Ke-6

136 82 78
                                    


Alangkah baiknya bila di vote dulu.

___
Suasana pagi di area parkir tersebut begitu mencekam. Bahkan murid yang baru datang memasuki area parkir merasakan hawa permusuhan. Ah tidak! Mungkin sebentar lagi akan terjadi peperangan.

Lebay.

Inggrid berdiri dengan menyilangkan tangan, matanya memfokuskan pada Tessa yang terlihat santai berdiri di sebelah Lucas. Tidak ada rasa takut. Lucas mengerutkan dahi, Sejak tadi Inggrid tidak mengeluarkan kata-kata.

" Tan, mantan ngape lo ngeliatin aja. Mau ngomong nggak? "

Letta dan Rere menyenggol lengan Inggrid, lalu membisikan sesuatu.
" Lo inget kan rencana kita Grid. Udah latihan kan lo kemaren, bayangin yang sedih biar cepet keluar air matanya."

Letta mengangguk." Nah iya, lo bayangin siapa kek yang meninggal."bisiknya

Tessa menyenggol lengan Lucas, dagunya menunjuk ke arah Inggrid dkk. Lukas hanya menaikan bahu sebagai jawaban.

Inggrid maju kehadapan Lucas, awalnya mukanya santai. Lama kelamaan berubah muram, matanya sudah mengeluarkan air mata. Start Acting.

Cewek itu memegang tangan Lukas.
" Kamu nggak serius kan putusin aku Cas?" tanyanya dengan suara yang tersendu-sendu.

Tessa hanya mengerjapkan mata. Melihat perubahan Inggrid. Cih dasar ratu drama pikirnya.

Lucas melongo, lalu melepaskan tangan Inggrid. " paan si Grid, jadi takut gue,"katanya sambil mundur satu langkah.

Air mata Inggrid semakin deras. Tangannya menutup mulutnya, persis adegan sinetron istri yang tersakiti.

" alasan kamu putusin aku apa sih Cas! Emang aku ada salah apa? Coba jelasin. Aku tuh sayang dan cinta banget sama kamu. "

Tessa hampir saja ingin muntah mendengar perkaatan Inggrid yang sangat menggelikan. Sedangkan, Letta dan Rere sudah mengusap ujung matanya. Menghayati adegan tersebut.

" Gue sama lo aja jadian nggak ada alasan, lah kenapa putus butuh alasan? Dah lah nggak usah kek gini, nangis bombay gitu nggak bikin gue luluh," kata Lucas dengan suara datar, tangannya merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Lalu menatap pantulan wajah nya di layar ponsel itu.

Ah gila keren bat gue batinnya.

Tessa langsung mencubit lengan Lucas. Bisa-bisanya lagi gini dia malah ngaca! Lucas meringis pelan.

Melihat itu Inggrid mengepalkan tangan. Ditatapnya tajam Tessa,
" Cas! Jangan bilang kamu putusin aku krena cewek ini!" kini ia menatap Lucas meminta penjelasan.

Bibir Tessa sedikit terbuka. Apa-apaan ini! Kenapa namanya selalu di bawa-bawa. " Kok gue sih? Lo berdua yang putus kenapa gue yang kena!" ujarnya.

" Heh! Lo tuh bego atau bodoh? Gue putus ya emang karena lo anjing!"

Ok sip. Inggrid sudah mengeluarkan sumpah serampahnya. Murid lain yang baru datang ataupun sudah dari tadi. Mengambil posisi masing-masing untuk menonton pertunjukan ini.

" pantes Lucas mutusin lo. Kelakuan lo jelek sih," kata Tessa sambil tersenyum mengejek.

" wah look at this girl, lo belaga nggak salah ya? Oh ia gue lupa. Lo hanya jalang yang nggak tahu diri. Lo sadar nggak sih? Cewek yang di pacarin Lucas tuh nggak bertahan lama, itu semua gara-gara lo! Lo selalu nempel ke Lucas!"

Keadaan hening terjadi.

Tessa terdiam. Tidak bisa berkata-kata. Ia menunduk merenungi, apakah betul yang dikatakan Inggrid? Jadi selama ini ia hanya pengacau hubungan Lucas.

