Pengakuan Tak Disengaja

58 11 14
                                    

Jam menunjukkan pukul 04.50 pagi. Ara masih tertidur pulas di atas kasurnya, cewek itu sedang berkeliling ria menjelajahi dunia mimpi yang sangat indah. Benar-benar indah!

Tok Tok Tok
Pintu kamar Ara bersuara, sepertinya ada seseorang yang mengetuknya. Ara yang tertidur pulas tidak merespon apapun.

Tok Tok Tok
Pintu itu kembali diketuk, namun sama seperti sebelumnya, tidak ada respon sama sekali dari dalam. Biasanya, Ara akan merespon ketika pintu kamarnya diketuk di jam-jam bangun tidur seperti ini.

"Apa si Bonsai belum bangun ya?" Tanya Leo di luar kamar Ara. Leo langsung memegang kenop pintu kamar kembarannya itu dengan hati penuh keraguan.

"Gue masuk kamar gak ijin gini sabi gak sih?" Leo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah masuk aja lah, kan dia adek gue. Gue satu darah, satu rahim, sperma pun dari bapak yang sama." Ucap Leo meyakinkan dirinya.

Cowok itu pun membuka pintu kamar Ara yang tidak terkunci. Ara memang tidak pernah mengunci kamarnya ketika malam. Bukan karena titah orang tuanya, tapi itu keinginannya sendiri. Katanya, kalau ada keadaan darurat malam-malam, ia tidak perlu repot-repot memutar kunci terlebih dahulu. Keluarga dan para asisten rumah tangga pun tau, tapi jika mereka ingin masuk kamar Ara, pasti selalu mengetuk untuk meminta ijin.

Leo bisa melihat jelas Ara yang tertidur dengan tenang di sana. Bedcover berwarna dusty pink menyelimuti setengah tubuh cewek itu. Dengan langkah perlahan, Leo mulai mendekat ke arah Ara.

"Ra" Panggil Leo.

Hening. Tidak ada jawaban dari Ara, padahal Leo memanggilnya dari jarak dekat. Leo menatap wajah Ara yang tertidur itu, ia bisa melihat jelas Ara yang sepertinya sangat lelah.

"Lo pasti capek gara-gara kemarin," Leo duduk di atas kasur Ara dengan perlahan. Ia sedikit memberi waktu untuk Ara agar bisa lebih lama beristirahat. Lagi pula waktu subuh masih lama.

"Maafin gue. Gara-gara gue, lo masuk BK untuk pertama kalinya. Dan untuk pertama kalinya juga, lo dihukum sama guru BK." Kata Leo menyesal.

"Gara-gara gue juga lo digosipin yang nggak-nggak. Gara-gara gue juga lo dimarahin Papa." Leo mengelus lembut puncak kepala Ara yang masih tertidur itu.

"Gue bener-bener gak bec-"

"Berisik~ Kalo mau bangunin gue, tunggu 10 menit lagi ya~" ucap Ara dengan mata tertutup. Ucapannya itu membuat Leo menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengelus kepala Ara tadi.

Ara membalik tubuhnya, kini posisi cewek itu membelakangi Leo. Leo menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah telah membuat Ara tersiksa kemarin. Bahkan membuat nama baik Ara sedikit tercemar gara-gara dia.

•••°°°•••

"LEO!" Seorang cewek dengan make-up menor bersama dua temannya masuk ke dalam kelas Leo tanpa permisi.

"Mana Leo?" Tanya si cewek kepada salah seorang siswa yang sedang membereskan buku yang berserakan di lemari kelasnya.

"Lo punya attitude gak sih Sel? Bisa kan masuk ke kelas orang tanpa teriak-teriak?" Tanya Ardi si ketua kelas 11 IPS 5.

"Gue nanya ke lo itu karena gue butuh jawaban, bukan pertanyaan!" Jawab Sella.

Ya, gadis itu bernama Gisella atau lebih sering dipanggil Sella. Dia datang bersama kedua temannya Riska dan Vina. Mereka adalah cewek-cewek yang merasa dirinya paling cantik di SMA Aksara. Cewek yang sering jadi incaran kakak kelas karena imagenya yang 'nakal'. Ditambah lagi skandal mereka sangat banyak, padahal ketiganya adalah anak orang berada semua.

Luka (L)Ara [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang