Rere mengucek kedua matanya ia memegangi kepalanya yang terasa pusing ia mengambil hp jadul milik nya ia mengecek jam dan sekarang pukul 05.00 wib.
Rere memijat kepalanya yang pusing ia merasa badannya kurang enak. mungkin ia masuk angin.
Kruyuk....kruyuk....
Rere memegangi perutnya yang berbunyi ia sangatlah lapar dari kemarin ia belum makan.
Rere mengetuk pintu rumah nya namun tak ada yang membukanya.
"Ibu Kak Zifa buka pintunya!" teriak Rere namun tak di balas apa-apa.
Rere ingat hari ini adalah hari Sabtu. Pada hari Sabtu sekolah nya libur dan Rere tahu pasti ibu dan kakaknya akan bangun siang.
Rere berjalan ke belakang rumahnya dan dibelakang rumahnya ada jemuran pakaian baju dia yang belum ia angkat ke dalam.
Rere mengambil celana lejing hitam selutut nya dan kaos oblong warna biru.
Ia berganti pakaian disana dengan ditutupi jemuran itu, ia mengganti sepatu nya yang udah nggak layak pakai dengan sendal jepit yang udah grepes Bahkan sendal itu sudah putus namun ia sambungkan lagi dengan menjahitnya.Rere menaruh tas sekolah di samping jemuran itu lalu ia berjalan ke warung bu Murni.
Ibu Murni ia adalah pemilik warung yang tak jauh dari rumah Rere dan Rere kerja di bu Murni untuk jualan kue buatan bu Murni ke pasar.
"Assalamu'alaikum bu" ucap Rere di depan warung bu Murni.
"Waalaikum salam" sahut Bu murni keluar dari warungnya dengan membawa setoples besar kue buatannya.
"Ini Re kuenya" ucap bu murni memberikan toples itu ke Rere.
Rere menerimanya "aku jualan dulu bu, assalamu'alaikum" ucap Rere mencium tangan bu Murni.
"Waalaikum salam, hati-hati nak" kata Bu Murni.
Bu Murni memandang kepergian Rere dengan rasa kagumnya "kamu anak yang baik, kelak kamu akan mendapatkan hadiah dari kebaikan kamu, insyaallah nak" ujar bu Murni.
Kebetulan jarak dari warung bu murni atau rumahnya ke pasar lumayan dekat bisa di tempuh dengan jalan kaki hanya 20 menit.
Rere menaruh toples itu dibawah di samping penjual buah ia menawarkan dagangannya.
"Kue-kue!"
"Kuenya bapak ibu!"
"Dua ribuan saja!" Kata Rere sembari teriak mempromosikan dagangannya.
"Kuenya nak sepuluh ribu aja" kata ibu-ibu menghampiri dagangan Rere.
"Oke bu, sebentar" ucap Rere lalu ia mengambil plastik untuk mewadai kue itu.
"Ini bu terimah kasih" ucap Rere menerima uang dari ibu itu.
"Sama-sama" balas ibu itu.
Waktu berlalu dan banyak yang membeli kue dagangan Rere sampai kuenya habis.
Rere menghitung uang hasil dagangannya.
Sekitar 300 ribu yang Rere dapat kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life Rere
General FictionDiriku hanyalah manusia biasa yang mempunyai lelah. Aku lelah aku capek, aku selalu berjuang untuk diriku sendiri agar mereka menganggap aku ada. cacian hinaan bahkan kekerasan fisik sering kali aku rasakan. Aku paksakan pundak ini agar selalu kokoh...