Lucas yang mendengar perkataan Inggrid yang sudah keterlaluan pun mengangkat bicara. " Grid lo nggak sepantesnya bilang gitu ke Tessa! Gue mutusin lo krena emang gue nggak suka sama lo..." Lucas berhenti sebentar, lalu menarik nafas panjang.

" Dan juga gue mutusin mantan-mantan gue itu ada alasan lain! Bukan krena Tessa. Oh ya, kalo perlu gue ingetin lo sendiri yang nyerah in diri ke gue, ngemis-ngemis minta jadiin pacar ke gue bukannya itu juga sama kaya jalang? Jadi stop ngatain Tessa!"

Inggrid menatap Lucas tak percaya. Air matanya meluruh, bukan akting seperti tadi." Lo pun keterlaluan Cas, lo nerima ato nembak cewek cuman buat main-main. Kalo lo suka si TESSA ya jangan buat hubungan sama orang lain," Kata Inggrid, setelah itu ia pergi meninggalkan area parkir yang di ikuti kedua temannya.

Lucas terdiam.

Tessa mendongakkan kepala, menatap Lucas." Cas, tolong jauhin gue."

" Sa, plis jan gitu."

Tessa mengabaika  Lucas, ia melangkahkan kaki meninggalkan parkiran dengan tangan yang mengepal. Lucas melihat punggung Tessa yang sudah jauh, ia menghembuskan nafas berat.

" Wah apakah saya melewatakan sesuatu,"

Lucas menoleh. melihat Anako, Eriko, Joni dan Bella yang berjalan ke arahnya.

" Ngape lo kusut bener mukanya." tanya Eriko.

Bella melihat sekeliling parkir yang sedikit rame. " Ada apaan sih kok pada ngumpul?"

" hooh. Ini gue berasa keluar dari goa. Jadi nggak tau apa apa,"

Lucas berdecak, suasana hatinya tambah buruk. " Cucurut bacot lo pada bisa nantian nggak?"

" Dih sewot lo!"

" Lo bareng Tessa kan? Bocahnya mana? " tanya Bella.

Lucas hanya diam, menghela nafas berat. Joni yang melihat itu menyenggol lengannya." Lo ngape diem aja? Nahan boker?"

Lucas lagi lagi diam." Wah pantes gue nyium bau bau kentut. Rupanya lo Cas?" tuduh Anako.

Eriko menendang bokok Anako.
" Nggak usah nuduh lo goblok, gue nyium baunya ada di lo!"

Bella langsung menutup hidungnya.
" Wah iya anjir baru kerasa baunya!"

" kentut nggak ada suara baunya naujubilah. "

Joni berdecak," Lo pada nggak bisa liat sikon anjir, ada aja kelakuannya!"

Anako hanya menyengir tak bersalah.
" sorry sorry, kelepasan njir. Mana nggak kerasa lagi. "

" Jorok anjing! "

" Lo pada kalo mau bising jan depan gue deh, sumpah gue lagi mood bunuh orang nih! "

Jari telunjuk Bella terarah kan ke Lucas." Lo! Jangan bilang abis ribut sama Tessa."

Lucas menghela nafas panjang, lalu menangguk. Kemudian menggeleng.

" Iya ato enggak anjir, plin plan" ujar Eriko.

" di bilang Iya juga nggak, di bilang enggak tapi juga Iya."

Keempat orang itu saling melirik, tidak mengerti apa yang di maksud Lucas.
" Hah? Gimana-gimana? Nggak paham gue."

" Pokoknya gitu dah, susah di jelasin."

" Terus sekarang Tessa kemana?" tanya Bella.

" ya kekelas lah, masa pulang ke rumah." jawab Lucas.

Bella memicingkan mata, " Yaudah gue ke kelas duluan mau liat Tessa." Katanya, sebelum melangkahkan kaki Bella menyempatkan diri menginjak kaki Lucas dengan kencang.

" Awas aja temen gue kenapa-napa! "

Anako, Eriko dan Joni meringis saat melihat kaki Lucas yang di injak. Apalagi mendengar cowok itu mengaduh kesakitan.

" sakit nggak Cas? " tanya Anako

***
tbc

Cassanova in LvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang