‗ ❍ [page 008] ¡! ❞

2.1K 388 158
                                    

"anak anak cepat pulang ya. sekarang sudah jam enam gerbang sekolah akan ditutup."

seorang satpam sekolah mengetuk pintu kelas. syukurlah dengan itu mereka terpecah fokus dari seungmin dan hyunjin. 

teman2 yang tadinya terdiam sekarang bergegas merapikan kelas. seungmin juga memutuskan untuk membawa kardus berisi properti itu ke aula sendirian.

hyunjin mendengus kesal lalu beranjak meraih tas bersiap pulang.

sepanjang koridor sekolah hyunjin terus memikirkan kalimat seungmin. dia memang tidak menyukai pemuda yang sangat dekat dengan felix itu. tetapi kata kata dia sepenuhnya benar.

hyunjin tahu ia salah. tetapi ia tak mampu untuk minta maaf apalagi baikan dengan felix. ia belum siap menumbuhkan perasaan itu. 

ya, perasaan berbunga dimana jantungmu berdebar kencang di dekat seseorang.

hyunjin tahu dengan jelas ia sudah jatuh dengan lelaki yang ia musuhi sejak kelas satu SMA. jauh sejak ia tak lagi menikmati pacaran. juga perasaan tak suka saat orang lain apalagi lelaki berada di dekat felix.

tapi bisa apa hyunjin. menyukai orang yang sudah disukai banyak orang.

hyunjin hanya bisa menelan ludah ketika melihat lelaki yang paling tidak ingin ditemuinya hari itu bersama jeongin. berdiri tepat di samping ia memarkirkan motornya.

"hei pecundang" jeongin tersenyum lebar menyapa hyunjin yang muncul di samping mereka.

felix melirik lalu memalingkan muka kembali. sedikit penasaran namun mengetahui itu hyunjin felix jadi tak terlalu semangat. ia diam saja membiarkan jeongin memakaikan helm untuknya.

"dulu gue pernah ngalahin hyunjin di lomba gitar akustik. kasian banget padahal waktu itu hyunjin udah punya nama dan ikut band MAHES." jeongin berbaik hati menjelaskan walau niat sebenarnya adalah untuk menunjukkan sarkas ke hyunjin.

hyunjin merapatkan genggaman ke stang motornya, "lu suka ya pamer ke pacar sendiri?" kata hyunjin tak kalah sarkas. jeongin terdiam sebentar lalu melirik felix dan segera mengerti apa yang ia maksud.

"jeongin bukan—"

"IYA. lu cemburu?" jeongin segera membungkam felix. dia masih ingin bermain main dengan omong kosong hyunjin.

hyunjin diam tak menjawab dan menatap felix, "lix. aku mau ngomong sesuatu."

"ck. ngomong aja cepetan." kata felix judes.

"lu gak pergi dulu, adek kelas?" kata hyunjin meminta privasi meminta jeongin untuk pergi sehalus yang ia bisa.

"no. kamu gak bisa ngusir abang gojek ku seenak jidat." felix menggenggam tangan jeongin. jaga jaga jika terjadi apapun yang tidak diinginkan.

jeongin tersenyum lebar, "you heard the princess~"

hyunjin tak bisa membantah. ia merendahkan suara berusaha tak terdengar dominan, "lix, dengerin gue..."

"aku dengerin" felix mengangguk.

"liat gue lix" kalau saja tak sedang bermusuhan, hyunjin ingin langsung saja meraih tengkuk anak itu agar melihat ke arahnya.

"aku denger orang pake telinga ya. bukan pake mata."

"aish... terserah lu aja dah. gue cuman mau... minta maaf." hyunjin menggigit bibirnya.

"maaf karena udah nyium lu seenaknya. itu brengsek. gue minta maaf."

"really? after four years? kemana aja kamu selama ini?"

"anggap aja gue playboy. gue berusaha keras dengan gonta ganti pacar buat lupain elu tapi nggak bisa."

"aku tau. nggak usah diperjelas. makasih, aku pulang sekarang." felix naik ke boncengan motor bersiap pulang. kalimatnya datar sekali seolah tak tertarik dengan percakapan hyunjin.

"lu maafin gue?"

"nggak tau. aku tanya mochi dulu ya."

"siapa?"

"kucing."

"HAH?!"

"udah yaa aku pulang dulu bai baiii" felix menepuk nepuk paha jeongin menyuruhnya segera menyalakan motor dan pergi dari tempat itu. jeongin tertawa saja dan menuruti permintaan felix.

"kak, lu utang cerita sama gue!!" jeongin terbahak menerima cubitan kesal dari felix di belakangnya.

"aku cerita kalo kamu udah bilang ke hyunjin kamu bukan pacarku. apa apaan yang tadi itu?!" felix mencubit jeongin lebih kuat sampai motornya oleng. untung saja jeongin mengendalikannya dengan baik.

"gue suka liat wajah dongo nya hyunjin, kak!"

"usil banget sih jadi orang" felix menggeleng gelengkan kepala. ia juga tak bisa percaya hyunjin mengira jeongin adalah pacarnya padahal sesungguhnya hubungan mereka hanya sebatas pelanggan dan abang gojek.

yah, rumah mereka bersebelahan jadi jeongin lah yang mengantar jemput felix. sebagai gantinya ia bisa numpang makan di rumah felix selama orang tuanya gak di rumah.

felix menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya di atas motor. ia menyandarkan diri di punggung jeongin melamunkan permintaan maaf hyunjin.

nggak. aku nggak bisa maafin hyunjin.

© PARFAIT, 190621

seunglix siapa gue cuma tau jeonglix :D

❪ 恋 ❫ PARFAIT • hyunlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang