya dimana?" tanya Kay langsung.

"Makanya jangan langsung pergi gitu aja, dasar bocah tengil!" ucap Bram berdiru dari duduknya.

"Kay ga bocah lagi ya Om, Om jangan sembarangan!" ucap Kay makin ngegas.

"Trus apa dong?" tanya Bram yang sudah berada didepan Kay.

"Remaja!" ucap Kay.

"Remaja dari mananya, kamu aja cuma sedada Om!" ucap Bram ngeledek Kay.

"Engga ya Om!" Kay masih saja mengelak yang pada kenyataanya emang Kay cuma sedada Bram.

"Ini buktinya!" ucap Bram sambil berdiri didepan Kay. "Udah jelaskan?" tanya Bram.

"Iih Om ngeselin!" ucap Kay sambil memukul dada Bram.

Bram hanya tertawa puas, puas ngeledek ponakanya yang agak tengil ini eeh ralat emang tengil.

"Udah ayok kekelas!" ucap Bram menghentikan tawanya.

"Gamau Om ngeselin!" ucap Kay lalu melangkah meninggalkan Bram. Saat mau membuka pintu, Kay mengurungkan niatnya karna mendengar suara laknat Bram.

"Emang kamu tau dimana kelasnya?" tanya Bram.

"Engga!" ucap Kay berbarengan dengan gelengan.

"Dasar bocah tengil!"

"KAY BUKAN BOCAH OMM!" teriakan Kay menggema diseluruh ruangan.

"Heh jangan teriak teriak!" ucap Bram sambil melotot.

"Om kok bisa sih jadi kepsek? padahal akhlaknya minus," ujar Kay sambil menatap Bram.

Ingin rasanya Bram berkata kasar, tapi sadar didepanya ada ponakanya yang sewaktu waktu bisa mengadukanya pada Raffa atau Alex. Dari mana Gue dapat ponakan setidak sopan ini. Gumam Bram sambil mengusap wajahnya.

"Jadi kekelas ga?" tanya Bram mengalihkan pembicaraan.

"Jadilah Om!" ucap Kay.

"Tapi jangan panggil Om saat ada orang lain, harus profesional!" ucap Bram memperingati Kay.

"Emangnya kerja?" tanya Kay.

"Ga perlu banyak tanya!" ucap Bram tegas.

"Siap Pak!" balas Kay sambil mengangkat tanganya hormat.

Bram langsung berjalan mendahului Kay. Kay yang langkahnya kecil terpaksa harus berlari agar bisa berjalan sejajajr dengan Bram.

"Iih tungguin napa," ucap Kay yang terus berusaha agar berjalan disamping Bram. "Capek tau!" Kay terus berlaru tanpa sadar Bram berhenti sehingga dia menabrak punggung Bram. "Aww, sakit!" kepala Kay terbentur dipunggung kekar Bram yang membuatnya sangat kesakitan.

EL VANO [Kartal Leader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang