Episode 05 - Leo boy(s) Birthday

65 2 0
                                    

Seoul, Aug 3rd 2021

Musim panas adalah musim yang paling Mina sukai di Korea.

Saat ini.

Sebelum menetap di Seoul dan hanya sesekali berkunjung sebagai wisatawan, setiap ada pertanyaan apa musim favoritnya di Korea, pasti dengan mantap Mina akan menjawab musim semi. Sayangnya jiwa tropikalnya sedikit kesulitan menyesuaikan diri dengan cuaca super dingin di Korea walaupun sudah lebih dari 8 bulan tinggal di negeri ini. Membuat Mina ingin secepatnya merasakan sinar matahari sepenuhnya di musim panas. Dia butuh menyerap energi matahari sebanyak mungkin serta sedikit memberi warna pada kulitnya yang menurutnya terlalu pucat. Kini dia seperti kakak perempuan Chenle apabila berdiri berdampingan dengan pemuda itu, mengingat warna kulitnya sama putih dan pucatnya dengan Chenle.

Memasuki bulan Agustus, kehidupan Mina mulai berjalan senormal yang bisa dia harapkan. Keberadaan Yuna di Seoul cukup mengurangi sedikit kesepiannya. Walaupun sahabatnya itu luar biasa sibuk dengan kuliah dan kerja part time-nya, tetapi paling tidak Mina memiliki seseorang yang bisa dia ajak untuk berbicara dengan Bahasa 'lo gue".

Keberadaan ibunya di Seoul beberapa hari terakhi ini juga membuatnya semakin merasa nyaman di kota ini. Apa yang ada di kepala Mina saat ini, walaupun kehidupan asmaranya dengan Jaemin tidak berkembang signifikan, tetapi paling tidak dia harus mendapatkan tujuan hidup baru di kota ini. Mungkin memang awalnya dia datang ke kota ini karena emosi sesaat, namun bukan berarti dia harus menyesali keputusannya. Dia hanya perlu menentukan titik lain yang perlu dia perjuangkan di kota ini.

Dia membutuhkan hal itu karena beberapa bulan berada di satu kota yang sama dengan kekasihnya, nyatanya tidak terlalu bermakna. Mereka berdua tetap jarang bertatap muka. Hubungan mereka tetap lebih menggandalkan ponsel. Hanya hubungan Mina dengan keluarga Jaemin yang membaik . Mina seolah sudah menjadi kontak cepat nomor 1 di ponsel ibu maupun nenek Jaemin. Kedua sosok wanita dalam hidup Jaemin ini amat sangat sering menghubungi Mina. Mulai dari sekedar menanyakan kabar, mengajak makan, hingga menanyakan barang apa yang dia butuhkan untuk tinggal di Korea.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, Mina mulai merasakan kehambaran sebuah hubungan. Usianya sudah menginjak 23 tahun, memaksanya mulai sedikit demi sedikit melepaskan emosinya. Dia tidak bisa hanya menggantungkan garis finish takdir di Kota ini pada kesebuah kata  serapuh istana pasir bernama Cinta.

Apabila pada akhirnya hubungannya dengan Jaemin tidak berhasil, setidaknya Mina harus mempersiapkan tujuan lain di kota ini, di negeri ini. Dia cukup banyak menginvestasikan waktunya di Seoul. Mulai dari belajar Bahasa korea secara intensif, mengambil kuliah bisnis hingga meninggalkan impiannya bekerja di industry farmasi. Mina tidak ingin semua yang sudah dia lakukan menjadi sia-sia ketika dia putus cinta suatu saat nanti.

Tentu saja Mina ingin hubungannya berhasil dengan Jaemin, tetapi percakapannya dengan sosok yang dia anggap sahabat baru di Seoul membuka mata dan logikanya.

"Kamu kok bisa sering meneleponku sih? Bukannya kamu berada di grup yang jauh lebih banyak daripada Jaemin?" tanya Mina ringan ke seseorang di seberang panggilan, sementara tubuhnya beranjak menuju apartemennya. Mina baru saja menyelesaikan sesi kuliahnya hari ini, dan ingin merebahkan tubuh lelahnya ke atas Kasur sempitnya.

Tawa ringan khas menjadi jawaban atas pertanyaan Mina.

"Kalau kekasihmu tidak memghubungimu, jangan protes kepadaku,"

"Aku tidak protes!" celetuk Mina tidak terima.

"Aku hanya bertanya..." lanjut Mina pelan.

Mungkin tujuan pertanyaan Mina secara implisit memang menanyakan keberadaan Jaemin. Dan Mina tahu benar itu tidak benar.

The Another Dream's SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang