VOTE.
"MAMAAAA!" teriakan Kay menggelegar diseluruh ruangan, membuat semau orang yang mendengarnya menutup telinganya saking kerasnya teriakan Kay.
"Ada apa sih Kay teriak teriak?" tanya Welly yang masih melanjutkan beres beresnya.
"Kakak ngambil tempe yang Kay bawa," jawab Kay sambil mematap sinis Reynald yang sedang memakan tempe yang sudah ia comot dari piring.
"Satu doang Ma," suara Reynald terdengar membuat Welly menghentikan kegiatan beres beresnya.
"Sini Rey," panggil Welly.
"Apa Ma?" tanya Reynald sambil berjalan kearah Welly.
"Beresin semuanya!" perintah Welly yang membuat Rey melongo.
"Mama becandanya ga lucu," ucap Rey yang masih mengunyah tempe tadi.
"Mama ga becanda, Mama serius!" tegas Welly lagi.
"Kasian," ejek Kay disamping telinga Rey.
"Ma, Kay ngejek aku," adu Rey berharap Welly membatalkan hukumanya.
"Kerjain cepat!" Rey hanya bisa pasrah, kalau sudah begini tidak ada yang bisa membantah Welly termasuk Raffa sekalipun.
"Makanya jadi orang itu jangan seenaknya," ucap Kay saat mengambil makanan yang tersisa.
"Anak setan!" ucap Rey kesel.
"Ga boleh ngomong kasar loh kakak, dosa!" ucap Kay saat melihat Welly masuk ke dapur.
"Ngomong apa dia Kay?" tanya Welly sambil menatap tajam kearah Rey.
"Dia bilang aku anak setan," jawab Kay dengan wajah polosnya.
"Aduuh Maa, ampun Maa, ampun!" ucap Rey saat telinganya dijewer oleh Welly.
"Babay kakak jelek!" ucap Kay meninggalkan Rey yang kesakitan karna jeweran Welly yang saat keras.
"Udah Mama, malu diliatin sama El noh," ucap Rey yang membuat Welly mengalihkan tatapanya yang otomatis jeweranya menjadi pelan.
"Mau apa El?" tanya Welly sambil melepaskan jeweranya.
"Ck giliran keorang lain aja baik, keanak sendiri malah ga ada otak!" gumam Rey yang masih bisa didengar oleh Welly, yang membuatnya dapat hadiah cubitan dipinggangnya. "ADUH!" teriak Rey tanpa sadar.
"Beresen itu cepat! Kalau ga kamu ga bisa makan!" perintah Welly yang membuat Rey menegang seketika.
"Tapi aku lapar mah," ucap Rey dengan wajah memelas.
"Ga ada bantahan!" ucap Welly berlalu meninggalkan Rey yang hanya bisa pasrah.
"Ngapain Lo disitu? Mau ngetawain Gue juga kayak Kay?" ucap Rey yang sudah kesal makin kesel saat melihat El berdiri didekat pintu dapur.
"Awalnya aku mau bantuin kakak, tapi ga jadi!" ucap El santai.
"Kenapa ga jadi?" tanya Rey bingung.
"Karna kakak udah suudzon," jawab El masih dengan wajah santainya.
"Ya udah pergi sana!" usir Rey sambil mengumpulkan alat alat dapur yang mau dia cuci.
El bukanya pergi malah mendekat dan membantu Rey mencuci piring.
"Marah marah ga bakal nyelesain ini semua!" ucap El santai yang membuat Rey tertampar.
"Lo mau bantuin Gue, apa mau ngomelin?" tanya Rey makin kesel.
"Aku ga ngomel cuma ngasih tau aja," ngomong sama El sama kayak ngomong dengan adeknya, ga bakal pernah selesai kalau bukan dia yang ngalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL VANO [Kartal Leader]
Fiksi RemajaANNOUNCEMENT!! Mungkin sewaktu waktu judul cerita ini akan diubah, jadi jika merasa cerita ini hilang dari library kalian, kalian tinggal cek di profil aku ya. "Bebas seperti elang yang terbang tanpa hambatan!"_Motto Geng Kartal. El vano willyam Bha...