"Assalamuaikum
Hay hay hello radio cinta fm kembali hadir di jam istirahat , jadi kali ini tuh aku mau sedikit cerita tentang percintaan,
Jadi kisahnya seorang lelaki yang memperjuangkan cintanya bersama sang kekasih, disaat orang tua sang wanita tau hubungan mereka, respon pertamanya adalah sebuah pertentangan entahlah di tentang karena apa. "
Mataku sesaat menatap layar hp yang sudah kunyalakan dan terdapat berbagai nontifikasi dari aplikasi berwarna hijau, yang sering di sebut WhatsApp di singkat WA.
Langsung saja ku pencet dan membaca satu persatu chat yang sudah masuk salah satu dari nomer yang tak ku kenal chatnya bertuliskan CHARLES .
Dengan huruf kapital semua, pasti tebakan dia adalah cerita berjudul charles, pasti dia menebak cerita berjudul tersebut.
"Oke sampai disini dulu cerita romansanya, silahkan para pendengan setia menebak- nebak judulnya, pengumumannya minggu depan ya, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucpku setelah menutup siaran pada hari sabtu kali ini, dengan suasana hati yang berbeda.
"Eh paman, aku pamit pulang, esok tak bantu lagi," pamit ku sembari menyalami pamanku yang sudah berumur 45 tahun, kalian pasti pikir sudah ya memang, tetapi kalau kalian lihat wajahnya kaya lelaki berumur 41 tahun 🤣👍.
"Iya sal, paman ikut senang kalau kamu dateng ke sini, pendengar jadi ramai," ucp pamanku yang bernama Aris al ayyubi.
"Hehe.., salsa kesini kalau ada waktu senggang aja paman, salsa pamit pulang ya, assalamualaikum," ucpku. Sembari melangkah menuju pintu dan akan langsung pulang, ya walaupun selalu sendirian.
* * *
Sekarang ku sampai di depan rumah berpagar hitam, itulah rumah yang ku tempati beberapa tahun belakangan ini, setelah kedua orang tua meninggal dunia 5 tahun yang lalu. Ya akulah si anak yatim piatu yang sering di bully sewaktu sekolah SMA dulu, sekarang kehidupanku sudah berubah, mulai dari ikut kerja menjadi penyair radio, waiters, bahkan sampai menjadi buruh cicu baju tetangga pun sudah kulakukan, dan harus ku nikmati dengan senang hati.
"Fyuhh.. alhamdulillah, selesai juga," gumamku merebahkan tubuh lelahku di sofa tua milik nenekku dulu.
Tok.. tok...
"Assalamualaikumm.. sal salsa bukain pintunya, gue di usir mama gue," teriak alma tanpa tau malu.
"Hish.. iyyaahh!" Jwbku dengan jengah, biasalah sahabatku yang satu ini memang begitu pasti masalahnya tetap sama.
"Silahkan masuk tamu tak di undang," ucpku setelah membukakan pintu untuk alma.
"Lo tau gak, gue sebel lama2 liat kelakuan mama, selalu aja gak suka sama ferdi, padahal dia tuh baik, gak suka berantem, pengertian, sayang sama gue, sopan santun sama orang tua, terus apa coba yang kurang," cerocesnya tanpa henti setelah melenggang masuk dan duduk di sofa berwarna abu tua.
"Yang kurang itu dia gk bisa masak, puas al, orang mau tidur lo ganggu," ucpku melenggang pergi mengambil setoples kue kastengel pemberian dari teman smpnya.
"Masa ? Eh iya juga sih, kan gue gk pernah liat dia masak,"
"Serah lo al, gue mau makan aja,"
"Gue nginep sini sampe besok ya,"
"Iye alma, serah lo, sekarang udah sore gue tinggal sholat ashar dulu, lo kalau mau masak silahkan, di dapur ada mie instan,"
"Oke sal"
"Eh iya kemarin gue liat paman lo makan di warung deket pasar, gk lo kirimin makan ya?," ucp Alma.
"Ya mana gue tau, gue kirimin kok sate kambing," jwbku.
"Eh dah jam 5 aja, gue tinggal ke butik bude ya, ada sif malem, kuncinya gue ada kok, samlekom," ucpnya diakhiri dengan teriakannya salam tak benar ya wajar saja dia kan kristen.
"Iya tia ati, awas ke pentok pager" jwb ku dengan teriak,
Dia memang begitu suka nginap di rumahku, biasanya barengan sama gea, dan kebetulan dia ada tugas kkn di magetan jadilah gk bisa kumpul bareng, di antara kita bertiga cuma aku saja yang gak kuliah, alma udah sampe semester 7, gea semster akhir, dan aku ya beginilah kerja tak tentu waktu kadang malam, kadang siang bahkan pernah tak tidur pun sudah ku lalui bagai orang banting tulang menghidupi krluarga, padahal keluarga saja cuma satu itu pun hanya pamanku sedangkan bibi di rumah sakit bersama anaknya.
"Eh kenapa malah ngelamun, dodol gue, mending nyuci, nyetrika ngrpel, bersih - bersih rak dapur udah kotor semua, oke semangat tangan," gumam salsa menuju cucian baju yang sudah menumpuk.
🛍 🛍 🛍
Butik Arta mefia
Nama itulah yang tersematkan di atas ruko berwarna putih dan abu - abu, berkonsep klasik modren, tentunya berisi berbagai baju korea, tren masa kini bahkan sampai aksesoris baju pun ada disana, butik tersebut termasuk butik paling laris dikala akan hari raya maupun hari minggu apalagi kalau hari raya natal banyak sekali yang akan pesan baju, kado bahkan dibungkuskan pun butik tersebut masih sanggup.
"Hello bude," sapa Alma setelah memasuki butik tersebut.
"Hay cantik, sana bungkusin kado buat dikirim besok, oh iya jangan lupa di tulis juga ucapannya ya yang rapi,"
"Siap bude, esok masuk siang ya aku, soalnya pagi mau ujian susulan, malem mau jalan," ucp Alma
"Jalan terus ya kamu, sama pacarmu itu bagus, tapi pulangnya bawa martabak ya buat ibu mu," ucp sang bude dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Hehe.. mama kalau di sogok martabak mana mau bude,"
"Sore tante, mau ambil kadonya dong," sapa Ferdi.
"Sore ganteng, nih udah siap kok, emang buat siapa?," jwb bude biasa dengan gaya royalnya yang kadang buat orang betah banget curhat.
"Fer kado buat ibu ya?, esok aku dateng ke rumah ya," timpalku, yang masih melanjutkan membungkus kado.
"Iya, jam berapa?"
"Pagi jam 10, habis kamu ujian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta
General Fiction"Oke.. cantik," "Sal ati- ati lo nanti bisa suka beneran mampus loh," celetuk Heri. "Gk akan lah, kan dia itu kaya abangku sendiri masa suka sih," jwbku, sembari menatap sekilas wajah Mas Roni yang mulai tak bersahabat, ya tebakanku tak akan melesa...