4

9 2 0
                                    

Jauh dari orangtua adalah pilihan yang amat berat untuk dipilih,namun jika untuk kepentingan, terlebih untuk mengenyam pendidikan yang tinggi kenapa tidak?

Sekarang di kota ini hanya Kharin sendiri, ada kerabat di Jogja namun jarak dari kampus ke rumah kerabatnya ada sekitar 2 jam waktu tempuh.

"Oke disini gua harus mandiri,ga boleh apa apa bunda,apa apa ayah ,apa apa Abang,!!"

Huft

"Semangatt buat gua!! "

Ia membereskan kamar kosan yang akan ditempati hingga beberapa tahun kedepan.

1 jam

Setelah membereskan semua yang kiranya penting terlebih dahulu , Kharin membersihkan diri,dan makan makanan yang bundanya bawakan dari rumah.

Kharin mengecek pukul berapa sekarang, tepat pukul 5 sore .
"Gua keliling bentar kali ya muter doang ga kesasar" Dengan percaya dirinya ia berkeliling daerah sekitar kosan tempat tinggalnya.

Ia berhenti di salah satu cafe yang menurut Kharin pas dan sangat tipenya,dari modelnya nuansa natural yang sangat Ia sukai.

"Agaknya gua bakal sering nugas disini" Ucapnya dengan mendorong pintu cafe tersebut.

"Anjir nape rame amat , reunian kah ini padaan" Celetuk Kharin yang di dengar oleh salah satu pelayan cafe.

"Iya kak,ada yang bisa di bantu?" Sapa pelayan dengan name tag Rere Amalia , tentunya dengan ramah

"Apa di atas juga rame kak?" Tanya Kharin balik tanpa menjawab pertanyaan pelayan cafe itu .

"Oh engga kak, di atas buat pengunjung lain,iya benar di lantai bawah ada reuni SMPIT BS" Jawab salah satu pelayan cafe.

"Ooo gitu makasih , oh iya mau ice americanonya satu ya, hehe" Seraya tersenyum kaku.

"Baik kak ditunggu ya"

pelayan itu pergi menuju mesin kopi untuk membuatkan pesanan kharin.

Kharin berjalan menuju tangga dengan bergumam ," Bs bs bs ga asing "

Hampir menaiki anak tangga ke 2 ia mendengar salah satu dari mereka ribut,

"Gila lu jad,ga ngotak genti darenya ,ga ga ,Shabrina udh ada pawang,ajak pergi sehari?,jemput aja deh"

buk

"Anjir sakit,Astagfirullah" Mengelus elus lututnya yang tersandung tangga dan tangan satunya memukul mukul mulutnya pelan karena sudah kelepasan mengumpat.Ia berjalan pelan pelan menaiki tangga samar samar masih terdengar suara mereka.

"Gitu doang ngeluh van,jadi laki dong ,lakuin senen besok" Balas Laki laki yang di panggil Jad itu.

"oke deal jemput doang " Final perdebatan di antara mereka

"Bentar-,

"LAH ANJIR bs bs bait-,baitussalam?" Tanya Kharin pada diri sendiri

"Berarti yang tadi?-

"ANJIR ,apa apan ini,Ga ga mungkin,ih masak sih pening gua,berarti tadi itu irvan trus ijad?,masak sih " Gerutunya ,sambil memilih tempat duduk di dekat pagar pembatas.

Tak berselang lama , pesanan yang ia pesan datang.

"Ini kak,selamat menikmati"

"iya" Dibalas dengan senyuman.


huft

"Bakal bertahun tahun gua di sini,apa bakal berat?" Sesekali ia menyesap minuman yang ia pesan.

Kini langit sudah memperlihatkan elok jingganya , dan matahari akan tenggelam digantikan oleh sinar rembulan.

"Dah,setengah jam gua disini,masuk angin ga lucu,balik lah inget pasti jalannya harus" Ocehnya si sepanjang ia menuruni anak tangga.

Terlihat masih lumayan ramai di bawah,namun sisa hanya beberapa orang saja sekitar delapan laki laki ,dan satu paruh baya.

. . .

"Iya tante besok lagi irvan nginepnya,sekarang mau pulang soalnya udah bilang ummi tadi"

"Beneran tapi loh , masak kerumah tante cuma pas lebaran aja" Sahut paruh baya berhijab duduk di antara mereka.

"Iya , irvan pamit ya te " Mencium tangan paruh baya yang ia sebut tante .

"Ati ati,kalo udh adzan berhenti di jalan ,belajar yang rajin udah mau utbk,katanya mau sekolah di UGM " Pesan paruh baya itu kepadanya.

"Iya tante ,irvan pamit assalamualaikum"

"waalaikumussalam"

Disisi lain Kharin masih di depan cafe di trotoar pinggiran jalan berdiri tegap dengan kebingungannya.

"Bagus banget gua lupa gang depannya apaan" Bingung Kharin

"itu kali ya yang paling ujung,dahlah iya aja"

Ia hendak menyebrang jalan , namun yah ceroboh sudah mendarah daging di dirinya,

tinn

"Astagfirullah" Kembali ia naik ke trotoar pinggir jalan.

Hampir saja sebuah motor menyerempetnya,tentu tanpa berhenti motor itu tetap lanjut karena keadaan sekitar jalanan itu sedang ramai tidak memungkinkan untuk berhenti.

Setelah giliran pejalan kaki ia menyebrang dan memasuki gang yang ia pilih,dengan berutungnya itu benar gang kos kosan yang ia tempati.

padahal kmrn ada yang bilang mau kasih sesuatu hm..,sesuatunya itu perpisahan?

. . .

Now everything is really just a memory,huft kenangan yang ku miliki semua baik tentangmu,dan maaf jika semua kenangan tentangku buruk di matamu...

see u orang baik






14.20

Min,11.07.21 Lampung










R̶u̶a̶n̶g̶ ̶h̶a̶m̶p̶a̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang