BEGITU bangun keesokan paginya, Bob buru-buru berpakaian lalu turun ke tingkat bawah, menuju ke dapur. Ayahnya yang ada di situ meletakkan koran yang sedang dibaca. Sambil tersenyum diperhatikannya Bob yang melahap hidangan sarapannya dengan bergegas-gegas.
"Ada penyelidikan penting pagi ini?" kata Mr. Andrews.
"Hari ini tidak, Ayah. Kami hendak melancong ke Magic Mountain. Naik Rolls-Royce mewah itu. Disupiri Worthington!"
Mr. Andrews bersiul kagum.
"Wah, tiga orang remaja bergengsi, ya? Jangan-jangan kehidupan setelah dewasa nanti akan terasa membosankan bagi kalian."
"Itu tidak mungkin, jika Jupe ada terus bersama kami!"
"Ya, kurasa itu memang tidak mungkin," kata Mr. Andrews sambil tertawa.
"Mungkin nanti kami pulang agak malam Ayah, tapi kami usahakan sudah ada di rumah pada saat makan malam," seru Bob sambil lari ke luar.
Pagi itu matahari bersinar cerah. Bob mengendarai sepedanya menyusur jalan-jalan kota Rocky Beach menuju kompleks perusahaan The Jones Salvage Yard, lalu masuk lewat gerbang besar. Dilihatnya Pete sedang duduk di tangga bangunan yang merupakan kantor perusahaan itu sambil menikmati pemandangan yang mengasyikkan di depannya. Sebuah mobil Rolls-Royce antik, dengan lampu-lampu depan yang sangat besar dan kap mesin yang sangat panjang dan berwarna hitam berkilat-kilat, diparkir di pekarangan. Dengan keadaan begitu saja mobil itu sebenarnya sudah sangat mewah penampilannya. Apalagi dengan lis, pegangan pintu dan berbagai bagian lain yang dilapisi emas. Bahkan bempernya pun berlapis emas kemilau!
"Wow!" kata Bob. "Aku selalu lupa bagaimana indahnya mobil ini, sampai aku melihatnya lagi!"
Seorang pria bertubuh jangkung dan langsing dengan berpakaian seragam supir berdiri di samping Rolls-Royce itu. Ia menggosok-gosok salah satu bagian mobil yang berlapis emas dengan kain lap yang empuk. Senyuman menghias wajahnya yang lonjong dan ramah ketika ia memandang ke arah Bob.
"Perasaan saya juga begitu, Bob, apabila kembali diserahi mobil ini setelah selama beberapa waktu ditugaskan membawa kendaraan lain," kata supir itu.
Mulanya Jupiter memperoleh hak menggunakan mobil antik yang hebat itu dalam suatu sayembara. Setelah waktu berlakunya hak itu habis, seorang hartawan memperpanjangnya sebagai tanda terima kasih karena pernah ditolong oleh Trio Detektif. Dengan begitu ketiga remaja itu memperoleh hak untuk memakai Rolls-Royce itu kapan saja mereka mau. Dan karena supir jangkung itu, yang bernama Worthington, adalah satu- satunya supir yang oleh perusahaan penyewaan kendaraan pemilik Rolls- Royce itu diserahi kepercayaan untuk membawa kendaraan mewah itu, maka kini ia sudah merupakan teman baik ketiga anggota Trio Detektif. Tapi ia masih tetap bersikap hormat terhadap mereka, seolah-olah ketiga remaja itu raja uang berumur lanjut, yaitu kalangan yang biasanya menyewa Rolls-Royce itu.
"Ada kasus penting, Tuan Andrews?" tanya Worthington dengan sinar mata Jenaka.
"Sekali ini tidak, Worthington," jawab Bob. "Kami hanya ingin pesiar ke Magic Mountain, dan rasanya asyik juga jika ke sana dengan naik Rolls- Royce ini."
"Pesiar? Itu gagasan yang baik!" kata Worthington. "Siapa lagi yang lebih pantas bertetirah, kalau bukan Trio Detektif? Sambil menunggu Tuan Jones datang, saya akan pergi sebentar untuk menyampaikan laporan ke kantor mengenai tujuan perjalanan kita, sambil mengisi bensin."
Supir jangkung itu masuk ke Rolls-Royce lalu membawanya pergi meninggalkan pekarangan. Kini Bob menoleh ke arah Pete. "Ngomong-ngomong, mana Jupe?"
"Di kantor kita, sedang mengatur rencana," jawab Pete. "Tapi dia tidak mau bilang, rencana untuk apa." "Yuk, kita lihat saja ke sana."
Kedua remaja itu masuk ke kantor Trio Detektif lewat Lorong Dua. Sesampai di sana mereka melihat Jupiter sedang sibuk bekerja di meja tulis. Berbagai brosur dengan warna-warna semarak berserakan di sekelilingnya. "Worthington sudah datang tadi, Jupe," kata Bob. "Bagaimana, siap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI KEMELUT KEMBAR
Bilim KurguJupe juga bingung, ada seorang anak seumuran dengannya yang begitu mirip dan persis seperti dia. Bahkan para penculik kesulitan membedakan mereka. Siapa anak itu? Apa dia kembaran jupiter? text by Willian Arden alihbahasa by Agus Setiadi, Gramedia...