Chapter 4

852 121 12
                                    

Keesokan paginya ketika Reina bangun, dia membersihkan dirinya dan memakai seragam sekolahnya.

Reina tidak terlalu berpakaian dengan rapih, karena dia lebih suka membuka kancing kerahnya untuk kenyamanan dan melonggarkan dasinya, serta membuka kancing jas almamaternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reina tidak terlalu berpakaian dengan rapih, karena dia lebih suka membuka kancing kerahnya untuk kenyamanan dan melonggarkan dasinya, serta membuka kancing jas almamaternya.
.
.
Karena masih pagi, Reina berjalan di sekitar sekitar sekolah, tiba-tiba dia melihat sebuah pohon sakura yang sangat indah,  dia berjalan ke pohon itu, lalu berdiri diam bersandar dibawah pohon sakuru dan tenggelam dalam pikirannya.

Ketika Reina melihat pemandangan ini, dia tiba-tiba ingin bernyanyi, menutup matanya, dan suaranya yang jernih mulai berbicara dengan lembut.

Setelah menyelesaikan lagunya, lalu tiba-tiba . . .

"Bacth!!" suara ranting patah terdengar, dia berbalik dan melihat seorang gadis dengan rambut berwarna orange dan mata berwarna ungu lembut, gadis itu tampak cukup akrab. Dia mengangkat suaranya.

"Kamu adalah . . . ??"

POV Erina
Karena aku bangun cukup pagi hari ini, aku memutuskan untuk berjalan-berjalan di sekitar sekolah. Aku berhenti untuk melihat pohon sakura, ini adalah tempat di mana aku biasa bermain dengan Hisako saat kami waktu masih kecil.

Arigatou
Kimi ga ite kurete
Hontou yokatta yo
Donna toki datte itsumo
. . . . . .

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar. Terdengar sangat lembut dan jelas, aku pun berjalan ke arah suara tersebut.

Saat aku sampe, aku melihat sosok ramping dengan rambut merah berdiri bersandar sedang menutup matanya sambil bernyanyi.

Aku berdiri agak jauh sedikit di belakangnya, meletakkan tanganku di batang pohon sakura yang berdiri di sana ikut mendengarkan suara lembut itu.
Setelah lagunya berakhir, aku akan berbalik dan pergi. "Bach!!" Tapi sayangnya aku malah ketahuan karena tidak sengaja menginjak dahan pohon.

Gadis itu pun menoleh ke belakang dengan terkejut.

Gadis itu pun menoleh ke belakang dengan terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengangkat suaranya dan bertanya.

"Kamu adalah . . . ??"
~~~ Selesai ~~~

"Ah! Aku Erina,  Nakiri Erina!" Erina memejamkan mata, wajahnya sedikit merah dan meletakkan tangannya di depan dadanya untuk memperkenalkan diri.

'Dia sangat imut, reaksi itu... pasti memalukan' Pikir Reina, memikirkan hal ini dia merasa sedikit lucu.

"Ha ha . . . " Reina tertawa

"Apa yang kamu tertawakan? Itu tidak sopan!" Erina berkata dengan cemberut.

"Ha ha...  Maaf, ini hanya saja aku merasa kamu sangat imut" Dia dengan senang hati berkata.

"Hah? Apa yang kamu bicarakan??!!" Kata Erina kaget saat tiba-tiba ada yang memanggilnya imut.

"Maaf! Perkenalkan diriku, Yukihira Reina. Senang bertemu denganmu Erina" Dia mengulurkan tangan dan menjabat tangannya.

"Ah. Senang bertemu denganmu, Yukihira-san!" Erina mengulurkan tangan dan menjabat tangannya juga.

"Kamu tidak perlu memanggil nama belakangku" Dia menatap lurus ke wajah Erika.

"Lalu Reina-san" Dia mundur sedikit.

"Tidak perlu menambah 'san' juga!"

"Jadi, Reina?" Erina berkata sedikit ragu, karena selama ini, dia jarang memanggil seseorang dengan nama tanpa gelar kehormatan.

"Um! Itu yang aku inginkan, mohon bantuannya ya Erina" jawab Reina dengan sambil tersenyum.

Shokugeki no SoumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang