"AKHIRNYA kita berhasil juga, Walt!" kata penculik yang jangkung. "Ya, kelihatannya memang begitu, Fred!"
"Kurasa kita perlu berterima kasih pada ketiga remaja cerdik ini," kata Fred. "Sekali ini mereka menolong kita, sehingga kita tidak perlu repot- repot lagi."
"Kita memang berterima kasih pada mereka, Fred." Walt mengatakannya sambil tertawa jelek.
Kedua orang Nanda itu asyik sendiri dengan kelakar mereka, dan kelihatannya tidak merasa perlu terburu-buru. Mudah-mudahan saja MacKenzie dan Ndula segera datang, kata anak-anak dalam hati. "Kalian takkan bisa meloloskan diri!" tukas Bob.
"Dan takkan mungkin kalian bisa memaksa Sir Roger untuk menuruti kemauan kalian!" sambung Pete dengan sengit.
"Tapi kami pasti akan bisa meloloskan diri," kata Walt dengan gaya pasti. "Dan tentang Sir Roger, kita lihat saja nanti!"
Penculik bertubuh gempal itu tersenyum, lalu memandang-mula-mula ke arah Ian, lalu menatap Jupiter. Temannya juga menatap kedua remaja itu silih berganti. Bob dan Pete tiba-tiba melihat mata Jupiter berkilat- kilat.
"Kau memang pintar, Jones," kata Walt, "tidak mengatakan siapa kau sebenarnya! Untung saja kami menyelinap kembali ke kota ini, setelah meninggalkan helikopter. Kami langsung menyadari kekeliruan kami, begitu membaca berita itu di surat kabar. Menurut perkiraan kami, Ian Carew pasti masih ada di sekitar sini. Jadi sementara polisi dan lain- lainnya sibuk mencari-cari kami ke mana-mana, kami sendiri mengamat- amati tempat ini."
"Kami melihat MacKenzie dan Si Biadab Ndula itu," kata Fred menyambung sambil nyengir. "Ketika kalian bertiga menggabungkan diri dengan mereka, kami lantas tahu bahwa pada suatu saat kami pasti akan menjumpai tempat Ian bersembunyi, lewat kalian. Bagi kami gampang saja untuk menyelinap di antara orang-orang yang datang berbelanja di pangkalan ini. Kalian begitu sibuk dengan usaha menemukan Ian, sehingga tidak sempat mengenali kami."
"Kami melihat kalian!" kata Pete dengan sengit.
"Di seberang jalan? Ya, ketika itu nyaris saja kami tertangkap tangan," kata Walt. "Tapi kami sempat cepat-cepat menghindar! Kemudian kami melihat kalian di dalam bengkel ini. Kami lantas menaruh mikrofon itu pada saat kalian sedang pergi."
Kedua penculik itu berdiri membelakangi suatu tumpukan barang bekas yang letaknya dekat sekali dengan mereka. Bob melirik Jupiter sekilas. Barang-barang bekas itu memang sengaja ditumpukkan di situ sebagai jebakan yang bisa dirobohkan dengan gampang sehingga menimpa orang yang berdiri di depannya. Jupiter menggeleng dengan gerakan yang nyaris tidak kelihatan. Memang, risikonya terlalu besar, karena lawan memegang pistol. Tapi mata Jupiter masih nampak berkilat-kilat.
Apakah yang hendak dilakukan olehnya?
"Setiap polisi di California sudah disiagakan!" tukas Pete, untuk mengulur waktu.
"Dan mereka pasti akan berhasil meringkus kalian," kata Bob menambahkan.
"Tapi kami kan punya sandera," kata Walt dengan santai. "Takkan ada yang berani menyentuh kami," ejek Fred. "Nah, Ian, kita harus pergi sekarang," kata Walt.
"Kami tidak ingin ada yang mengalami cedera," kata Fred mengingatkan. Ian maju selangkah.
"Baiklah, aku ikut dengan kalian."
Tahu-tahu Jupiter juga melangkah maju, dan berdiri di sisi Ian. "Baiklah, aku ikut dengan kalian," katanya. "Jangan membahayakan dirimu, Jupiter," kata Ian.
"Jangan membahayakan dirimu, Jupiter," kata Jupiter menirukan, lalu menyambung, "mereka ini tidak bisa ditipu, Jupiter. Mereka tahu bahwa aku ini Ian."
Jupiter berbicara dengan logat Inggris yang agak aneh, persis seperti Ian!
(mantan aktor cilik ini mah hebat)

KAMU SEDANG MEMBACA
(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI KEMELUT KEMBAR
Fiksi IlmiahJupe juga bingung, ada seorang anak seumuran dengannya yang begitu mirip dan persis seperti dia. Bahkan para penculik kesulitan membedakan mereka. Siapa anak itu? Apa dia kembaran jupiter? text by Willian Arden alihbahasa by Agus Setiadi, Gramedia...